Sempat kesulitan pada awalnya, Marcel Sabitzer perlahan-perlahan mulai merasa nyaman dengan situasinya sekarang di Manchester United. Tak ayal, wacana untuk mempermanenkan pria Austria ini muncul ke permukaan.

Selain Fred, yang membawa pulang gelar Man of the Match pertandingan vs Leeds United, sosok Marcel Sabitzer juga dianggap sebagai salah satu penampil terbaik pada pertandingan tersebut. Meski kesulitan mengimbangi tempo cepat yang diperagakan oleh lawan, namun dia kemudian mampu membawa perubahan khusunya sebelum gol pertama United diraih.

Meski hadir dari assist Luke Shaw, namun semua proses itu diawali oleh kecerdikan Sabitzer yang melakukan switch bola dari sektor lapangan sebelah kanan ke sebelah kiri sebelum kemudian disempurnakan oleh Shaw dan Rashford. Ia juga menjadi kunci lini tengah United dengan 95% umpan sukses dan 80% tekel sukses. Sebuah catatan yang begitu impresif.

Tak ayal, muncul wacana untuk mempermanenkan pria berusia 28 tahun ini. Meski permainannya belum terlalu sempurna dan terkadang kerap terlalu ke dalam saat bermain, tapi kualitas Sabitzer diharapkan mampu menambah kreativitas Setan Merah khususnya di lini tengah.

Kita semua tahu hanya Casemiro dan Eriksen saja yang sekarang bisa membuat solid ruang mesin United. Sedangkan Scott McTominay dan Fred terkadang masih inkonsisten sehingga masuknya Sabitzer secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas lini tengah mereka.

“Untuk sementara saya hanya pemain pinjaman. Itu saja yang bisa saya katakan. Saya merasa sangat baik di sini, dan saya suka tim, klub, dan atmosfer Old Trafford. Mereka menerima saya dengan baik di sini. Jadi kita lihat saja apa yang terjadi pada musim panas,” kata Sabitzer.

Jika melihat situasi Sabitzer di Bayern, tidak ada salahnya United mencoba untuk mengikatnya secara permanen. Hal ini tidak lepas dari minimnya menit main yang diberikan klub Bavaria tersebut kepada eks penggawa RB Leipzig tersebut.

Persaingan lini tengah Bayern memang cukup sengit. Selain Joshua Kimmich, ia juga harus bersaing dengan Leo Goretzka dan pemain muda asal Belanda, Ryan Gravenberch. Padahal, kualitas Sabitzer tidak kalah dari pemain-pemain tersebut.

Sabitzer memang memiliki beberapa kelebihan lain. Mobilitasnya cukup tinggi untuk sering bergerak naik turun. Akurasi tekel yang bisa menyentuh 80% menandakan kalau dia juga cukup rajin untuk membantu pertahanan.

Kelebihan utama tentu saja umpan-umpan switch-nya yang bisa melepaskan tim dari pressing lawan. Inilah yang terjadi pada proses gol pertama melawan Leeds kemarin. Aspek tersebut sejauh ini hanya dimiliki Eriksen. Sedangkan McTominay dan Fred lebih sering menggunakan umpan-umpan pendek.

Meski demikian, Sabitzer juga bukannya tanpa cela. Salah satu kekurangan Sabitzer adalah awareness-nya. Tidak jarang, ia juga beberapa kali gampang kehilangan bola. Namun, persoalan ini tentu bisa diatasi apabila Sabitzer mampu memberikan kontribusi melalui kelebihannya yang sudah disebutkan sebelumnya.

Sayangnya, tengah pekan ini kita tidak akan bisa melihat kontribusi Sabitzer di lini tengah. Kartu kuning yang ia terima dalam laga terakhir di Liga Champions membuatnya harus menerima hukuman akumulasi kartu. Meski United main di Europa League, namun aturan soal akumulasi kartu di ajang Eropa berpengaruh di semua kompetisi.