Foto: Manchester Evening News

Pendukung Setan Merah punya harapan untuk melihat Van Persie bisa kembali tajam seperti musim pertama. Faktor terbesarnya adalah kehadiran Van Gaal sebagai manajer anyar menggantikan David Moyes yang gagal total. Van Persie berharap kalau musim ketiganya di United bisa menjadi musim penebusan setelah musim keduanya yang berantakan.

“Saya dengan Van Gaal sudah memiliki ikatan yang kuat. Bahkan hubungan ini sudah berjalan baik sejak hari pertama,” kata Van Persie.

Akan tetapi, kisah Van Gaal dan Van Persie di Manchester justru bertolak belakang dengan yang terjadi di Brasil. Ketika sudah berganti baju Manchester United, hubungan keduanya berantakan. Tidak ada lagi aksi ‘tos’ yang terjadi melainkan ketegangan demi ketegangan yang terjadi diantara keduanya.

Van Persie bukan pilihan utama Van Gaal di United. Ia hanya menjadi striker pilihan keempat setelah Radamel Falcao, Wayne Rooney, dan James Wilson. Selain itu, janji kalau dia akan diberikan kapten utama setelah hengkangnya Nemanja Vidic dan Patrice Evra juga urung terealisasi karena Van Gaal memberikan jabatan tersebut kepada Wayne Rooney. Alih-alih menebus permainan buruknya bersama Moyes, justru musim Van Persie semakin suram ketika bersama Van Gaal.

“Semua orang mengira Van Persie adalah pemain favorit saya dan saya melindunginya, ya mungkin saja benar. Tapi, pada akhirnya Anda harus terus melakukan evaluasi. Van Persie adalah pilihan keempat, pemain dengan kontribusi yang minim. Keputusan ini tidak diambil sembarangan dan harus berdasarkan fakta dari penampilan dia selama satu musim,” kata Van Gaal.

Tidak hanya sekali itu saja Van Gaal membuat pernyataan mengejutkan. Ia pernah berujar kalau Van Persie bisa berada di tim utama United karena sang pemain beruntung. Van Persie beruntung karena pemain lain seperti Falcao dan Rooney juga sering cedera, dan beruntung karena Van Gaal tidak memintanya untuk duduk diam di bangku cadangan.

“Ada waktu ketika Van Persie tidak bermain dengan baik dan Anda harus membandingkan pemain lain yang akan mengisi posisinya. Van Persie adalah salah satu yang beruntung karena Falcao sedang cedera sehingga saya harus membandingkannya dengan Rooney dan Wilson. Rooney bisa bermain di banyak posisi, sedangkan Wilson adalah pemain muda yang sedang berjuang membuktikan diri.”

Tidak hanya itu, disaat pendukung United berterima kasih kepada Van Persie karena golnya menyelamatkan United dari kekalahan ketika melawan Chelsea, Van Gaal justru lebih memperhatikan perayaan gol si pemain yang membuka pakaiannya karena begitu emosional bisa menyamakan kedudukan.

“Apa yang Anda lihat adalah perayaan gol yang bodoh. Bersuka cita itu boleh, tapi tidak harus buka kaus. Kalau itu dilakukan, ia mendapatkan kartu kuning dan itu jelas bukan keputusan cerdas,” kata Van Gaal.

Van Gaal saat itu punya alibi kalau Van Persie memang sudah tidak layak bermain untuk tim utama. Selain cedera yang menggerogoti permainannya, ia beberapa kali tampil buruk meski sudah diberikan kepercayaan untuk tampil. Ia bermain bagus dalam beberapa pertandingan, namun kerap menghilang ketika magisnya sedang dibutuhkan. Ditambah dengan gaya mainnya yang dianggap terlalu sering berada di area pertahanan timnya yang membuat Van Gaal semakin tidak suka Van Persie.

Ia juga menyebut kalau Van Persie kurang menunjukkan spiritnya untuk bersaing memperebutkan satu tempat di lini depan.

“Pada akhirnya Anda harus melihat mana pemain yang berkontribusi dari empat pemain yang kami punya. Mana yang kontribusinya sedikit, mana yang tidak ada kontribusi sama sekali sehingga Anda membuat keputusan. Inilah yang kami alami sepanjang musim. Anda harus mengawasi segala aspek,” kata Van Gaal

Satu laga yang membuatnya kecewa adalah ketika United menang 2-1 di kandang Arsenal pada 2014. Pada pertandingan itu, Van Persie hanya menyentuh bola sebanyak 13 kali dan digantikan oleh James Wilson 15 menit sebelum pertandingan berakhir.

“Ia bermain sangat buruk, itulah kenapa saya menggantinya,” ujar Van Gaal.

Pada musim terakhir Van Persie, ia masih membuat 10 gol di semua kompetisi. Akan tetapi, itu tidak memengaruhi Van Gaal yang merasa kalau dia sudah habis dan tidak layak lagi bermain untuk Setan Merah. Torehan golnya terus merosot dari 30 gol, lalu 18 gol, dan 10 gol pada musim terakhirnya.

“Wayne Rooney adalah pemain nomor 10 di belakang striker tetapi Van Persie tidak cukup fit untuk ukuran Liga Inggris. Artinya, Rooney adalah penyerang terbaik United saat itu. United butuh striker kelas dunia,” ucap Van Gaal.

Ketidaksukaan Van Gaal terhadap Van Persie sebenarnya sudah terlihat bahkan sebelum keduanya bekerja sama membawa Belanda menjadi peringkat tiga Piala Dunia 2014. Saat mantan pelatih AZ Alkmaar itu menggantikan Bert van Marwijk sebagai pelatih tim nasional, ia langsung mengubah peran Van Persie menjadi striker nomor dua. Pilihan utamanya saat itu adalah Klaas-Jan Huntelaar yang sebelumnya lebih banyak menjadi pelapis Van Persie.

Kepindahan Van Persie membuat Van Gaal dihujat penggemar United bahkan sampai sekarang. Bagi suporter, Van Persie, Hernandez, dan Jonny Evans, adalah tiga pemain yang seharusnya tidak layak untuk dilepas ke klub lain. Namun menurut Van Gaal, apa yang ia lakukan sudah tepat dan sesuai dengan tugasnya sebagai manajer yaitu membuat tim berisi pemain-pemain yang dianggap terbaik dan melepas mereka yang tidak lagi bisa memberi kontribusi untuk tim.

Kekecewaan mendalam jelas dirasakan Van Persie. Datang ke United dengan maksud ingin bermain bersama Sir Alex Ferguson, ia nyatanya hanya satu kali mendapat kesempatan itu dan sisanya kariernya merosot bersama Moyes dan Van Gaal. Ia tidak diizinkan lagi untuk memperbaiki penampilan buruknya hingga membuat ia pergi ke Fenerbahce pada 2015.

“Ketika saya sembuh dari cedera, persaingan tim menjadi tidak adil lagi. Van Gaal mengirim saya untuk latihan sendiri. Saya tidak marah, tapi saya harus mengambil keputusan yaitu pergi. Saya sudah tahu Van Gaal ketika melatih timnas dan sekarang saya kenal dia ketika melatih klub. Ada perbedaan di sana,” kata Van Persie.