Foto: En.as

24 Januari 1999, Manchester United menjamu Liverpool pada babak keempat Piala FA. Pertandingan yang digelar di Old Trafford tersebut berlangsung sangat ketat. Hingga menit ke-87, United masih tertinggal 0-1melalui gol Michael Owen. Serangkaian peluang demi peluang diciptakan tapi tidak ada satu pun yang masuk ke gawang lawan.

Titik balik United kemudian hadir pada menit ke-88. Kombinasi Andy Cole dan Dwight Yorke membuat United bisa menyamakan kedudukan melalui striker Trinidad dan Tobago tersebut. Ketika pertandingan sudah mau berakhir dan laga replay sudah di depan mata, Setan Merah berbalik unggul melalui gol Ole Gunnar Solskjaer yang disambut gempita suporter yang hadir saat itu.

Tepat 22 tahun kemudian, pertandingan yang sama akan kembali hadir pada ajang dan babak yang sama pula. Sang pencetak gol kini punya misi untuk kembali memberi keriuhan serupa bagi penonton (di rumah masing-masing) layaknya dua dekade lalu. Yang membedakan, kini dia akan mencoba memberi kemenangan melawan Liverpool dengan statusnya sebagai manajer.

North-West Derby kembali hadir pekan ini. Pertemuan sebelumnya di Premier League dua pekan lalu berakhir imbang tanpa gol. Kali ini, hasilnya diharapkan berbeda. Khususnya untuk pendukung United yang saat ini seperti sedang berada di Surga.

Kepercayaan diri United begitu tinggi. Konsistensi untuk menghasilkan kemenangan terus mereka perlihatkan. Meski beberapa match terakhir mereka meraih kemenangan yang tipis dan kesulitan untuk mengalahkan lawan-lawannya, namun hal itu menandakan kalau pelan-pelan mental pemenang mereka mulai tumbuh. United kini sudah 13 pertandingan tanpa kalah di kompetisi liga domestik.

Kondisi yang bertolak belakang hadir dari tim tamu. Kekalahan dari Burnley tiga hari lalu membuat anak asuh Jurgen Klopp ini sudah lima pertandingan tidak bisa meraih kemenangan. Lebih parahnya lagi, lini depan The Reds sedang tumpul dalam empat pertandingan terakhir.

Pada tahun 2021 ini, Liverpool baru membuat empat gol yang semuanya dibuat pada babak ketiga Piala FA melawan Aston Villa. Ketika itu, Sadio Mane, Gini Wijnaldum, dan Mohamed Salah bergantian membobol gawang The Villans.

Akan tetapi, semua gol tersebut tidak tercipta ke gawang Emiliano Martinez, melainkan ke gawang Akos Onodi. Penjaga gawang Hungaria yang masih berusia 19 tahun. Bahkan mayoritas pemain Villa saat itu masih bayi atau bahkan belum lahir ketika James Milner melakoni debut profesionalnya. Bocah-bocah itu bahkan sukses membuat repot Liverpool setidaknya selama satu jam.

Kesulitan yang lebih tinggi bukan tidak mungkin mereka alami lagi seperti pertemuan terakhir di Liga. Ketika itu, pertahanan United sukses menggagalkan segala ancaman Liverpool yang menguasai tiga per empat jalannya pertandingan. Persoalan finishing seperti yang sudah dibahas pada paragraf sebelumnya tentu menjadi fokus Klopp mengingat hanya dengan gol sebuah tim akan meraih kemenangan. Bagaimana tidak, Liverpool hanya membuat satu gol dari rata-rata nilai Expected Goals (probabilitas peluang dalam menghasilkan gol) yang mencapai 6,4.

Permasalahan United sebenarnya beda tipis dari Liverpool. Jika sang lawan bermasalah dalam penyelesaian akhir, maka kekurangan United adalah dalam hal eksekusi. Eksekusi disini bukan ketika pemain melepaskan tendangan untuk membuat gol, melainkan eksekusi untuk menghasilkan peluang.

United punya peluang sebenarnya untuk mengalahkan Liverpool beberapa waktu lalu jika mereka bisa cerdas dalam hal eksekusi. Rashford beberapa kali sukses mengeksploitasi pertahanan tinggi Liverpool melalui kecepatan yang ia punya. Namun semuanya berakhir dengan offside. Ketika tidak terjebak offside, sentuhan bolanya kemana-mana. Ketika Cavani melakukan run in behind di dekat Fabinho, Rashford memilih membawa bola hingga membuat Cavani kesal. Kekurangan-kekurangan seperti ini yang harus diselesaikan oleh Ole mengingat lini pertahanan mereka sudah tampil bagus.

Rashford sendiri kemungkinan akan besar akan kembali mengisi lini depan seperti dua pekan lalu. Kecepatannya diharapkan benar-benar bisa merusak garis pertahanan tinggi Liverpool dengan catatan dia bisa memperbaiki timing dan decision making agar tidak gampang terjebak offside.

Perkiraan Susunan Pemain

MAN UNITED: David De Gea, Aaron Wan-Bissaka, Victor Lindelof, Harry Maguire, Luke Shaw, Scott McTominay, Fred, Paul Pogba, Bruno Fernandes, Marcus Rashford, Edinson Cavani

LIVERPOOL: Alisson, Trent Alexander Arnold, Fabinho, Jordan Henderson, Andy Robertson, Thiago, Gini Wijnaldum, Xherdan Shaqiri, Sadio Mane, Roberto Firmino, Mohamed Salah