Kegembiraan belakangan ini muncul di sekitar suporter Manchester United. Mereka tampak yakin bahwa klub kesayangannya itu semakin dekat untuk merekrut wonderkid 19 tahun Erling Haaland pada Januari nanti. Penyerang muda ini menjadi striker yang produktif setelah mencetak 25 gol di semua kompetisi musim ini, atau sekitar rata-rata 1,55 gol per 90 menit.

Dengan catatannta tersebut, Haaland berhasil menarik minat dua tim Bundesliga RB Leipzig dan Borussia Dortmund. Namun United, yang telah lama menjadi pengagum remaja itu, sedang berupaya menjadi terdepan untuk merekrutnya pada Januari ini. Sementara itu, sebagian besar suporter United sangat senang dengan prospek Setan Merah untuk mendatangkan striker baru di bursa transfer. Karena seperti yang diketahui, sebelumnya sempat muncul beberapa kekhawatiran setelah mereka melepas Romelu Lukaku di musim panas lalu.

Jika berbicara soal Romelu Lukaku, tampaknya menarik untuk membandingkannya dengan Erling Haaland. Karena baik Haaland ataupun Lukaku, keduanya merupakan pencetak gol yang sama-sama memiliki fisik tinggi, kuat, dan tangguh. Namun, apakah dengan profil yang sama seperti itu adalah sebuah jaminan untuk berhasil di United?

Perbandingan Haaland dan Lukaku

Seperti Lukaku, tinggi Haaland melebihi 6 kaki, dan membuatnya kerap menjadi pemain yang bisa dengan tangguh berduel di atas udara. Selain itu, Haaland juga bertubuh kekar seperti Lukaku, dan sama-sama memiliki penampilan fisik yang jauh lebih besar melebihi usianya. Namun, penting untuk dicatat bahwa ada beberapa aspek menguntungkan utama di mana bentuk Haaland lebih baik dari Lukaku.

Pertama, pemain milik Salzburg tersebut cenderung lebih banyak bergerak daripada si striker Inter Milan. Lukaku sering dikritik dan dicap malas. Namun, tidak dapat disangkal bahwa ia kadang-kadang bisa berjuang guna menemukan ruang kosong, di mana biasanya ia berkorban untuk jatuh demi menerima kepemilikan bola dari rekan satu timnya. Dari aspek ini, Lukaku lebih unggul dari segi kekuatan dan pengorbanannya.

Haaland, terlepas dari tinggi dan berat badannya, ia jauh lebih baik dalam melakukan posisi untuk umpan pendek ke area kosong di sepertiga lapangan akihir dan bertindak sebagai pengeksekusi skema menyerang bagi timnya. Perbedaan antara kedua pemain dalam aspek ini dapat disorot dari jumlah rata-rata operan yang diterima keduanya per pertandingan.

Dikutip dari MEN Sports, musim ini bersama Inter, Lukaku memiliki rata-rata 11,3 umpan yang diterima per 90 menit. Sedangkan Haaland, telah menerima rata-rata 17 operan per 90 menit. Sementara itu penting juga untuk mengukur berbagai standar liga antara Serie A dan Bundesliga Austria. Karena perbandingan ini tidak bisa menjadi faktor tunggal untuk perbedaan antara kedua pemain.

Kedua, selain dari aspek operan, perbandingan antara kedua striker ini bisa dilihat dari keterampilan dribelnya. Dari aspek ini, perbedaannya lumayan tampak signifikan. Haaland terlihat lebih terampil dengan bola di kakinya. Sejauh musim ini, ia memiliki rata-rata 2,3 dribel yang sukses dan 1,9 progressive runs per 90 menit. Keahliannya pada bola dibantu oleh fakta bahwa ia dapat menggunakan kedua kakinya dengan baik –sejauh yang tercatat, ia lebih suka menggunakan kaki kirinya.

Sebagai perbandingan, Lukaku rata-rata hanya menggiring bola dengan rata-rata 1,3 dribel sukses dan 0,8 progressive runs per 90 menit musim ini. Ini menyoroti bahwa Haaland adalah striker pembawa bola yang jauh lebih terampil daripada Lukaku. Bahkan tidak hanya itu, secara umum Haaland juga lebih baik dari Lukaku dari aspek finishing.

Lukaku mungkin memiliki catatan gol yang hebat, namun ketika ia bermain di Old Trafford, selalu ada perasaan bahwa ia mungkin membutuhkan banyak peluang untuk diciptakan agar bisa mencetak satu gol, dan ada beberapa pembenaran di balik proses seperti itu. Di semua kompetisi musim lalu untuk United, Lukaku hanya mencetak 15 gol dan membukukan total 15,35 Expected Goal (xG).

Ini berarti secara sederhana, bahwa dari peluang yang diciptakan Lukaku, seorang striker dengan rata-rata seperti itu seharusnya bisa mencetak sekitar 16 gol selama musim ini. Namun pada faktanya, ia hanya mampu mencetak 12 gol dengan total xG 12,95. Sementara itu, Haaland telah mencetak 25 golnya meskipun ia hanya memiliki xG 17,49. Ini menunjukkan bahwa pemain berusia 19 tahun itu lebih cenderung mengubah peluang berkualitas rendah menjadi gol.

Maka, dalam tiga aspek yang disoroti dalam tulisan ini, striker Haaland lebih baik dari Lukaku. Meski ada kesamaan di antara keduanya, tapi Haaland terlihat lebih memiliki kualitas yang jauh lebih cocok untuk United, dan dengan demikian, ia memiliki potensi untuk menjadi jauh lebih sukses daripada Lukaku di Old Trafford.

Opsi terbaik jika Erling Haaland bermain untuk Manchester United

Bahkan, salah satu wartawan MEN Sports Richard Fay, telah membuat sedikit prediksi tentang bagaimana skema yang cocok untuk memainkan Erling Haaland di tim utama United. Menurutnya, terdapat dua opsi yang cocok untuk sang striker asal Norwegia tersebut.

Foto: Manchester Evening News

Yang pertama adalah bermain sebagai striker utama. Untuk opsi ini, United bisa memainkan formasi 4-3-3 yang sekarang digunakan, dan memanfaatkan Haaland sebagai penyerang sentral. Tinggi badan dan fisiknya membuat pemain muda ini bisa menjadi alternatif yang menarik, dan ia akan cocok dengan gaya permainan menyerang langsung yang kerap ditunjukan Setan Merah.

Foto: Manchester Evening News

Lalu yang kedua adalah bermain sebagai calon duet striker tim utama United. Kekuatan menyerang Haaland juga bisa cocok untuk United ketika mereka memainkan dua striker dalam formasi ideal 3-5-2 atau 4-4-2. Namun, untuk memaksimalkan skema ini, United perlu memperkuat lini tengah mereka, atau membuat Paul Pogba menemukan bentuk terbaiknya lagi. Selain itu, skema ini juga menjadi ujian bagi kemampuan Scott McTominay. Haaland sendiri bisa diduetkan dengan Rashford atau Greenwood.