Foto: Welsh Online

Daniel James akan bertemu Manchester United sebagai lawan setelah dua musim lebih sedikit memperkuat tim itu. Akankah ini menjadi reuni yang berkesan bagi sang Welshman?

Ketika namanya mulai mencuat di Swansea City pada musim 2018/19, hanya ada satu tim yang benar-benar ngotot ingin mendapatkan tanda tangan Daniel James. Tim itu adalah Leeds United.

Leeds yang saat itu sedang dalam jalur apik menuju promosi butuh pemain yang cocok dengan skema pressing total tiap jengkal lapangan yang menjadi filosofi Marcelo Bielsa. Pemain itu harus punya kecepatan dan energi yang tidak pernah habis. James memang cocok karena dia punya atribut tersebut.

“Saya sudah gila sejak dihubung-hubungkan oleh Leeds. Beberapa penggemar Swansea meminta saya untuk tetap tinggal, tetapi penggemar Leeds terus mengatakan, ‘Kapan kamu datang? Apakah kamu benar datang (ke Leeds)?” tutur James yang berbicara sambil berbaring tersebut.

Segalanya sudah berjalan sesuai rencana. Banderol 10 juta pounds sudah disepakati kedua tim. Meski beberapa detail kecil belum diselesaikan, namun keduanya yakin kalau transfer sudah oke. James pun kemudian langsung diterbangkan ke Elland Road untuk wawancara dan sesi foto dengan jersey terbarunya. Hingga kemudian bencana terjadi.

Dalam dokumenter Take Us Home Episode 3, manajer tim, Matt Grice mengajak si pemain untuk memperkenalkan rumah baru mereka. Namun pemilik Swansea City yaitu Jason Levien dan Steve Kaplan, serta kepala eksekutif mereka, Huw Jenkins, secara mendadak membatalkan kepindahan James. Beberapa pesan dikirimkan oleh Orta kepada kubu Swansea, namun tidak ada yang mendapatkan respon.

Suasana kemudian menjadi kacau. Orta sebisa mungkin meyakinkan James yang mulai merasa was-was. Mereka menyebut kalau negosiasi sudah berakhir dan sedikit lagi James sudah menjadi pemain Leeds. Namun, kegaduhan semakin terasa Ketika beberapa pemain Leeds bertanya kepada petugas pers, James Mooney, terkait saga transfer tersebut.

Untuk mempercepat keruwetan ini, James kemudian diminta untuk menandatangani beberapa dokumen dalam kontrak barunya di Leeds. Setelah sesi tanda tangan dilakukan, sekretaris klub, Hannah Cox, mengucapkan selamat. Namun Orta, yang mulai merasa kalau perpindahan James akan gagal, melarang Cox untuk memberi selamat karena ia masih menunggu pesan dari Swansea. Beberapa kali Orta menelepon Jenkins namun tidak ada tanggapan. Hingga pukul 11 malam, batas akhir bursa transfer musim dingin, transfer ini tidak menemui kejelasan.

James ketika diperkenalkan Leeds pada 2019. foto: Welsh Online

Menurut Telegraph, kegagalan transfer James ke Leeds dikarenakan adanya konflik yang muncul antara duet Kaplan-Levien dengan Huw Jenkins. Salah satu diantara mereka tidak setuju pemain sayapnya ini dijual. Pihak yang tidak setuju itu kemungkinan duet Kaplan dan Levien mengingat beberapa pekan setelah insiden ini, Jenkins memutuskan mengundurkan diri sebagai Excecutive Chairman dan digantikan oleh Trevor Birch. James akhirnya kembali ke Swansea dan menjalani paruh kedua musim bersama The Swans.

Kegagalan James menjadi satu dari beberapa nasib apes Leeds pada saat itu. Setelahnya, mereka tersandung kasus mata-mata. Lalu pada akhir musim, mereka gagal promosi otomatis ke Premier League. Bielsa saat itu menolak kalau kegagalan mendapatkan James menjadi alasan kegagalan mereka.

