Foto: Twitter Manchester United

Kemenangan telak 3-0 melawan FK Partizan membuat pujian sekaligus harapan kepada Manchester United kembali meninggi. Mereka dituntut untuk bisa mempertahankan konsistensi mereka setelah kembali meraih kemenangan. Selang 72 jam dari pertandingan melawan wakil Serbia tersebut, Setan Merah ditantang oleh Brighton dalam lanjutan Premier League pekan ke-12.

Dalam sepakbola, ada istilah yang berbunyi “tim yoyo”. Julukan ini diberikan kepada kesebelasan yang penampilannya susah ditebak alias naik turun di setiap pekannya. Mereka-mereka yang memegang label ini adalah kesebelasan yang tidak konsisten. Pekan ini bisa meraih kemenangan, namun pada pertandingan berikutnya, mereka bisa secara mengejutkan gampang dikalahkan.

Apesnya, label ini dipegang oleh Manchester United. Penampilan mereka susah ditebak. Ketika diharapkan menderita kekalahan, Solskjaer mampu membuat timnya bermain lebih baik. Sebaliknya, ketika diharapkan bisa meraih kemenangan dengan mudah, maka United justru gagal meraih poin atau bahkan menderita kekalahan seperti melawan Bournemouth pekan sebelumnya.

Itulah yang ditakutkan para penggemar United saat ini. Inkonsistensi permainan membuat mereka merasa kalau kemenangan melawan Partizan tidak perlu dibesar-besarkan. Mereka memang tampil bagus, namun ujian sesungguhnya dan yang paling penting adalah permainan mereka di liga domestik. Lagipula, parameter kesuksesan bagi sebuah tim dilihat dari permainan mereka selama 38 pertandingan.

Pertandingan melawan Bournemouth bisa menjadi contoh. Saat itu, United membawa bekal yang tidak main-main. Empat laga tidak terkalahkan, meraih satu poin melawan Liverpool, mengalahkan Chelsea 2-1, dan menunjukkan penampilan yang menghibur. Namun modal itu seketika lenyap ketika mereka melawan Bournemouth.

“Kami hanya butuh konsistensi. Kami hanya butuh kerja keras dan jangan menjauhkan pandangan dari target yang kami ingin capai,” tutur Solskjaer pada pra-musim ketika menjawab apa yang dibutuhkan United untuk mencapai posisi empat besar pada musim ini.

Yang paling utama saat ini adalah para pemain bisa melakukan pemulihan dengan cepat sehingga mereka siap ketika melawan The Seagulls. Tidak bisa disangkal kalau kelelahan memengaruhi performa United akibat fokus Solskjaer yang memilih tetap memainkan pemain-pemain utama dalam ajang-ajang minor seperti Piala Liga dan Liga Europa. Padahal, ia sempat berujar akan memberikan banyak kesempatan untuk pemain muda ketika mereka mentas pada dua ajang tersebut.

Namun, Solskjaer juga tidak bisa disalahkan soal pemilihan skuadnya. Ekspektasi mendapatkan minimal satu trofi, dengan trofi Piala Liga dan Liga Europa yang paling realistis untuk diraih, yang mungkin memaksanya untuk tetap memainkan skuad full time. Akan tetapi, risiko kelelahan jelas tidak bisa dihindari. Penggemar United tidak mau mendengar lagi ocehan Solskjaer seperti pekan lalu saat dia berkata kalau seharusnya ia memainkan pemain yang lain pada pertandingan tersebut.

Serupa dengan United, Brighton juga ingin menjaga konsistensi mereka. Saat ini, gerbang untuk bisa finis pada top half terbuka lebar. Skuad asuhan Graham Potter ini berada pada urutan kedelapan dengan 15 poin. Dari empat laga terakhir mereka, tiga diantaranya selalu berakhir dengan kemenangan bagi Pascal Gross dkk.

“Kami merasa baik setelah meraih dua kemenangan melawan Everton dan Norwich, namun Man United adalah tim besar yang memberi Anda pertandingan sulit. Mereka adalah tim hebat dan kami harus menampilkan permainan terbaik sekalipun bermain Old Trafford. Akhir-akhir ini kami menunjukkan kalau kami mampu membahayakan tim lain dengan posisi kami yang berada pada urutan ke-8. Mudah-mudahan kami bisa menapak naik,” kata Davy Propper.

Salah satu kekurangan Brighton adalah rekor buruk mereka di Old Trafford. Dari 11 kunjungannya dii semua kompetisi, sembilan diantaranya berakhir dengan kekalahan. Hanya dua laga saja yang berakhir imbang. Itupun terjadi sudah lama yaitu pada musim 1980/81 dan 1982/83.

Solskjaer sendiri juga mengkhawatirkan performa lawan yang sedang bagus-bagusnya. Ia pun kembali ketika ia pertama kali melawan mereka pada awal 2019 lalu. Saat itu, United hanya menang tipis 2-1 dan sempat keteteran menghadapi permainan mereka setelah memperkecil ketertinggalan.

Bersama Graham Potter, Brighton sedikit meninggalkan pakem lama mereka yang mengandalkan bola-bola panjang ketika masih diasuh Chris Hughton. Permainan mereka kini jauh lebih menghibur berkat fleksibilitas taktik yang dibawa mantan manajer Swansea City ini.

Perkiraan Susunan Pemain

MANCHESTER UNITED:

David De Gea, Aaron Wan-Bissaka, Harry Maguire, Victor Lindelof, Ashley Young, Scott McTominay, Fred, Jesse Lingard, Anthony Martial, Daniel James, Marcus Rashford

BRIGHTON AND HOVE ALBION:

Matthew Ryan, Martin Montoya, Adam Webster, Lewis Dunk, Dan Burn, Pascal Gross, Davy Propper, Dale Stephens, Steven Alzate, Neal Maupay, Aaron Connolly