Undian babak 32 besar Europa League telah digelar pada 12 Desember silam. Hasilnya, Manchester United akan bertemu peringkat dengan wakil Ligue 1, AS Saint-Etienne. Old Trafford akan menjadi tempat pelaksanaan leg pertama pada 15 Februari mendatang, sebelum United menjalani laga tandang di Stade Geoffroy-Guichard sepekan kemudian. Pertemuan antara United dengan Etienne bukanlah yang pertama. Sebelumnya, kedua kesebelasan pernah bertemu di European Cup Winners Cup pada musim 1977-1978.

Finis pada peringkat enam musim lalu membuat Saint-Etienne harus menjalani fase kualifikasi sebelum berkompetisi di Europa League. Performanya di fase kualifikasi memang kurang meyakinkan. Mereka hanya mampu menang 1-0 secara agregat melawan AEK Athens, kesebelasan peringkat ketiga Liga Yunani musim lalu. Anak asuh Christophe Galtier itu juga hanya mampu menang 2-1 secara agregat kala menghadapi Beitar Jerussalem, yang juga menempati peringkat ketiga Liga Israel.

Performa Etienne di Ligue 1 pun kurang impresif. Mereka hanya menempati peringkat kedelapan hingga pekan ke-17 dengan raihan 25 poin. Namun, penampilan impresif mulai ditunjukkan Etienne di babak grup Europa League. Tergabung bersama Anderlecht, Mainz, dan FK Qabala di Grup C, Saint-Etienne mampu keluar sebagai juara grup dengan catatan tiga kemenangan dan tiga kali hasil imbang.

Namun, yang harus jadi perhatian lebih Jose Mourinho adalah lini pertahanan mereka yang kuat. Sejauh ini, Saint-Etienne meraih tujuh cleansheet di liga dan dua di Europa League. Meski catatan cleansheet tersebut hanya menempati urutan lima terbaik, namun catatan kemasukannya ada di peringkat tiga terbaik.

Total 14 gol yang bersarang hanya kalah dadi OGC Nice dan PSG dengan 12 dan 13 gol. Pemain yang sangat berkontribusi dalam kuatnya pertahanan mereka adalah kiper Stephane Ruffier dan bek tengah Loic Perrin. Mereka berdua bahkan masuk ke dalam “Best XI Ligue 1” versi Whoscored di pekan ke-17.

Mourinho sendiri memang tidak meremehkan Saint-Etienne. “St Etienne juga merupakan klub historis dengan banyak tradisi. Orang-orang di generasi saya tidak akan pernah lupa tim Michel Platini, jadi ini akan sulit,” ujarnya.

Mou juga berkomentar tentang hal baik dalam pertemuan dengan Saint-Etienne, yaitu United tidak perlu menempuh perjalanan jauh seperti pada fase grup. “Hal bagusnya adalah jarak perjalanan. Kami pergi sangat jauh dan ke beberapa tempat sulit di babak grup, ke Turki dan Ukraina. Tapi Prancis adalah penerbangan mudah, dalam periode mudah dengan banyak pertandingan.”

Hal lain yang menarik perhatian pada pertemuan kedua klub adalah reuni dua kakak beradik, Paul Pogba dan Florentin Pogba. Akhir-akhir ini kita memang beberapa kali mendengar kakak beradik saling berhadapan di rumput hijau. Yang terbaru adalah Granit Xhaka dan Taulant Xhaka yang bertemu di fase grup Liga Champions. Namun, pertemuan Pogba bersaudara ini akan lebih menarik karena nama Paul lebih tenar, apalagi dengan statusnya sebagai pemain termahal dunia.

whatsapp-image-2016-12-13-at-12-39-51 whatsapp-image-2016-12-13-at-12-39-52

Florentin dan kembarannya, Mathias, lahir tiga tahun lebih dahulu dari Paul. Mereka bertiga tumbuh di Roisy-en-Brie, sebuah daerah di bagian tenggara kota Paris. Mereka tinggal bersama kedua orang tuanya dan sepupunya di sebuah flat kecil. Paul, Florentin, dan Mathias bahkan harus tidur di kasur yang sama.

Ketiganya memang menyukai sepakbola sejak kecil. Tidak jarang mereka bermain sepakbola jalanan bersama. Ayahnya yang pernah menjadi pelatih sepakbola, Fassou Antoine Pogba, memiliki peran cukup besar dalam perkembangan karir ketiga anaknya tersebut. Begitu pula dengan ibunya, Yeo, yang selalu mendukung cita-cita anaknya.

Kakak kembarnya itu memulai karir sepakbolanya bersama akademi klub Spanyol, Celta Vigo. Mereka sempat berpindah-pindah sebelum akhirnya Florentin memperkuat Saint-Etienne sejak 2012 dan Mathias berseragam Sparta Rotterdam dari awal musim ini. Florentin berposisi sebagai bek tengah dan Mathias sebagai striker. Smentara itu, karir Paul si bungsu memang lebih mentereng dengan bergabung bersama akademi Manchester United dan akhirnya menjadi pemain termahal dunia.

Jika dibandingkan, karir Paul dan Florentin memang cukup jauh. Pogba adalah pemain termahal dunia yang didatangkan United dari Juventus setelah meraih empat gelar Scudetto. Sementara itu, Florentin hanya memperkuat Saint-Etienne, tim papan tengah Ligue 1. Sejauh ini, Florentin mencatat delapan penampilan dari total 17 laga yang dimainkan Saint-Etienne di liga. Ia masih harus bersaing dengan Kévin Théophile-Catherine dan Leo Lacroix untuk mendapat satu tempat di posisi bek tengah. Satu tempat lagi sudah dimiliki oleh bek tengah senior, Loic Perrin.

Selain itu, perbedaan yang cukup mencolok adalah panji tim nasional mereka. Paul membela tanah kelahirannya, Prancis, sementara Florentin dan Mathias juga memperkuat tanah kelahirannya, Republik Guinea.

Mereka bertiga dikenal cukup akrab. Pogba bersaudara itu sering melakukan dance bersama. Florentin dan Mathias juga tidak jarang menonton Paul saat membela timnas Prancis. Keakrabannya juga terlihat di akun Instagram masing-masing. Mereka tidak jarang posting foto satu sama lain. Baru-baru ini, mereka juga posting foto seputar pertemuan Florentin dan Paul mendatang. Bagaimanapun, mereka adalah pemain profesional yang harus mengesampingkan kehidupan pribadi diatas lapangan. Jadi menarik untuk dinanti bagaimana pertemuan Paul dan Florentin Februari nanti.

whatsapp-image-2016-12-13-at-12-39-53