Erik ten Hag mencadangkan Marcus Rashford pada laga melawan Wolverhampton Wanderers. Ia memilih memainkan Alejandro Garnacho ketimbang pencetak tiga gol timnas Inggris di Piala Dunia tersebut.

“Ada masalah kedisiplinan internal. Tidak ada detail lebih lanjut. Hanya aturan yang sudah saya buat. Sekarang fokus ke pertandingan. Dia sedang dalam performa yang sangat bagus, tapi dalam tim saya tidak ada yang bisa memainkan semua pertandingan,” kata Erik ten Hag.

Hilangnya nama Rashford di susunan awal formasi United memang mengejutkan. Hal ini tidak lepas dari performanya yang sedang on fire selepas Piala Dunia. Harapan United untuk mencetak gol pada musim ini terletak pada pemain nomor 10 itu. Ditambah dengan belum meyakinkannya Martial membuat suporter United bertanya-tanya akan keputusan Ten Hag yang terbilang sangat berani tersebut.

Setelah diselidiki, Rashford memang melakukan tindakan yang tidak disiplin. Ia terlambat datang untuk melakukan meeting. Ia ketiduran sehingga Ten Hag dengan tegas memberinya sedikit hukuman.

Saya terlambat untuk rapat tim. Saya tidur, lebih tepatnya ketiduran dan itu bisa terjadi. Itu aturan tim. Kesalahan yang bisa terjadi tapi saya sangat mengerti keputusannya meski saya kecewa tidak bermain sejak awal,” kata Rashford.

Hilangnya nama Rashford menjadi bukti bahwa Ten Hag tidak memiliki anak emas di United. Siapa pun, yang melanggar peraturan dan tidak disiplin, maka dia harus menerima konsekuensinya.

Namun Ten Hag juga bersikap adil. Ia sadar kalau Rashford adalah tumpuan United di lini depan. Ketika timnya menemui kebuntuan seperti yang terjadi dalam 45 menit awal melawan Wolves, maka ia harus memberinya kesempatan untuk bisa membawa timnya meraih kemenangan.

Rashford pun menjawabnya dengan baik. Bermain pada awal babak kedua menggantikan Garnacho, ia tampil sebagai penyelamat. Meski hanya membuat dua tendangan, namun salah satunya membuahkan gol pada menit ke-76. Tidak banyak memang aksi yang dilakukan Rashford, namun satu kesempatan yang didapat berhasil membuatnya menjadi pembeda.

Selepas laga, baik Ten Hag dan Rashford saling berpelukan. Ia sukses menjawab hukuman Ten Hag tersebut dengan gol kemenangan. Kedisiplinan Ten Hag membuatnya menjadi semakin matang sebagai seorang pemain sepakbola.

Sebenarnya, ia mencetak satu gol tambahan pada menit ke-84. Akan tetapi, gol tersebut harus dianulir karena bola tendangannya yang sempat diblok oleh Jose Sa menyentuh tangan sebelum bergulir masuk ke gawang. Sebuah keputusan yang sempat menimbulkan perdebatan.

Rashford kini sudah mencetak 11 gol. Catatan yang dua kali lipat lebih baik ketimbang musim lalu. Meski demikian, United jelas tidak boleh terlalu bertumpu kepadanya alias ketergantungan.

Sebelum ia masuk, United tampak kesulitan memberi ancaman. Hanya Alejandro Garnacho dan Antony yang berhasil mendapat peluang bersih, sedangkan Anthony Martial tidak banyak memberi ancaman. Beruntung, Wolves juga mengalami problem yang sama. Tidak punya striker yang mumpuni.

Inilah kenapa United perlu mencari satu striker tambahan pada bursa transfer Januari nanti. Striker baru akan membawa persaingan di lini depan selain sebagai alternatif mencetak gol. Hingga setengah musim berjalan, hanya Rashford yang rajin bikin gol sedangkan Martial kembali ke jalan yang lama, inkonsisten.

Tentu akan menjadi masalah apabila pada pertandingan berikutnya Rashford berhasil dimatikan sepanjang 90 menit, sedangkan Martial tidak bisa menjadi alternatif jawaban masalah lini depan mereka.