Romelu Lukaku sedang mengalami masa-masa paceklik gol dalam beberapa bulan terakhir. Setelah tampil superior dengan mencetak 11 gol dari 10 laga di semua ajang, pemain berusia 24 tahun ini justru nihil gol dalam tujuh laga sepanjang Oktober hingga awal November. Ia hanya membuat dua asis setelah gol terakhirnya ke gawang Crystal Palace.

Hal ini membuat banyak penggemar Setan Merah mulai meragukan kualitasnya. Beberapa orang mulai membandingkan kembali dirinya dengan Alvaro Morata yang sebelumnya nyaris berbaju United. Bahkan banyak yang memprediksi bahwa Rom akan terus-terusan mandul jika tidak mendapat suplai sempurna.

Tidak masalah jika beberapa orang berpikir demikian, karena faktanya Lukaku adalah pemain yang tajam jika berada di dalam kotak penalti. Ia adalah tipikal pemain yang harus didukung dengan suplai bola matang dari lini kedua yang saat ini menjadi problem dalam permainan United.

“Akhir-akhir ini kami tidak bermain seperti apa yang kami lakukan di awal musim. Kami mengalahkan mereka ketika bertandang, menjadi dominan dan membuat peluang. Tetapi di beberapa laga terakhir kami tidak bermain di level yang sama. Itulah yang menyulitkan bagi saya,” ujar Lukaku kepada Sky Sports.

Masalah suplai memang menjadi masalah besar di lini tengah United. Ketiadaan Pogba yang cedera sejak Agustus membuat suplai bola ke lini depan menjadi terhambat. Penampilan Ander Herrera, Marouane Fellaini, dan Henrik Mkhitaryan pun ikut-ikutan melorot seolah-olah menunjukkan bahwa mereka pun juga butuh keberadaan pemain Prancis tersebut.

Sebaliknya, mantan pemain Anderlecht ini menjadi garang ketika berbaju timnas. Ia mencetak dua gol ketika Rode Duivels bermain imbang 3-3- melawan Meksiko. Dalam laga itu, ia mendapat bantuan memadai dari lini tengah yang diisi Eden Hazard dan Kevin De Bruyne. Dua pemain kreatif yang tidak dimiliki oleh skuad United.

Jeda Internasional membawa berkah bagi Lukaku. Pada pertandingan uji coba terbaru melawan Jepang, mereka menang 1-0 berkat gol yang dibuat olehnya. Lebih spesial lagi bahwa gol tersebut menjadikan Lukaku sebagai top skor sepanjang masa timnas Belgia dengan 31 gol mengalahkan Bernard Voornhoof dan Paul Van Himst. Gol nya secara tidak langsung meningkatkan kembali kepercayaan diri Lukaku.

“Ini sangat melegakan tapi saya tahu hal itu (menjadi top skor timnas) akan datang. Saya merasa hebat. Saya lahir untuk mencetak gol. Saya tidak berpikir banyak striker dari generasi saya memiliki banyak gol sebanyak saya. Saya bagaikan macan tutul di dalam kotak penalti,” ujarnya.

Maka dari itu salah apabila menganggap macan tutul (Lukaku) saat ini sedang ompong. Giginya (ketajamannya) hanya sedang sakit. Lukaku saat ini seperti penderita sakit gigi yang hanya mampu mengunyah makanan lunak (Uji Coba) dan belum sanggup memakan makanan berat. Akan tetapi sakit gigi Lukaku bisa disembuhkan dengan cara mengunyah Newcastle pada akhir pekan nanti.

Penampilan Newcastle memang sedang merosot dalam dua laga terakhir. Akan tetapi mereka bukanlah lawan yang bisa dianggap enteng. Pertemuan terakhir keduanya di Old Trafford pun hanya berakhir imbang tanpa gol.

Meski demikian Lukaku punya peluang untuk memulihkan ketajamannya di United mengingat ia telah mencetak lima gol ke gawang The Magpies. Ia hanya satu kali kalah ketika mencetak gol ke gawan Newcastle yaitu pada musim 2012/2013 ketika memperkuat West Brom.

Di sisi lain, Lukaku menganggap dirinya adalah seekor macan tutul. Bukan tidak mungkin ia terinspirasi oleh Zlatan Ibrahimovic yang menganalogikan dirinya dengan seekor singa. Para penggemar United pun nampak tidak sabar untuk melihat duet singa dan macan tutul yang siap menerkam lawan-lawannya.

“Ini memotivasi saya karena dia pemain bagus untuk menambah skuad. Sangat sulit bila mengalahkan kami berdua. Ibra akan kembali dan membantu kita mengejar Manchester City dalam perburuan gelar.”