FOto: Zimbio.com

Jelang pertandingan melawan Fulham Sabtu (8/12) ini, Jose Mourinho kembali mendapat masalah terkait kebugaran beberapa pemainnya. Tiga bek tengah mereka yaitu Chris Smalling, Eric Bailly, dan Phil Jones, diragukan tampil karena cedera. Mourinho masih menunggu hasil latihan yang dilakukan pada Jumat (7/12) untuk memastikan apakah salah satu dari ketiga pemain ini bisa tampil pekan ini.

“Kami harus menunggu hasil latihan hari Jumat untuk melihat kebugaran Martial, Smalling, Jones, dan para pemain yang meragukan untuk tampil. Tetapi saya tekankan kalau ada semangat yang bagus seperti yang diperlihatkan Smalling tengah pekan lalu dan Jones di laga melawan Southampton. Sulit rasanya memiliki banyak pertandingan dengan masalah yang masih mendera beberapa pemain,” tuturnya.

Jika benar tiga pemain ini tidak bisa tampil, maka Mourinho hanya punya Marcos Rojo yang siap bermain sebagai center back. Sebelumnya mereka sudah kehilangan Victor Lindelof. Tentu saja ini menjadi kabar buruk bagi United mengingat lini belakang mereka bahkan masih rentan dibobol meski tampil dengan lini belakang yang komplit.

Tidak hanya itu, situasi seperti ini juga mengingatkan penulis pada kejadian sembilan tahun lalu saat krisis pemain belakang juga mendera skuat Sir Alex Ferguson. Entah kebetulan atau tidak, saat itu lawan Red Devils adalah Fulham dan pertandingan juga terjadi pada bulan Desember.

Krisis yang diderita Alex Ferguson bisa dikatakan lebih parah ketimbang apa yang dialami Mourinho saat ini. Ia kehilangan tujuh pemain belakangnya. Gary Neville, Rio Ferdinand, Wes Brown, Nemanja Vidic, Rafael, John O’Shea, dan Jonny Evans karena mengalami cedera. Lini belakang United benar-benar krisis.

Menariknya, Ferguson tidak mau mengambil pemain belakang dari tim akademi. Pemanggilan pemain akademi justru jatuh ke tangan Ritchie De Laet yang sejatinya adalah seorang bek kanan. Mantan pelatih Aberdeen ini lebih senang menduetkan dua poros ganda yang ia miliki sebagai dua pemain yang berdiri di depan kiper dalam diri Darren Fletcher dan Michael Carrick.

Bukan tanpa alasan Ferguson melakukan ini. Dalam pertandingan melawan Wolfsburg, eksperimen ini berbuah manis dengan kemenangan 3-1. Sayangnya, strategi ini tidak berjalan mulus saat menghadapi The Cottagers.

Pada pertandingan tersebut, Fergie memainkan pola 4-3-3. Fletcher dan Carrick ditemani oleh Ritchie De Laet dan Patrice Evra. Yang menarik, Evra saat itu dimainkan sebagai bek kanan. Tiga gelandang diisi Paul Scholes, Anderson, dan Darron Gibson. Tiga pemain depan diisi Wayne Rooney (sayap kiri), Valencia (sayap kanan), dan Michael Owen (penyerang tengah).

Eksperimen Ferguson gagal total. United justru tampil ceroboh. Lini belakang kesulitan memenangi duel udara karena sosok Bobby Zamora begitu dominan. Lini tengah pun tidak bisa mengalirkan bola ke depan karena pressing dari tuan rumah. Kepincangan skuad saat itu benar-benar tercermin pada pertandingan tersebut.

Fulham mencetak gol pertama melalui sepakan Danny Murphy yang sukses mencuri bola dari Paul Scholes. Dalam prosesnya, terlihat bagaimana Carrick dan Fletcer memang tidak cocok dimainkan sebagai bek. Ferguson pun dibuat pusing. 10 menit jelang babak pertama usai, Fergie mengubah formasi menjadi 3-5-2. Namun tetap saja hal itu tidak berjalan baik karena United dipaksa memainkan bola-bola panjang. Hingga akhir babak pertama, United betul-betul dibuat tidak berdaya oleh Fulham yang ketika itu masih dilatih Roy Hodgson.

Babak kedua baru berjalan 19 detik, United kembali kebobolan melalui sepakan Zamora. Gol ini berawal dari kurang cakapnya Fletcher memenangi duel udara melawan Clint Dempsey. Gol ini membuat Ferguson mengubah kembali komposisi skuadnya menjadi 4-4-2. Fabio dimasukkan menggantikan De Laet sekaligus mengembalikan Evra ke bek kiri. Berbatov masuk menggantikan Gibson untuk menemani Rooney.

Keputusan ini sempat membawa hasil dengan banyaknya peluang yang didapat United. Saat mereka sedang berusaha mencari gol pertama, Fulham justru menambah keunggulan melalui sepakan Damien Duff.

Skor 3-0 berakhir untuk Fulham yang untuk pertama kali menang di kandang melawan United setelah 45 tahun. Setelah pertandingan, Ferguson tidak bisa mengelak kalau krisis lini belakang memang mempengaruhi kestabilan timnya.

“Saya harap hasil ini tidak mempengaruhi perjalanan perburuan liga. Kami harus secepat mungkin mendapatkan beberapa pemain belakang kami untuk membantu tim ini kembali ke posisi pertama. Rapuhnya posisi di belakang membuat kami tidak bisa berbuat apa-apa. Saya justru kasihan melihat para pemain tengah kami terpaksa bermain di posisi belakang,” tuturnya.

Sayangnya, hasil ini berpengaruh terhadap perjalanan United menuju perburuan gelar liga. Itulah kekalahan kelima yang sudah mereka raih. Di akhir musim, United finis di posisi kedua dibawah Chelsea dengan selisih satu poin.