Foto: The Telegraph

Meski tidak pernah memperkuat tim utama Manchester United, tapi sosok Dwight McNeil bukanlah sosok asing di kalangan tim. Ia pernah memperkuat United pada masa junior meski akhirnya mimpi untuk ke tim utama harus kandas karena umpan silang.

Saat Everton tertinggal dari United akhir pekan kemarin, Frank Lampard melakukan beberapa pergantian. Salah satunya dengan memainkan Dwight McNeil menggantikan Anthony Gordon.

Masuknya McNeil bukannya tanpa alasan. Ia ingin pemain yang bisa dengan cepat melepaskan umpan-umpan silang ke kotak penalti United. Orang yang tepat untuk melakukan itu adalah McNeil. Sayangnya, beberapa percobaan tidak membuahkan hasil dan Everton tetap kalah.

Bagi McNeil, umpan silang adalah kelebihan yang membuat dirinya bisa bertahan di Premier League hingga sekarang. Akan tetapi, umpan silang juga yang membuat dirinya terbuang saat masih menjadi pemain junior di Manchester United.

Sama seperti Marcus Rashford dan Brandon Williams, Dwight McNeil adalah pemuda asli kota Manchester. Layaknya bocah yang tumbuh di sana, maka ia akan menyukai satu dari dua klub yang ada di sana yaitu Manchester United atau Manchester City. Beruntung, ia memilih United untuk menjadi kesebelasan favoritnya.

McNeil adalah bocah yang beruntung. Ia menjadi saksi saat tendangan Federico Macheda pada menit terakhir membawa United menang 3-2 atas Aston Villa pada 5 April 2009. Menurut Manchester Evening News, perayaan gol McNeil sangat liar pada waktu itu. Itulah satu kenangan manis McNeil yang membuat dirinya berhasrat untuk menjadi pemain Manchester United ketika dewasa.

“Ketika Macheda mencetak gol, saya ada di sana. Dia masih muda dan itu adalah kesempatan yang hebat. Saya juga pergi melihat beberapa laga Liga Champions. Saya sebisa mungkin ikut pergi menonton dengan ayah kapan pun. Itu adalah waktu yang tepat untuk tumbuh bersama tim yang mereka miliki,” tuturnya.

Pada usia lima tahun, ia masuk ke sistem pembinaan Manchester United. Ambisinya untuk masuk ke sana tidak serta merta karena fasilitas berupa tiket gratis menonton United. Namun ada mimpi yang dipertaruhkan yaitu merasakan untuk menjadi sosok Ryan Giggs yang merupakan pemain United favoritnya.

Namun, mimpi McNeil untuk menjadi sosok pahlawan seperti Giggs kandas. Suatu ketika ia pulang ke rumahnya setelah sekolah tanpa mengetahui kalau orang tuanya sudah dipanggil oleh Manchester United untuk menerima kabar kalau anaknya tidak bisa lagi menimba ilmu di sana. Kurang bagusnya McNeil dalam bermain di posisi saya pmembuat pihak United melepasnya kembali ke orang tuanya.

“Saya pergi ke sana pada usia lima tahun dan keluar pada usia 14. Sebagai penggemar United, saya menjalani masa sulit selama dua minggu. Kami berlatih, lalu mereka memanggil ibu dan ayah saya, memberi tahu kalau saya sudah dilepas oleh Manchester United,” katanya.

Yang membuat miris adalah alasan McNeil dipulangkan yang dianggap terlalu mengada-ngada. Pelatih United saat itu melihatnya tidak cakap dalam aspek eksekusi bola-bola mati dan juga umpan silang. Ia seperti dibebankan untuk menjadi sempurna padahal saat itu ia masih anak-anak.

 

Foto: Daily Star

“Mereka mengatakan kalau ada pemain lain yang akan bermain di posisi saya. Saya tidak bisa mengambil set-piece, saya juga dibilang tidak memiliki umpan silang yang bagus, tapi sekarang dua aspek itu justru menjadi kekuatan dalam permainan saya,” katanya.

“Penolakan itu mengecewakan. Sulit rasanya untuk menerimanya karena Anda masih bersekolah dan masih muda. Namun, saya tidak mau melihat lagi ke belakang karena sekarang saya merasa kalau itu adalah langkah penting dalam perjalanan karier saya dan itu adalah langkah yang tepat.”

Beruntung McNeil bukan anak yang gampang putus asa. Gagal di satu tempat tidak membuatnya malas mencari peruntungan lain. Ia kemudian memilih Burnley sebagai tempatnya memenuhi cita-cita sebagai pemain profesional.

Selain itu, kelemahan McNeil dalam hal melepaskan umpan silang atau mengeksekusi bola-bola mati terus diasah. Hanya seminggu setelah ia menjalani trial, kubu Burnley menerima McNeil untuk menjadi siswanya.

Pada 13 Mei 2018, McNeil mendapatkan debutnya bersama tim utama Burnley saat mereka kalah dari Bournemouth. Sejak saat itu, tempatnya tidak bisa digusur oleh pemain lain. Ia menjadi andalan di sana dengan 147 penampilan selama lima musim sebelum ditebus dengan mahar 20 juta pounds oleh Everton.

Gagal bersama United tidak membuat masa depannya menjadi suram. Kini McNeil bisa menjadi salah satu pemain berpengalaman di Liga Inggris meski bukan untuk tim idolanya, yaitu United. Kenyataan tidak bisa menembus di tim utama tidak menjadi penghalang baginya untuk sukses bersama klub lain.

“Perasaan saya adalah mencoba untuk selalu membuktikan kesalahan orang-orang yang membuat keputusan dan melepas saya saat itu. Saya rasa, saya telah berhasil melakukannya,” kata pemain kelahiran 22 November ini.