Laga persahabatan antara Inggris melawan Kosta Rika baru memasuki menit ke-13 ketika Ruben Loftus Cheeck memberikan bola kepada Marcus Rashford. Berada dalam posisi yang tanpa pengawalan, ia kemudian melepaskan sepakan menukik yang membuat Keylor Navas, sang pemilik tiga gelar Liga Champions, menjadi kiper amatiran.

Satu gol Rashford di Elland Road saat itu mempertegas satu hal. Untuk saat ini, ia setidaknya jauh lebih baik ketimbang Raheem Sterling. Dengan jumlah penampilan yang dua kali lebih banyak dari Rashford, Sterling hanya bisa membuat dua gol saja. Sementara Rashford punya jumlah gol yang satu buah lebih baik ketimbang eks Liverpool tersebut.

Sepanjang 90 menit, Rashford membuktikan kalau dia sudah layak mendapat satu tempat dalam skuat Tiga Singa. Liukannya beberapa kali merepotkan pemain belakang lawan. Di akhir pertandingan, ia didapuk menjadi Man of the Match yang membuat rasa percaya dirinya semakin bertambah jelang turnamen sesungguhnya.

“Hal utama adalah pergi ke turnamen (Piala Dunia) dengan rasa percaya diri. Cara termudah untuk mendapatkannya adalah melalui penampilan anda. Akan tetapi, kami juga harus tahu kalau setiap individu di sini telah bekerja keras dalam berlatih sehingga itu semua menambah kepercayaan diri kami jelang turnamen,” tutur Rashford beberapa hari sebelum melawan Kosta Rika seperti dilansir Telegraph.

Saat ini, Rashford sebenarnya sudah tidak pantas dilabeli pemain muda. Meski dari segi usia ia baru menginjak 20 tahun, namun dalam hal karier, Rashford sudah layak untuk dilabeli sebagai pemain berpengalaman. Ia sudah tiga musim merasakan Premier League, dua di antaranya bahkan dijalani semusim penuh. Kompetisi Liga Champions dan Liga Europa pun sudah pernah dijajalnya. Rashford bahkan sudah pernah merasakan turnamen sekelas Piala Eropa 2016 meski menit mainnya sangat terbatas.

Rashford datang ke Piala Dunia kali ini dengan membawa bekal berupa status sebagai top skor kedua United di belakang Romelu Lukaku. Hal ini setidaknya menegaskan kalau ia mengalami perkembangan ke arah yang lebih positif. Meski begitu, masih banyak kritik yang ia dapatkan jelang keberangkatannya ke Rusia nanti.

Akun penggemar United yaitu @UnitedStandMUFC merasa kalau apa yang dilakukan Rashford melawan beberapa waktu lalu adalah hal yang biasa saja dan tidak perlu dibesar-besarkan. Wajar Rashford bermain baik karena lawan yang dihadapi hanya kesebelasan kecil seperti Kosta Rika. Aneh bagi mereka apabila Rashford bermain buruk menghadapi kesebelasan yang empat tahun lalu menyentuh babak perempat final Piala Dunia ini.

Taktik Gareth Southgate yang membebaskan para pemainnya untuk berkreasi menjadi salah satu faktor mengapa penampilan Rashford di timnas berbeda ketika di level klub. Di United, Rashford dituntut untuk menjadi pencetak gol sekaligus kreator sementara di tim nasional, tugas mencetak gol lebih dibebankan kepada sosok Harry Kane.

“Marcus punya akhir musim yang terbilang sulit, untuk itu kami mengatakan kepada pemain lain kalau kami berharap mereka bisa memperbaiki kesalahan yang mereka punya. Salah satunya adalah dengan berusaha cukup keras untuk mengambil risiko dan menjadi pemain kreatif,” ujarnya dilansir BBC. “Jika Anda berani maka Anda akan dapat momen seperti yang ia dapat hari ini. Marcus menikmati sepakbolanya malam ini dan dia bermain dengan menyombongkan dirinya.”

Mantan pelatih Inggris sebelum Southgate yaitu Sam Allardyce merasa kalau Rashford kemungkinan tidak akan tampil dalam pertandingan pertama Inggris melawan Tunisia 19 Juni mendatang. Akan tetapi, Big Sam menyebut bahwa tenaga Rashford akan sangat berpengaruh ketika mereka memainkan pertandingan kedua dan ketiganya.

“Saya merasa kalau pada pertandingan pertama nanti dia (Rashford) tidak akan bermain. Namun jika Gareth (Southgate) memikirkan tentang rotasi maka Rashford harus memulai pertandingan dari awal. Saya pikir dia tidak akan menggunakan 11 pemain yang sama setiap pertandingannya,” tuturnya.

Selain kerap tersingkir terlalu dini, masalah lain Inggris saban bermain di Piala Dunia adalah tidak bersinarnya striker utama mereka. Sejak 1998, tidak ada penyerang mereka yang bisa mencetak lebih dari satu gol pada ajang empat tahunan tersebut. Pemain terakhir yang bisa melakukannya adalah Michael Owen yang saat itu usianya setahun lebih muda dibanding Rashford. Cerita Owen 20 tahun lalu inilah yang coba diulangi dirinya ketika bermain di Rusia nanti.

Harry Kane mungkin tetap akan menjadi striker utama bagi kesebelasan negara Inggris. Akan tetapi, hal itu tidak menutup peluang Rashford untuk menjadi pemain penting bagi negaranya. Dia bisa bermain sebagai penyerang sayap atau bahkan bergerak di belakang Kane dan menggunakan kecepatannya untuk mengelabui lawan-lawannya. Akan tetapi, Rashford harus bersaing cukup keras menghadapi pemain-pemain lainnya seperti Dele Alli, Danny Welbeck, hingga rekan seklubnya, Jesse Lingard.