Foto: Twitter Man United

Tidak ada kemenangan ketiga beruntun bagi United di Premier League musim ini. Hasil pekan ke-28 melawan Everton hanya berakhir imbang 1-1 yang membuat United kembali gagal untuk memperkecil jarak dengan posisi empat.

United memang belum terkalahkan dalam delapan laga berkat hasil ini. Namun, hasil melawan Everton membuat langkah mereka kembali tersendat untuk ke zona Liga Champions. Setiap diberikan kesempatan memperpendek jarak, mereka selalu menyia-nyiakannya. Tercatat, mereka sudah delapan kali tidak bisa memanfaatkan hasil seri/kalah yang diterima Chelsea sejak pekan ke-13 pada November 2019 lalu. Alih-alih memperkecil, United kini juga dalam pantauan tim-tim di bawahnya. Poin mereka kini sudah disamakan oleh Wolves yang menang melawan Spurs.

Laga di Goodison Park kemarin berjalan sangat menarik. Kedua kesebelasan ngotot ingin menang. Everton unggul terlebih dahulu melalui Dominic Calvert-Lewin pada menit ke-3. Nyaris setengah jam kemudian, Setan Merah membalas melalui Bruno Fernandes. Tuan rumah punya kesempatan menang setelah Calvert-Lewin mencetak gol pada menit-menit terakhir. Namun, gol tersebut dianulir karena offside.

Taktik Ole yang Tidak Maksimal

United sempat dikejutkan dengan kemungkinan absennya striker mereka, Anthony Martial. Ia dikabarkan mengalami cedera dalam sesi latihan jelang melawan Club Brugge. Akan tetapi, penggemar United bernapas lega setelah mengetahui kalau penggawa asal Prancis ini datang ke Merseyside dan tampil sejak awal.

Akan tetapi, penampilan Martial kemarin tidak terlalu maksimal. Selama 90 menit, ia hanya membuat dua sepakan ke gawang Jordan Pickford. Dua-duanya tidak ada yang mengarah ke gawang. Pergerakannya juga tidak terlalu banyak di dalam kotak penalti dan lebih banyak bermain melebar ke sisi kiri sehingga perannya sebagai target man menjadi tidak optimal. Begitu juga dengan Mason Greenwood yang lebih banyak bergerak ke sisi sayap sebelah kanan.

Tidak optimalnya peran striker disebabkan dengan formasi yang dipakai Ole dalam pertandingan kemarin. Untuk pertama kalinya, United bermain dengan pola 4-4-2 diamond atau 4-1-2-1-2. Formasi yang katanya harus digunakan oleh United. Ia memainkan tiga gelandang tengah yaitu Fred, Scott McTominay, dan Nemanja Matic secara bersamaan.

Pola ini bagus dalam hal membangun serangan. Sering kita melihat kombinasi umpan antara Fred, Matic, dan McTominay, sebelum kemudian bola diberikan kepada Bruno selaku gelandang serang. Proses gol Bruno juga berasal dari asis Matic meski diawali dari build-up Everton yang gagal. Intinya pergerakan lini tengah United menjadi lebih cair dengan formasi ini. Apalagi setelah kebobolan di menit-menit awal.

Sayangnya, formasi ini punya kelemahan. Inilah yang kemudian membuat permainan United menjadi tidak seimbang. Jika kalian bermain PES atau FIFA, formasi ini mungkin bisa dijalankan dengan baik. Tapi ingat, itu hanya terjadi dalam permainan virtual yang dikendalikan dengan tangan kita. Belum tentu realita bisa sebagus di dalam permainan.

Formasi ini memaksa United tidak memainkan pemain sayap murni mengingat mereka sudah menghabiskan empat dari 11 pemain untuk mengisi lini tengah dengan tiga diantaranya adalah gelandang tengah sehingga United kekurangan pemain di sisi sayap. Ini yang membuat beberapa kali Martial dan Greenwood mengisi kekosongan tersebut sehingga United kehilangan target man di kotak penalti.

Sisi sayap hanya bisa ditopang oleh dua bek sayap mereka yaitu Aaron Wan-Bissaka dan Luke Shaw. Namun mereka seperti bekerja sendiri karena tidak adanya dukungan dari winger terutama Daniel James atau bahkan Juan Mata. Untuk tetap menguasai bola, maka dua striker akan bermain melebar atau bola diberikan ke half space untuk mencari tembakan jarak jauh seperti yang dilepaskan Nemanja Matic dan Bruno Fernandes (sembilan dari 14 sepakan United dibuat dari luar kotak penalti.

Taktik ini juga rentan dengan serangan balik. Sisi yang ditinggalkan AWB dan Shaw ketika overlap akan dihukum melalui kecepatan Richarlison dan Dominic Calvert-Lewin. Peran gelandang tengah juga harus bereaksi cepat untuk bertahan ketika United diserang balik. Kalah jumlah pemain maka hal itu bisa menjadi bahaya. Bahkan untuk melindungi sisi sayap, kita sering melihat Martial dan Greenwood ikut membantu pertahanan demi membantu AWB dan Shaw.

United terus mempertahankan formasi ini hingga menit ke-72 sebelum Ole memainkan Juan Mata dan Odion Ighalo menggantikan Scott McTominay dan Mason Greenwood. Masuknya dua pemain ini membuat United kembali bermain dengan 4-2-3-1. Detik-detik terakhir, Ole menginginkan sisi sayap sebelah kiri menjadi lebih kuat dengan memainkan Brandon Williams. Akan tetapi, hal itu sudah terlambat karena waktu yang semakin menipis. United sendiri hanya membuat satu ancaman di dalam kotak penalti Everton pada babak kedua melalui Odion Ighalo.

De Gea Salah, Tapi Tidak Patut Disalahkan

United dikejutkan melalui gol Dominic Calvert-Lewin pada menit ke-3. Yang membuat kaget adalah gol tersebut hadir karena kesalahan sang penjaga gawang David de Gea. Penggawa asal Spanyol ini terlalu lama ketika ingin melakukan build-up dari belakang. Ada dua opsi yang sebenarnya bisa diambil yaitu memberikan bola kembali kepada salah satu dari Maguire dan Lindelof, atau melakukan umpan jauh.

Sayangnya, De Gea terlalu lama mengambil keputusan sehingga pergerakan Maguire dan Lindelof sudah tertutup oleh Lewin dan Richarlison. Opsi kedua yang kemudian dipilih De Gea yaitu umpan jauh. Akan tetapi gagal karena Calvert-Lewin sudah terlalu dekat dengan De Gea.

Jika melihat dari situasinya, De Gea tampak menunggu lawan untuk mendekat kepadanya terlebih dahulu agar ada ruang yang terbuka. Sayangnya ruang yang dinanti itu tidak ada sehingga ia mau tidak mau harus melepaskan umpan jauh. Sayang, keputusan ini gagal berjalan baik karena bola membentur kaki Lewin.

Kesalahan memang dibuat oleh De Gea. Namun menyalahkan dia sebagai biang keladi kegagalan United meraih kemenangan juga merupakan sesuatu yang tidak elok. United punya 87 menit plus tambahan waktu untuk membalas dan memenangkan pertandingan. Akan tetapi, mereka cuma membuat satu gol. Lagipula, United juga belum tentu menang jika tidak ada kesalahan dari De Gea mengingat serangan-serangan Everton bisa dibilang jauh lebih berbahaya dari United sepanjang pertandingan.