Gaya bermain yang tidak menarik, dan bentuk buruk Paul Pogba adalah salah satu alasan mengapa permainan Manchester United terasa tidak berjalan baik selama musim ini berlangsung.

Berikut faktor-faktor yang telah membuat tim berjuluk Setan Merah itu mengalami banyak hal pelik di musim ini.

Permainan yang terlalu monoton

Di bawah Mourinho, United sering bosan untuk ditonton dan itu berkebalikan dengan tim asuhan Guardiola. Meski, perlu diingat bahwa ada banyak pula penampilan United yang mempesona, dan ketika mereka memainkan bentuk permainan seperti itu, kemenangan menjadi hasil akhirnya. Sebuah ilustrasi yang bisa digambarkan adalah saat United menang 3-1 atas Arsenal pada 2 Desember di Emirates Stadium.

Hari itu, tatanan permainan Mourinho berlaku dan ditampilkan dengan cara berbeda. Ia membuat Jesse Lingard memimpin tim dengan pressing penuh yang memungkinkan lawan mereka tidak punya waktu untuk bernapas. Namun, sangat disayangkan jika permainan seperti ini belum banyak muncul lagi sejak saat itu.

Menurunnya catatan apik manajer

Menjadi sebuah pertanyaan: ‘Apakah waktu secara bertahap dapat mengubah Mourinho, dari pria dengan gagasan segar menjadi lebih banyak ketenangan di touchline?’ Atau ‘Apakah ia telah meniru orang lain untuk membuat metode tepercaya yang sama sekali kurang efektif?’

Kedua hal tersebut membelenggu situasi Mou saat ini. Jika mengingat kembali, tepat ketika bertanggung jawab atas Chelsea di tahun 2004 sampai dengan akhir 2007, rekornya melawan tim Big Six seperti City, Liverpool, Tottenham, Arsenal dan United, telah menghasilkan 18 kemenangan dari 31 pertandingan dan hanya mengalami empat kekalahan dengan presentase kemenangan hingga 58%.

Dan dalam periode keduanya di Stamford Bridge, hingga sekarang menjadi orang nomor satu dibalik tim United, meski memenangkan gelar pada musim 2014/2015 saat melawan tim Big Six, Mourinho hanya memperoleh 16 kemenangan dari 40 pertandingan dengan  presentase kemenangan hanya 40%.

Apapun pandangan terhadap Mourinho, mungkin yang tampak jelas adalah bahwa metode efektifnya sudah mulai memudar. Meski metode Guardiola juga nantinya akan menurun, namun taktik yang diracik oleh manajer City itu saat ini sangatlah tak terbantahkan, yang justru membuat mereka meraih banyak rekor di musim ini.

Bentuk Paul Pogba

Untuk Mourinho dan para pendukung Manchester United, akan sangat mengharapkan Paul Pogba untuk tampil secara konsisten dalam pertandingan besar. Terkadang, ia tidak membuat kehadirannya terasa spesial lagi seperti yang ia tunjukkan kala melawan Newcastle. Pada menit 66, Pogba diganti untuk kedua kalinya dalam tiga penampilan terakhirnya, dan Mourinho sekali lagi menegaskan hal ini karena kurangnya yang pemain asal Prancis itu berikan kepada tim.

Situasi yang sama, bahkan lebih parah, pertama kali terjadi saat United melawan Tottenham. Pogba dibebankan untuk berperan jauh lebih apik. Akan tetapi, ia ia justru menjadi pemain yang tidak berkontribusi dan di cap lemah sama seperti yang ditampilkannya di Tyneside. Penampilannya begitu buruk saat melawan Spurs, sehingga membuat Mourinho mencadangkan Pogba untuk pertandingan selanjutnya saat United bertamu ke Huddersfield Town.

Dapatkah Mourinho mengangkat pemain seperti yang dilakukan Guardiola?

Dengan Marcus Rashford, Anthony Martial, Juan Mata, Phil Jones, Chris Smalling, Pogba dan Luke Shaw, Mourinho sebenarnya memiliki perpaduan antara bakat muda dan pemain berpengalaman. Tapi telah dikatakan gagal karena tidak berhasil mengembalikan penampilan reguler pemainnya menjadi sebuah kebutuhan penting yang harus ada di tim.

Di City, Guardiola telah meningkatkan kapabilitas pemain muda yang ia miliki dan dikombinasikan dengan para senior di skuadnya. Itu termasuk Fernandinho, Sergio Agüero, Nicolás Otamendi, John Stones, Leroy Sané, Raheem Sterling dan Fabian Delph. Semua pemain itu tampil mengesankan dan cukup berkualitas untuk menyabet gelar juara Premier League di musim ini.

***

Terlepas dari itu semua, Jose Mourinho adalah salah satu pelatih terbaik di abad ini, yang harus bisa menemukan metode tepat untuk timnya. Apalagi, Manchester United tetaplah Manchester United. MU adalah kesebelasan yang selalu dielu-elukan dan dituntut tampil konsisten dalam meraih berbagai gelar di kompetisi domestik maupun Eropa. Maka, tugas berat sudah sepatutnya menjadi hal yang harus diselesaikan sesegera mungkin. Patut dinantikan, apakah Mourinho dapat menuntaskan semua permasalahannya itu?