Foto: Twitter Manchester United.

Bentuk permainan Manchester United sempat meningkat di beberapa pertandingan tandang mereka ketika melawan Partizan Belgrade, Norwich, dan Chelsea. Namun, kenaikan bentuk tersebut terhenti di pekan ke-11 Premier League setelah kalah dari Bournemouth dengan skor 0-1. Oleh sebab itu, hal ini menggambarkan bahwa masih ada beberapa masalah pada skuat Solskjaer. Selain itu, ke depannya, banyak pula persoalan-persoalan lain yang juga bisa merubah situasi dengan cepat.

Puncak kesenangan para suporter United sebenarnya muncul saat tim kesayangannya itu menang atas Chelsea di Stamford Bridge pada kompetisi Piala Carabao tengah pekan lalu. Di satu sisi, wajah Ole Gunnar Solskjaer juga sudah terlihat lega ketika berhasil menang tipis 1-0 atas Partizan Belgrade dan menang 3-1 atas Norwich City. Bahkan, Solskjaer sempat mengungkapkan perasaannya lewat sebuah pernyataan pada pers beberapa waktu yang lalu.

“Kami berhasil menemukan wajah baru. Tentu saja, tiga kemenangan berturut-turut dalam laga tandang menjadi hal positif untuk pemain kami. Kami telah melakukan banyak perjalanan panjang beberapa pekan lalu, akan tetapi ketika kami mendapatkan hasil positif, kelelahan yang dirasa menjadi terbayarkan. Semangat tim dan keeratan hubungan kami telah menunjukkan karakter dari tim ini,” ungkap Solskjaer sambil tersenyum (dikutip dari MEN Sports).

“Saya pikir saat melawan Chelsea, kami telah menunjukkan bahwa permainan kami adalah salah satu dari permainan sepakbola yang luar biasa. Serangan balik, umpan-umpan cepat, dan skema menyerang, itu adalah gambaran permainan Manchester United yang sesungguhnya, dan kami berusaha untuk kembali ke sana secara konsisten.”

Ole Gunnar Solskjaer memang sangat percaya diri setelah meraih tiga hasil positif tersebut. Namun, ia akan menjadi sangat bodoh jika masih mengabaikan kekurangan yang jelas terpampang dari timnya. Skuat United sendiri tidak bisa menutupi kekurangan yang ada pada formasi baru 4-2-3-1 mereka, dan bahkan jika taktik tersebut tidak segera dibenahi, mereka akan terus terjatuh di lubang yang sama.

Dan terbuki, mereka kalah lagi. Kali ini, anak asuh Eddie Howe yang berhasil mengalahkan pasukan Setan Merah. Di satu sisi, dalam formasinya yang sekarang (4-2-3-1), yang juga menjadi formasi favorit Solskjaer, United masih kekurangan dalam memanfaatkan peran pemain posisi No. 10. Para pemain yang memainkan peran itu sejauh musim ini hanya menghasilkan sejumlah peluang dan umpan yang minim bagi striker mereka (hanya dua asis yang dibuat oleh para pemain No. 10 United di semua kompetisi).

Maka tidak mengherankan mengapa Marcus Rashford kadang-kadang merasa frustrasi, dan tidak mengherankan pula mengapa ia seolah bekerja sendirian pada situasi bola mati untuk mencetak gol. Dari Andreas Pereira, Jesse Lingard, sampai Juan Mata –para pemain yang sebagian besar bermain sebagai pemain No. 10 United di musim ini– semuanya tidak memberi dampak positif bagi formasi favorit Solskjaer.

Wajar saja, rumor soal kepindahan James Maddison dari Leicester dan Christian Eriksen dari Tottenham sempat menjadi topik hangat yang mulai dikaitkan dengan Manchester United. Mereka semua memang diharapkan bisa menjadi pemain yang meningkatkan peran pemain No. 10, dan opsi ini juga merupakan permintaan dari para suporter United. Namun bagaimana pun, kedua pemain ini hanyalah sebagian dari sekian banyak pemain No. 10 yang United abaikan di bursa transfer musim panas kemarin.

Selain itu, ada posisi lain yang juga bermasalah pada skuat United, yaitu posisi sayap kanan. Ini tergambar jelas dari peralihan posisi yang dilakukan Solskjaer pada Andreas Pereira di sebagian pertandingan musim ini. Peran pemain asal Brasil itu di posisi sayap kanan benar-benar terlihat sangat sulit untuk ditonton. Ini menunjukkan bahwa United memang kekurangan opsi pada pos posisi sayap kanan.

Lalu, dalam skema formasi 3-4-1-2 yang juga dimainkan Solskjaer, United kerap tidak bermain dengan pemain sayap kanan yang asli, dan lebih memilih untuk meminta bek kanan Aaron Wan-Bissaka guna memainkan peran di posisi tersebut. Terlepas dari kemenangan atas Partizan dan Chelsea, United masih mendapat sedikit kesulitan ketika bola melebar ke arah kanan, dan Wan-Bissaka tidak memiliki terlalu banyak opsi pergerakan ketika bola datang menghampirinya.

Dari peran seperti ini, tidak ada skema tumpang tindih dengan pemain lain, dan pemain di posisi itu (sayap kanan) hanya memiliki satu pergerakan yaitu mengumpan secara diagonal ke arah striker. Maka sekali lagi, masalah ini hanya bisa diselesaikan melalui solusi transfer potensial, dan salah satunya adalah membeli Jadon Sancho. United telah melangkah dengan baik kerika merekrut Wan-Bissaka dan Maguire untuk menutup lubang di posisi bek kanan dan bek tengah. Maka sekarang, mereka juga harus melakukan hal yang sama dengan berusaha menutup celah di pos posisi sayap kanan.

Kenaikan bentuk Marcus Rashford dan kembalinya Anthony Martial sudah memberi dampak yang sangat baik bagi United, dan mereka relatif terbebas dari masalah pada peran yang dimainkannya (kecuali cedera dan inkonsistensi). Tapi, United pasti tidak bisa mempertahankan aspek baik seperti ini hanya dalam bentuk skuat mereka yang sekarang. Jadi, semoga saja Solskjaer bisa mulai berbenah kembali, dan mulai memikirkan bagaimana caranya menutup celah-celah krusial yang masih ada dalam skuatnya.