Foto: Manchester Evening News

Setelah secara mengejutkan mengalahkan Manchester City 3-2 pada 14 September lalu, Norwich City tidak bisa lagi meraih poin penuh dalam empat pertandingan setelahnya. Hasil imbang tanpa gol melawan Bournemouth pekan lalu adalah poin pertama yang mereka raih setelah selalu kalah dalam tiga laga selanjutnya.

Akan tetapi, hal ini tidak membuat Ole Gunnar Solskjaer begitu percaya diri untuk bisa mengalahkan mereka. Di mata pria asal Norwegia ini, The Canaries masih menjadi ancaman bagi Setan Merah. Sulitnya Carrow Road untuk dikalahkan menjadi alasan bagi Solskjaer untuk tidak mau meremehkan skuad asuhan Daniel Farke tersebut.

“Saya harap kami bisa menghentikan mereka. Hal ini dikarenakan begitu sulit untuk bermain di Carrow Road. Kita harus berusaha sebaik mungkin untuk membuat kesempatan,” tuturnya setelah United menang melawan FK Partizan kemarin.

Komentar Solskjaer ini sempat membuat beberapa akun fanbase MU pada media sosial di Twitter menjadi kecewa. Mereka beranggapan kalau Solskjaer sebaiknya tidak mengucapkan pernyataan seperti itu karena sama saja menyandingkan kualitas MU dengan Norwich. Akun @UtdArena misalnya menyebut komentar ini tidak bisa dimaafkan karena secara hasil, Setan Merah masih sering meraih kemenangan dibanding Norwich.

Mereka pun terpaksa mengingat kembali ke zaman ketika MU masih ditangani oleh David Moyes. Penerus tongkat estafet Sir Alex Ferguson tersebut kerap kali mengeluarkan komentar yang menempatkan MU sebagai tim yang underdog. Mentalitas cemen ini yang kemudian membuat MU tidak lagi menjadi ancaman bagi lawannya dan mudah untuk dikalahkan. Ucapan seperti ini yang diharapkan tidak keluar dari mulut manajer yang memegang salah satu kesebelasan tersukses di Eropa.

Namun Solskjaer memang tidak asal bicara. Meski secara kualitas pemain MU lebih unggul dari tuan rumah, namun penampilan mereka di atas lapangan kerap tidak meyakinkan. Hal ini yang mungkin melatar belakangi kenapa Solskaer bicara demikian karena mereka lagi-lagi bermain ala kadarnya setelah tampil lumayan bagus saat menahan imbang Liverpool pekan sebelumnya.

“Setelah laga melawan Liverpool, ada sedikit dorongan bagi para pemain, namun penampilan mereka mala mini mirip seperti ketika mereka bermain pada awal musim. Tim ini seperti diisi pemain yang aneh, pemain yang serasa belum pernah bermain setim. Lini tengah dan depan saling tidak berhubungan. Umpan mereka sangat buruk. Babak kedua hanya ada satu tim yang berusaha untuk mencari gol. Saya tidak melihat apa-apa dari permainan United hari ini. Para pemain harus bermain lebih cerdas,” tutur Paul Scholes yang menjadi pundit dalam laga MU melawan FK Partizan.

Lini Depan Harus Tajam

Laga melawan Liverpool seharusnya bisa menjadi titik balik MU untuk bergerak ke arah yang lebih baik. Menghadapi pemuncak klasemen saat itu, United tampil lebih percaya diri, ada determinasi dan berani agresif meladeni permainan Liverpool. Namun ketika melawan Partizan, United kembali balik ke mode awal sebagai tim yang berat sebelah.

Mereka kembali menunjukkan kalau mereka mampu bertahan dengan baik, namun ketika menyerang tim ini nampak seperti kehilangan pakem. Kreativitas dua gelandang serang yang dimainkan (Juan Mata dan Jesse Lingard) kerap terhambat karena lini belakang lawan yang bermain cenderung rapat memaksa mereka hanya bisa mengalirkan bola ke sisi sayap.

Hal ini membuat lini depan MU begitu miskin dalam melepas peluang. Kemarin, lagi-lagi mereka ditolong oleh penalti dan tidak bisa membuat satu tembakan tepat sasaran dalam situasi permainan terbuka.

“Satu tembakan tepat sasaran dan itu hanya dari penalti. Bagi kesebelasan seperti Man United, hal ini tidaklah cukup dan itu bukan Man United yang kita tahu,” tutur Robin van Persie.

United sebenarnya bukan kali ini saja hanya bisa menang melalui penalti. Di era Sir Alex Ferguson pun mereka sering melakukannya. Namun saat itu, MU masih menciptakan beberapa peluang berbahaya. Berbeda dengan kali ini yang sama sekali tidak bisa memberikan ancaman berbahaya bagi gawang lawan selama 90 menit.

Keringnya gol dari lini depan yang membuat mereka sulit untuk mengalahkan lawan-lawannya dengan mudah. Persoalan kreativitas dan kesalahan-kesalahan sendiri para pemain depan menjadi penyebab mengapa mereka baru bisa mencetak 10 gol musim ini meski memiliki rataan tembakan ke gawang mencapai 13 per laga.

Namun MU sebenarnya berada dalam posisi yang begitu diuntungkan untuk laga ini. Norwich adalah kesebelasan yang paling banyak menerima tembakan per laga yaitu 17,1 tendangan. Dengan catatan 21 kebobolan, mereka menjadi tim yang rajin memungut bola dari gawang bersama dengan Watford. Statistik mentah ini menunjukkan betapa lini belakang Norwich terbilang sangat buruk. Bahkan oleh Aston Villa saja mereka dibobol lima kali.

Dengan kualitas lini depan yang diisi pemain macam Marcus Rashford, Anthony Martial, dan Daniel James, mencetak lebih dari satu gol untuk pertama kalinya sejak Agustus bisa menjadi pekerjaan mudah. Namun jika mereka kembali mengulangi penampilan mereka seperti laga melawan Partizan, maka siap-siap saja penggemar United akan kembali disuguhkan penampilan United yang ala kadarnya, yang menang hanya dengan penalti tanpa membuat satu peluang tepat sasaran, atau bahkan yang lebih buruk yaitu menderita kekalahan.

Perkiraan Susunan Pemain

NORWICH CITY:

Tim Krul, Max Aarons, Ibrahim Amadou, Ben Godfrey, Jamal Lewis, Alexander Tettey, Emiliano Buendia, Moritz Leitner, Kenny McLean, Todd Cantwell, Teemu Pukki

MANCHESTER UNITED:

David de Gea, Aaron Wan-Bissaka, Harry Maguire, Victor Lindelof, Ashley Young, Scott McTominay, Fred, Andreas Pereira, Daniel James, Anthony Martial, Marcus Rashford