Selain hobi membuang-buang poin, Manchester United kini mempunyai kebiasaan baru yaitu suka memberi harapan palsu bagi para penggemarnya. Perkembangan permainan yang muncul dalam tiga laga terakhir ternyata tidak diiringi dengan performa yang mereka tunjukkan di atas lapangan. Hal itu tentu tidak boleh diulang ketika mereka menjamu Everton pada Minggu (28/10) malam ini.

Musim ini memang menjadi musim yang sulit bagi United. Mereka terjebak dalam performa inkonsisten yang terjadi sejak pra musim di Amerika Serikat, pertengahan 2018 lalu. Hasil yang selalu berganti-ganti menjadi pemandangan yang akrab dengan skuad Jose Mourinho. Di laga terakhir, mereka kalah dari Juventus yang membuat peluang mereka untuk lolos cukup berat.

Konsistensi tampak sudah dipegang Everton, setidaknya dalam tiga laga terakhir. Skuat asuhan Marco Silva selalu menang dan meraih dua kali clean sheet dalam kurun waktu tersebut. Perlahan-lahan, para pemain The Toffees sudah beradaptasi dengan formasi Silva yang menekankan bola-bola pendek.

“Cukup penting untuk memiliki pemain yang tidak hanya sekedar memiliki bakat namun juga kepribadian kuat dan berkarakter. Kami memiliki itu semua. Itulah sesuatu yang saya lihat terlebih dahulu sebelum saya merekrut pemain tersebut,” tutur Silva dalan konferensi pers jelang laga.

Ucapan tersebut jelas ditujukan kepada para pemain Everton yang sejauh ini sudah bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Akan tetapi, apa yang diutarakan Silva juga bisa menjadi sebuah sindiran kepada lawan mereka.

Pertandingan melawan Juventus tengah pekan lalu menunjukkan kalau perbaikan yang harus dilakukan United tidak serta-merta hanya mengubah pendekatan mereka dari pragmatis menjadi lebih menyerang. Mereka dituntut untuk tampil lebih efektif terutama dalam hal mengirim bola ke kotak penalti untuk diselesaikan para penyerangnya.

Lini belakang United boleh saja terus kebobolan. Akan tetapi, melihat lini depan mereka diisi nama-nama mentereng seperti Marcus Rashford, Anthony Martial, dan Romelu Lukaku, United seharusnya bisa mencetak dua, tiga, sampai empat gol dalam satu pertandingan.

“Ketika melihat skuat mereka. Banyak sekali bakat disini. Saya bicara soal tiga penyerang yang United miliki. Mereka semua punya kecepatan dan kekuatan yang seharusnya bisa dimaksimalkan. Lukaku dan Rashford mungkin bermasalah dengan kepercayaan diri dan mereka seharusnya bisa mencetak 65 gol dalam satu musimnya. Mereka seharusnya mulai mencetak banyak gol sekarang ini,” tutur Paul Scholes mengkritik lini depan Setan Merah.

Baca juga: Ketika Manajemen United Membungkam Kritik

Mencadangkan Lukaku dan Mengubah Kembali Winning Team

Sorotan kini mengarah kepada Romelu Lukaku. Bomber Belgia ini sudah delapan pertandingan tidak mencetak gol untuk timnya. Penampilannya terus dicibir karena selain tidak mencetak gol, ia juga jarang menyentuh bola di kotak penalti. Banyak yang meminta Lukaku untuk dicadangkan ketika bertemu mantan klubnya tersebut.

Meski begitu, Jose Mourinho tampaknya sulit untuk merealisasikannya. Dalam konferensi persnya, ia tampak masih mempercayai pos lini depan kepada Lukaku dan yakin paceklik golnya akan berakhir.

“Saya percaya, kepercayaan dirinya akan kembali dan ia akan mencetak gol-gol penting. Jika saya mengistirahatkan Lukaku, maka Rashford akan bermain di depan, lalu siapa yang mengisi posisi sayap? Kami tidak berada dalam situasi di mana kami punya banyak pilihan saat ini. Solusi yang tersedia adalah memanfaatkan pemain yang ada,” tuturnya.

Dalam tiga pertandingan terakhir, Mourinho nampak sudah nyaman dengan formasi 4-2-1-3 yang ia peragakan ketika melawan Chelsea. Formasi ini membuat penampilan United jauh lebih agresif meski tidak dibarengi dengan efektivitas. Mencabut satu diantara Lukaku, Rashford, dan Martial maka akan kembali mengubah susunan dan peran pemain tersebut.

United sudah kehilangan Alexis Sanchez dan Antonio Valencia yang mengalami cedera. Jesse Lingard diragukan untuk tampil meski sudah ikut berlatih. Sebenarnya ada dua nama yang bisa bermain di sayap kanan yaitu Ashley Young dan Andreas Pereira.

Memainkan Young mungkin menjadi opsi menarik dan memberikan pos bek kanan kepada Matteo Darmian. Akan tetapi, Darmian tidak pernah bermain lagi sejak pekan pertama dan tampaknya sudah tidak punya tempat lagi di dalam skuat. Begitupun dengan Diogo Dalot yang absen karena cedera.

Sementara itu, Andreas Pereira terakhir bermain di sayap kanan pada April 2018. Keputusan Mourinho mengubahnya sebagai gelandang, bukan tidak mungkin telah membuat kemampuannya bermain di sayap perlahan-lahan menghilang.

Kalaupun Mourinho harus mengistirahatkan Lukaku, maka satu-satunya hal realistis yang bisa ia lakukan adalah memainkan kembali Juan Mata sebagai sayap kanan dan memajukan Pogba sebagai gelandang serang. Namun hal itu akan sangat berbahaya mengingat Mata seringkali tampil menusuk ke tengah dan meninggalkan sisi kanan yang bisa dieksploitasi melalui kecepatan duo Brasil yang digawangi Bernard dan Richarlison.

Perkiraan Formasi

MANCHESTER UNITED:

David de Gea, Ashley Young, Chris Smalling, Victor Lindelof, Luke Shaw, Nemanja Matic, Fred, Paul Pogba, Juan Mata, Anthony Martial, Marcus Rashford

EVERTON:

Jordan Pickford, Seamus Coleman, Michael Keane, Kurt Zouma, Lucas Digne, Idrissa Gueye, Andre Gomes, Theo Walcott, Gylfi Sigurdsson, Bernard, Richarlison