Manchester United telah menjadikan Romelu Lukaku sebagai seorang pria yang paling diidolakan setelah memasukan satu gol ke gawang mantan timnya, Chelsea, dan ada juga Paul Pogba yang berhasil menemukan tajinya di Old Trafford. Selain kedua hal tersebut, berikut lima hal spesial United di laga melawan Chelsea akhir pekan lalu (25/2).

Lukaku yang mengakhiri ‘puasa’ gol ke gawang tim big six

Romelu Lukaku akhirnya berhasil megakhiri penantian lamanya. Untuk pertama kali di musim ini, Lukaku mencetak satu gol sepsial ketika melawan enam rival teratas EPL, dan gol pertamanya di liga ini adalah melawan mantan timnya, Chelsea. Pemain asal Belgia itu mengalami sebuah ‘kutukan’ yang membuatnya frustrasi, tapi ia akhirnya menunjukkan kekuatan yang luar biasa ketika menahan Andreas Christensen untuk menghentikannya mencetak gol.

Tantangan bagi Lukaku sekarang adalah untuk membangun kinerja seperti itu dan terus membuat perbedaan dalam pertandingan besar. Dengan pertandingan besar yang akan datang sepeti ketika melawan Sevilla dan Liverpool bulan depan, ia harus bisa menjadi ‘mesin pembunuh’ bagi lawannya. Seperti sang idola seniornya, Didier Drogba.

Mourinho vs Conte

Mata dunia tertuju dan terfokus untuk berada di touchline sebelm pertandingan di mulai. Dan Jose Mourinho dan Antonio Conte sama-sama sangat ingin menjaga wibawa mereka masing-masing ketika menunggu dan mengambil waktu mereka sebelum keluar dari terowongan menjelang kick-off.

Saat-saat yang seperti terlihat canggung membuktikan sebuah anti-klimaks saat kedua manajer tersebut saling menukar jabat tangan pra-pertandingan yang cepat dan dingin untuk, mungkin, terakhir kali sebagai manajer Premier League.

Kerja bagus, Paul Pogba!

Dalam formasi hari itu (25/2), Paul Pogba memberikan penampilan terbaiknya di musim ini. Hal tersebut terakhir kali ditunjukkan kala melawan Everton pada hari Tahun Baru, ketika segala sesuatunya terlihat lebih cerah, dan Pogba benar disebut-sebut akan menjadi sebagai kapten masa depan United.

Pemain berusia 24 tahun itu menikmati kebebasan yang diberikan Matic dan McTominay saat melawan Chelsea, yang memungkinkannya untuk melesat ke sayap kiri. Pada akhirnya hal ini perlahan menarik kemungkinan apakah Mourinho akan memasukannya kembali ke dalam skema tim utamanya atau tidak.

Mourinho yang mulai beradaptasi dengan tim enam besar

Apa pun yang menyoal tentang perjuangan Manchester United melawan tim yang benar-benar berada di bawah bayangan mereka, catatan mereka ketika berhadapan tim enam besar juga perlu terus ditingkatkan. United kini telah memenangkan lima dari 17 pertandingan liga mereka melawan enam tim teratas klasemen Premier League. Mereka berhasil mengalahkan Spurs, Arsenal dan Chelsea di musim ini.

Menarik untuk membahas, ketika mengetahui saat melawan tim besar adalah sebuah pukulan mematikan, Mourinho menyadari bahwa skema pertahanan masih terus dibangun kembali jika melihat situasi saat Willian berhasi menjebol gawang David de Gea.

Rotasi apik Juan Mata

Setelah tampil buruk pada pertengahan pekan lalu kala melawan Sevilla, Juan Mata kembali berada di bangku cadangan kala timnya melawan Chelsea. Dan itu bukanlah sebuah kejutan. Karena ketika melawan tim besar EPL, Mata lebih sering tampil sebagai pemain pengganti.

Itu terbukti ketika United melawan tim seperti Manchester City, Chelsea, Liverpool, Tottenham dan Arsenal di musim ini, Mourinho lebih memilih untuk memainkan pemain yang memiliki kecepatan di pos sayap tim utamanya.