Foto: The Busby Nation

Ucapan terima kasih sebelumnya kita berikan kepada Fulham dan Arsenal. Dua tim ini sukses mencuri poin dari lawannya masing-masing yaitu Southampton dan Chelsea yang membuat mereka gagal menggusur Setan Merah. Pada akhirnya, United memang turun peringkat karena Everton menang, namun setidaknya kalau United turun pun mereka masih ada di posisi lima besar.

Kegagalan United mempertahankan posisinya di tiga besar tidak lepas dari hasil imbang yang mereka raih kemarin. Bermain di King Power Stadium, markas Leicester City, mereka hanya meraih hasil imbang 2-2.

United patut untuk kecewa karena mereka dua kali unggul dari tuan rumah. Sayangnya, kesalahan-kesalahan dari para pemain United sendiri yang membuat United harus puas dengan satu poin meski Ole yakin kalau timnya bisa dapat tiga poin jika bermain dengan benar.

“Kami sebenarnya pantas untuk menang karena kami membuat peluang-peluang yang jauh lebih berbahaya dari mereka. Satu poin memang tidak buruk tapi kami harusnya bisa mendapat tiga poin,” kata Ole Gunnar Solskjaer.

Wajar jika Ole merasa kesal karena United sebenarnya kesulitan mengatasi permainan Leicester City sehingga keunggulan 2-1 yang lepas di lima menit terakhir terasa sangat menyakitkan.

Masalah United sebenarnya sudah muncul sejak fase awal di lini belakang. United yang biasanya melakukan build up dari dua bek tengah mereka kesulitan untuk mendistribusikan bola ke lini tengah. Kegagalan ini tidak lepas dari berjalannya taktik 4-4-2 Rodgers. Ketika bertahan, Vardy akan berada sejajar dengan James Maddison untuk menutup operan ke salah satu antara Scott McTominay dan atau Fred. Cara ini berjalan jitu karena United mau tidak mau harus mengalirkan bola diberikan ke salah satu sayap. Sisi kanan United sudah kehilangan agresivitas mengingat mereka kehilangan Aaron Wan-Bissaka yang cedera.

United sebenarnya bisa menyelesaikan masalah ini ketika Fred mulai rajin untuk mendekati bek tengah agar berada dalam situasi 3 vs 2. Kemampuan Fred dalam melakukan akselerasi juga sangat membantu karena selain dirinya, ada Eric Bailly juga yang memiliki kelebihan dalam hal menggiring bola.

Permasalahan United juga disebabkan pertahanan Leicester yang melakukan pressing di wilayah pertahanan mereka sendiri. Inilah yang membuat momentum serangan United sering gagal. United sendiri hanya bisa mengandalkan sisi kiri karena sisi kanan mereka tidak begitu agresif. Ada Wan-Bissaka saja United masih sering kesulitan melakukan build-up, apalagi ketika Wan-Bissaka absen. Harvey Barnes, Youri Tielemans, James Maddison, dan Timothy Castagne sukses mematikan sisi kanan United.

Tidak ada yang salah sebenarnya dari formasi atau penempatan pemain yang digunakan oleh Ole. Toh mereka masih bisa membuat 9 peluang yang menandakan kalau mereka masih bisa mengancam dan game plan Ole berjalan dengan cukup baik. Namun, permasalahan United di sini lebih kepada kolektivitas mereka. Beberapa pemain masih terlihat bingung ketika bermain pada pertandingan yang ketat. Singkatnya, United kesulitan ketika lawan bermain dengan tempo lambat

Beberapa kali para pemain United membuat kesalahan mendasar. Selain momen De Gea yang passing-nya sempat nyaris membahayakan timnya, umpan-umpan para pemain United lain juga terkadang bermasalah. Ada yang terlalu pelan sehingga bisa dipotong, ada juga yang terlalu kencang sehingga bola keluar.

Timing benar-benar menjadi masalah United pada pertandingan ini. Gol Harvey Barnes berawal dari Harry Maguire yang tidak seimbang menjaga tubuhnya dan percobaan Bruno melakukan nutmeg yang gagal.

Kesalahan kolektif juga yang mengakibatkan gol kedua bisa muncul. Seandainya Paul Pogba mau sedikit meningkatkan kecepatannya, maka gol bunuh diri Axel Tuanzebe mungkin tidak akan terjadi. Positioning yang kacau memang bisa mengakibatkan bahaya seperti yang terjadi pada proses gol kedua ini.

Beruntung, United masih punya pemain yang bisa menjadi pembeda seperti Edinson Cavani yang membantu dalam proses gol kedua. Sayangnya, United hanya bisa membawa pulang satu poin dan harus menahan mimpi mereka untuk bisa lebih dekat dengan Liverpool.

Bruno Fernandes senang ketika melihat rekan setimnya kecewa karena hasil ini. Menurutnya, hal ini menandakan kalau mental juara United kini mulai kembali. Dua laga ke depan diharapkan bisa menjadi titik balik untuk Bruno dan rekan setimnya kembali menang karena mereka bermain di kandang sendiri melawan Wolverhampton dan Aston Villa.