***

Pada akhirnya James lah yang lebih dulu yang promosi ke Premier League. Ia mendapatkannya lewat jalur hengkang ke Manchester United. Kedatangan James saat itu disambut baik dan dianggap menjadi salah satu revolusi baru transfer United di era Ole Gunnar Solskjaer.

Suporter berharap United tidak lagi jor-joran membeli pemain mahal. Membeli pemain murah tapi punya determinasi dan skill mumpuni dianggap sebagai cara ideal untuk membangun klub ini kembali dan James adalah nama yang tepat.

Suporter United pun mulai banyak yang tergila-gila dengannya. Terutama kecepatannya ketika melakukan sprint sambil menggiring bola. Tiga dari empat laga awal berhasil memunculkan namanya di papan skor. Ia diganjar pemain terbaik klub bulan Agustus atas kontribusinya itu sebelum kemudian James menghilang.

Tidak ada lagi aksi-aksi brilian yang sering ia lakukan di sisi sayap. Sentuhannya mulai hilang. James kini mulai dianggap pemain yang hanya bisa berlari tapi tidak dibekali dengan visi bermain yang baik. Pelan-pelan James mulai kehilangan tempat.

James sendiri berkomentar kalau dia mulai kehilangan kepercayaan diri di Manchester United. Ia yang biasanya berani bergerak menusuk ke dalam kini memilih untuk bermain aman dan hanya sesekali saja melakukan manuver. Entah pergerakannya yang mulai terbaca atau kekhawatiran dari James sendiri yang sempat beberapa kali mengalami cedera.

Menurut Rio Ferdinand, James memang tidak cocok untuk standar permainan United. Pemain dengan atribut sepertinya memang lebih pas untuk tim yang mengandalkan bola-bola direct. Inilah yang membuat Rio merasa kalau James memang lebih cocok untuk tim-tim papan tengah seperti Leeds. Di sisi lain, United era Solskjaer beberapa kali menekankan pentingnya penguasaan bola yang membuat James kerap tidak terlihat.

Lagipula, James memang bukan target utama klub. Sebelum pilihan mereka jatuh kepada James, United sudah kadung jatuh cinta kepada Jadon Sancho. Ketika cinta mereka saling berbalas, maka tidak ada pilihan untuk meninggalkan yang sudah tidak lagi dibutuhkan.

Pada akhirnya pembelian James tidak memberi dampak apa-apa selain 9 gol dan 9 assist dari 74 penampilan serta keuntungan hampir 10 juta pounds untuk keuangan klub.

***

Sama seperti United, James juga mendapat apa yang sebenarnya ia mau yaitu bermain untuk Leeds. Terlihat jelas betapa antusiasnya James bisa benar-benar mendarat ke Elland Road pada musim panas ini. Ia bahkan menyebut kalau pindah ke Leeds adalah sebuah kemajuan.

“Saya senang bisa melampaui batas dan bergerak maju. Saya senang kesepakatan ini selesai setelah apa yang terjadi dua setengah tahun yang lalu. Selalu ada ketertarikan sejak saya masih di Swansea kepada klub ini dan di sinilah tempat yang saya inginkan,” katanya.

Musim ini James memang belum terlalu menonjol. Ia baru membuat empat gol dan dua assist sejauh ini. Meski begitu, dia mendapatkan apa yang sebelumnya tidak ia dapat di United yaitu status sebagai pemain utama.

Ketika James mencetak gol saat United menang 6-2 pada musim lalu, supporter Leeds menyanyikan chant bernada kasar kepadanya. Sekarang, nyanyian itu sudah berubah menjadi lirik penuh dukungan. Dari nyanyian tersebut, James akan menjadikan pertemuan kedua kesebelasan ini di Elland Road sebagai ajang pembuktian.