Foto: Man United World

Itulah gambaran yang tepat untuk menilai hasil laga Manchester United melawan Chelsea di Stamford Bridge semalam. Kedua kesebelasan harus berbagi angka 1-1. Tuan rumah unggul terlebih dahulu melalui penalti Jorginho sebelum kemudian Casemiro datang sebagai penyelamat pada menit 90+4.

Hasil ini tidak membuat posisi mereka berubah pada klasemen sementara. Chelsea tetap di tempat keempat, sedangkan United tepat di bawahnya. Sial bagi United, karena Newcastle United punya kesempatan untuk menurunkan posisi mereka ke tempat keenam seandainya bisa mengalahkan Tottenham Hotspur pada Minggu malam nanti.

Masalah Lini Depan

Selain satu poin yang mahal, hasil ini juga bisa dipandang sebagai kekalahan bagi United mengingat betapa mereka tampil apik terutama pada 30 menit babak pertama. United begitu mudah menembus lini tengah dan lini belakang Chelsea yang bermain dengan formasi 3-4-3. Ada 14 kali momen ketika mereka bisa menyentuh bola di kotak penalti lawan.

United juga solid dalam bertahan. Mereka sukses menutup akses umpan kepada dua pivot Chelsea yaitu Jorginho dan Loftus Cheek ketika melakukan build-up. Ini memaksa mereka mengalirkan bola ke sisi sayap yang juga mudah dibaca oleh pemain bertahan Setan Merah.

Namun setelah Graham Potter memainkan Kovacic yang menggantikan Cucurella, pelan-pelan permainan Chelsea berubah. Mereka lebih menekan dan bisa keluar dari tekanan sekaligus berhasil membuat beberapa peluang.

Sayangnya, kedua tim ini menghadapi masalah yang sama yaitu finishing. United tentu yang paling rugi karena pada babak pertama ada beberapa chances yang bisa menjadi gol seperti tendangan Rashford dan Antony.

Ketika situasi deadlock ini terjadi, United tidak punya pemain lain. Di bangku cadangan hanya Elanga yang bisa diandalkan. The Athletic sempat melaporkan kalau Ten Hag pusing karena di bangku cadangannya tidak ada yang bisa menjadi pembeda. Beda dengan Graham Potter yang masih punya Pulisic, Armando Broja, hingga Carney Chukwuemeka.

Bagi United, situasi lini depan mereka benar-benar tidak ideal. Dari segi kualitas, mereka seharusnya bisa mengarungi musim dengan nyaman bersama kuartet Rashford, Martial, Ronaldo, dan Mason Greenwood. Akan tetapi, tiga nama yang disebutkan terakhir bermasalah dengan cedera, ego yang tinggi, dan kasus kekerasan. Bahkan Rashford pun juga rentan cedera serta kerap mandul ketika dibutuhkan.

From Hero to Zero

Memainkan Scott McTominay bisa berarti dua hal. Pertama, United ingin memperkuat lini tengah mereka. Yang kedua, mereka ingin mencari alternatif peluang dari tendangan jarak jauh gelandang Skotlandia tersebut.

Akan tetapi, keputusan Ten Hag kali ini seperti sebuah blunder. Alih-alih melindungi lini tengah, McTominay justru memberi hadiah penalti kepada Chelsea akibat pelanggaran konyol yang ia lakukan kepada Armando Broja. McTominay menjatuhkan eks penyerang Southampton tersebut meski sebenarnya bola pun tidak akan berbahaya.

McTominay yang pada laga melawan Omonia menjadi pahlawan kini justru menjadi pesakitan. Tidak sedikit yang merasa kalau tiga poin ini bisa diraih apabila penalti tersebut tidak terjadi.

Status yang sama kini juga melekat kepada Jadon Sancho. Permainan eks Borussia Dortmund ini memukau pada awal musim dan digadang-gadang akan menjalani musim kedua yang cukup sukses.

Sayangnya, Sancho kembali menunjukkan tanda-tanda penurunan. Pergerakannya tidak efektif di sisi kiri penyerangan dan itu sudah terlihat dari beberapa pertandingan terakhir. Namun, Erik ten Hag tidak bisa berbuat banyak karena opsi di bangku cadangan hanya tersisa pemain-pemain muda yang minim pengalaman serta masih belum layak bermain di Premier League.

CaseHero

Beruntung bagi United karena mereka masih bisa membawa pulang satu poin. Ini semua berkat Casemiro. Sundulannya yang bisa ditepis Kepa justru membentur tiang dan sedikit melewati garis gawang.

Gol ini tidak hanya menyelamatkan United tapi juga menjadi pembuktian kalau gelandang asal Brasil ini sudah bisa beradaptasi dengan Liga Inggris. Sebelumnya, Case beberapa kali menerima kritik karena penampilannya di awal musim. Namun laga melawan Chelsea tampak menjadi salah satu laga terbaiknya. Selain membuat gol, ia juga 6 kali memenangi duel dan 4 kali menang tekel.

Satu yang paling disukai dari Casemiro semalam adalah perayaan golnya. Dengan emosional ia berteriak di depan tribun tim tamu. Beban yang ia tanggung sebelumnya tampak mulai lepas dan kini ia sah sebagai penguasa baru lini tengah United.