Foto: Twitter Dean Henderson.

Beberapa penggemar United merasa lega karena penjaga gawang utama Sheffield United, Dean Henderson, tidak bermain akhir pekan nanti. Namun kekuatan The Blades tidak hanya bertumpu pada si penjaga gawang semata.

***

Setelah dua minggu terhenti karena jeda internasional, Manchester United akan kembali berjibaku pada kompetisi Premier League. Kali ini, mereka akan berkunjung ke Bramall Lane, untuk menghadapi kuda hitam (sementara) musim ini, Sheffield United. Kemenangan jelas menjadi target utama mengingat United masih tertinggal sembilan poin dari posisi empat besar.

Laga ini bisa dikatakan sebagai ujian yang cukup berat bagi Ole Gunnar Solskjaer. Pasalnya, mereka dituntut untuk melanjutkan tren positif menghadapi kesebelasan yang memiliki kolektivitas permainan yang cukup rapi sepanjang musim ini.

Beberapa penggemar United sendiri merasa percaya diri kalau timnya bisa meraih kemenangan. Hal ini dikarenakan penjaga gawang utama mereka, Dean Henderson tidak bisa ambil bagian karena ia adalah pemain pinjaman dari Setan Merah. Tempatnya sudah pasti akan diisi oleh Simon Moore.

Kehilangan Dean memang patut disyukuri mengingat ia merupakan salah satu penjaga gawang yang cukup oke pada musim ini. Ia masih menjadi kiper dengan angka nirbobol terbanyak yaitu lima kali bersama dengan Ederson dan Kasper Schmeichel. Tidak hanya itu, berkat Dean pula Sheffield menjadi salah satu kesebelasan yang memiliki angka kebobolan terkecil untuk sementara dengan sembilan gol.

Namun seperti yang saya ucapkan sebelumnya, Sheffield bukan hanya soal Dean. Mereka adalah kesebelasan yang mengandalkan permainan kolektif dan tidak bertumpu pada satu dua pemain saja. Hal ini disebabkan dengan skema unik yang digagas oleh Chris Wilder. Skema yang membuat beberapa kesebelasan elite kesulitan untuk membongkarnya.

Bek Tengah kok Overlap?

Sudah banyak media-media lokal maupun internasional yang membahas tentang taktik Sheffield United yang cukup unik. Menggunakan formasi dasar 3-5-2, Wilder memaksimalkan kedua bek tengah mereka untuk membantu serangan dan mendekati kotak penalti lawan. Mereka diberikan tugas untuk melindungi penguasaan bola dan menciptakan situasi overload di sektor sayap.

Bek tengah Sheffield diisi oleh trio Chris Basham, John Egan, dan Jack O’Connel. Basham dan O’Connel selaku wide center back akan bergerak melakukan overlap ketika mereka sedang melakukan build up play tergantung arah serangannya. Egan akan bergerak ketika bola dimainkan di sisi kanan, sedangkan O’Connel akan naik ketika serangan dimulai dari sisi kiri. Ketika salah satu ada yang naik, maka yang lain akan tetap menjadi bek tengah menemani Egan.

Dibantu oleh masing-masing wing back, maka Sheffield bisa menciptakan overload atau situasi menang jumlah di sisi flank. Dengan menang jumlah, maka mereka bisa bermain third man combination.

Skema ini tidak sama dengan Chelsea yang sama-sama bermain menggunakan tiga pemain belakang era Antonio Conte. Di era Conte, hanya Cesar Azpilicueta saja yang bermain menyerang sementara Gary Cahill tetap berada di posisinya sebagai bek tengah menemani David Luiz.

Namun Chris tentu tidak hanya memikirkan serangan semata. Saat kedua bek tengahnya tersebut naik, maka para gelandang akan turun ke lini pertahanan, biasanya John Lundstram, Oliver Noorwood, dan John Fleck yang akan sedikit bermain lebih ke dalam. Tujuannya juga untuk membangun middle block ketika serangan mereka dari metode CB overlap tersebut gagal. Bahkan Enda Stevens dan George Baldock pun memiliki latar belakang sebagai pemain bertahan sehingga bukan tugas yang sulit bagi mereka mengisi kekosongan yang ditinggalkan Basham dan O’Connel.

Ketika sedang tidak menguasai bola, Wilder juga punya dua cara untuk melakukan transisi. Yang pertama mereka bisa bermain dengan low block (blok rendah) alias bertahan di dekat kotak penalti, atau dengan middle block (blok di tengah) alias mengorganisasi pertahanan di dekat lingkaran tengah.

Dua cara ini adalah momok bagi United yang membuat mereka kerap kehilangan poin. Wolves, Crystal Palace, dan Newcastle United adalah kesebelasan-kesebelasan yang membuat United pusing dengan cara mereka menutup ruang antar lini. Sheffield punya potensi itu mengingat Chris Wilder akan mengarahkan pemain tengahnya untuk mengikuti ke mana alur bola akan diberikan.

Memanfaatkan Trio Pelari dan Kreativitas Pemain Tengah

Meski begitu, bukan berarti Sheffield tanpa cela. Mereka juga pasti punya kelemahan yang bisa menjadi keuntungan bagi United. Salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah memaksimalkan kecepatan Daniel James dan Marcus Rashford ketika Sheffield sedang melakukan transisi dari menyerang ke bertahan.

Brighton menjadi korban terakhir ketika transisi pertahanan mereka kalah cepat dibanding alur serangan pemain Manchester United. Lemahnya konsentrasi mereka kemudian dimanfaatkan betul oleh trio Martial-James-Rashford untuk mencetak gol dan membuat rangkaian peluang emas yang sayangnya gagal dimanfaatkan untuk membuat banyak gol.

Cara lain adalah dengan memanfaatkan kreativitas tiga pemain tengah mereka. Ketika melawan Brighton, United diuntungkan dengan apiknnya permainan Fred dan McTominay yang berani melakukan penetrasi individu untuk memecah lini tengah lawan. Ini yang mempermudah United untuk menggagalkan Brighton ketika melakukan blok di lini tengah.

Apes bagi mereka, karena McTominay harus absen karena cedera. Hal ini membuka kemungkinan United tidak akan bermain dengan DM murni. Fred dan Andreas Pereira akan menjadi double pivot di lini tengah dan Lingard akan mengisi peran sebagai pemain nomor 10.

Sosok Lingard (jika dimainkan) nantinya akan sangat krusial untuk menghubungkan lini tengah dan lini depan United. Ia bisa merusak organisasi pertahanan Sheffield United jika ia sering turun dan selalu berada di depan trio pemain tengah Sheffield. Dengan cara ini, maka tugas lini tengah United akan menjadi lebih mudah karena situasi menjadi tiga lawan tiga dan Lingard kemudian bisa memberikan suplai bola kepada para pemain depan United.

Perkiraan Susunan Pemain

SHEFFIELD UNITED:

Simon Moore, Chris Basham, John Egan, Jack O’Connell, George Baldock, John Lundstram, Oliver Noorwood, John Fleck, Enda Steven, Lys Mousset, David McGoldrick

MANCHESTER UNITED:

David de Gea, Aaron Wan-Bissaka, Victor Lindelof, Harry Maguire, Brandon Williams, Fred, Andreas Pereira, Jesse Lingard, Anthony Martial, Daniel James, Marcus Rashford