Kiper David De Gea memborong banyak prestasi individu pada musim 2017/2018. Ini adalah sebuah catatan yang membanggakan bagi seorang penjaga gawang. Ia meraih tiga kali penghargaan pemain terbaik Manchester United pilihan fans, empat kali penghargaan Sir Matt Busby alias pemain terbaik tim Setan Merah, serta Golden Glove, atau kiper dengan catatan clean sheet paling banyak di Premier League Inggris. Semua prestasi itu tentu saja membuat De Gea menjadi salah satu pemain kelas atas di Inggris, dan salah satu kiper terbaik di dunia saat ini.

Baca juga: David De Gea Tidak Layak Masuk Tim Terbaik Liga Inggris?

Pada musim ini, De Gea memang menunjukkan kontribusi yang sangat signifikan bagi United. Laman resmi klub, ManUtd.com mencatat sang kiper membukukan 22 pertandingan tanpa kebobolan; 18 laga di liga domestik dan empat laga di Liga Champions, rekor paling banyak di antara musim-musim sebelumnya.

Penjaga gawang internasional Spanyol itu masih bisa menambah catatan gemilangnya tersebut jika mampu mementahkan semua peluang Chelsea pada partai final Piala FA nanti, hingga membawa The Red Devils meraih satu-satunya trofi yang bisa mereka menangkan pada musim ini.

Namun, semua prestasi dan rekor yang dicatatkan De Gea itu tak selamanya berarti baik bagi United sebagai sebuah tim secara keseluruhan. Para fans Setan Merah tentu saja masih ingat dengan salah satu komentar Mourinho pada musim lalu. Dia menilai kesuksesan seorang kiper bisa jadi indikasi jika sebuah tim kurang berkembang.

“Saya rasa, ketika seorang kiper menjadi pemain terbaik satu musim, maka ada yang salah,” ungkapnya saat itu dilansir Daily Star.

Kini, penilaiannya itu mengarah pada timnya sendiri, ketika De Gea berhasil menjadi pemain terbaik klub dan kiper terbaik di liga. Jika berkaca kepada penilaian manajer berkebangsaan Portugal tersebut, maka ada kemungkinan tidak beres pada lini belakang United.

Pada musim ini, The Red Devils mengalami kebobolan 28 gol dalam 38 pertandingan di Premier League. Jumlah tersebut memang masih kalah dari sang juara Manchester City yang mencatatkan kebobolan paling sedikit dengan 27 gol. Namun, jika dibanding tim-tim lain di dalam lima besar, United masih lebih baik karena para pesaing kebobolan lebih dari 35 gol. Di luar itu, hanya Burnley FC yang sedikit lebih baik dengan hanya kebobolan 39 gol.

Sebenarnya, jika melihat pada jumlah kebobolan United di liga domestik setiap musim sejak terakhir kali menjadi juara pada musim 2012/2013; sebelum manajer legendaris Sir Alex Ferguson pensiun di akhir musim, angkanya terus menunjukkan perbaikan. Gawang tim Setan Merah dibobol hingga 43 gol kala kali terakhir jadi juara, jumlah yang sama pada musim berikutnya saat terperosok di posisi tujuh. Kemudian, jumlah kebobolan mulai membaik dengan 37 gol, disusul 35 gol, dan 29 gol pada musim lalu. Sepanjang enam musim itu, De Gea jadi kiper utama sejak datang di musim panas 2011.

Pada musim ini pun, De Gea juga menunjukkan penampilan yang sangat baik dengan catatan 115 penyelamatan dalam 37 pertandingan di Premier League yang dijalaninya. Dia hanya absen di laga terakhir kontra Watford FC. Namun, catatan ini ternyata tak bisa pula menjadi ukuran bahwa United memang telah mencapai performa terbaiknya seperti masih dibesut Sir Alex. Pasalnya, jika melihat daftar 10 besar kiper Premier League musim ini dengan jumlah penyelamatan terbanyak, tak satu pun wakil enam klub besar kecuali United. Sementara De Gea berada di posisi lima dalam daftar ini.

Kiper Arsenal Petr Cech duduk di posisi 11 dengan 91 penyelamatan dalam 34 pertandingan. Lalu, Hugo Lloris (Tottenham Hotspur) di posisi 13 dengan 86 penyelamatan pada 36 laga, disusul penjaga gawang Chelsea Thibaut Courtois yang musim lalu meraih Golden Glove dengan 76 penyelamatan di 35 laga. Sementara kiper andalan Manchester City, Ederson, serta dua kiper pilihan Liverpool, Simon Mignolet dan Loris Karius, punya catatan di bawah 69 penyelamatan. Lalu, apakah ini pertanda De Gea memang jauh lebih baik dibandingkan para pesaingnya di antara enam klub raksasa tersebut?

Tentu saja tidak! Catatan ini malah bisa menjadi peringatan bagi lini belakang The Red Devils. Jumlah penyelamatan yang demikian banyak dicatatkan De Gea, bisa saja disebabkan oleh pertahanan yang kurang tangguh. Buktinya, para beknya memang cukup sering melakukan kesalahan.

Selain itu, skuat United juga sering kecolongan, bahkan oleh tim-tim kecil seperti Huddersfield Town yang memberi kekalahan pertama, hingga Newcastle United, West Bromwich Albion, dan Brighton & Hove Albion. Makanya, tak salah jika Mourinho masih merasa kurang puas dengan kinerja lini belakang timnya.