Selama ini Romelu Lukaku identik dengan striker yang mengandalkan kekuatan tubuhnya sebagai senjata utama untuk mencetak gol. Namun sepertinya persepsi tersebut ingin diubah oleh Romelu Lukaku lewat penampilannya di Piala Dunia 2018 sejauh ini. Lihatlah empat gol yang sudah ia ciptakan di piala dunia 2018. Jika diperhatikan hampir semua gol yang tercipta dari kaki Lukaku tidak ada yang menggunakan kekuatan tendangannya untuk melesatkan bola ke dalam gawang.

Saat melawan Panama Lukaku berhasil mencetak dua gol. Gol pertamanya diciptakan lewat tandukan diving-nya setelah mendapat umpan matang dari Kevin de Bruyne. Sedangkan gol kedua ia ciptakan dengan teknik mencungkil bola untuk mengelabui penjaga gawang.

Begitupun saat melawan Tunisia gol pertama Lukaku berawal dari umpan terobosan yang mengarah kepada dia. Lalu dengan tenang Lukaku melihat sisi kiri gawang dan mengarahkan bola tepat di pojok kiri gawang Tunisia sehingga sulit dijangkau oleh kiper dan terciptalah gol. Sedangkan gol kedua, lagi-lagi lewat umpan terobosan yang diarahkan kepadanya, Lukaku dengan cerdik mencungkil bola dan berhasil mencetak gol keduanya melawan Tunisia.

Gol-gol tersebut diciptakan oleh Lukaku tanpa memerlukan tendangan keras. Lukaku menunjukkan akselerasinya untuk terhindar dari pemain bertahan dan mengeksekusi bola dengan tenang dan ketajaman secara teknis untuk menciptakan golnya. Hal tersebut menunjukkan peningkatan performa dari Lukaku yang lebih terlihat matang secara teknis.

Pada babak 16 besar, Lukaku memang tidak mencetak gol. Namun setidaknya Lukaku membuat dua keputusan yang tepat pada proses terciptanya gol ketiga. Gol ini yang membuat Belgia melakukan comeback dan meloloskan tim berjuluk setan merah tersebut lolos ke babak perempat final.

Bermula dari serangan balik cepat yang dimotori oleh Kevin de Bruyne yang menggiring bola dari tengah lapangan, Romelu Lukaku yang sudah berada pada sisi kiri pertahanan Jepang berlari ke arah tengah untuk menarik pemain bertahan Jepang sehingga menciptakan ruang di sisi kiri pertahanan Jepang, keadaan tersebut membuat Thomas Meunier bergerak bebas ke sisi kiri untuk menerima umpan dari Kevin de Bruyne.

Thomas Meunier tanpa berlama-lama menguasai bola langsung mengirim umpan silang ke dalam kotak penalti. Di sana sudah bersiap seorang Romelu Lukaku yang bisa saja menciptakan gol kelima-nya di ajang Piala Dunia. Namun, Lukaku mengambil keputusan yang tepat. Menyadari bahwa dirinya sudah ditempel oleh kapten Jepang, Makoto Hasabe, yang mungkin saja bisa memblok bola apabila Lukaku langsung melakukan tendangan ke arah gawang. Saat itu Lukaku justru menghindari bola karena di belakang Lukaku sudah bersiap Nacer Chadli yang berada pada posisi yang lebih leluasa untuk mencetak gol. Benar saja Chadli berhasil mendorong bola ke arah gawang Jepang dan terciptalah gol ketiga Belgia untuk membalik keunggulan.

Penampilannya tersebut menunujukkan bahwa Romelu Lukaku bukanlah penyerang yang hanya mengandalkan fisik. Tetapi dirinya juga memiliki kecerdasan dalam menciptakan gol dan peluang.

Dari penampilannya tersebut juga menunjukkan kedewasaan Romelu di atas lapangan yang tidak egois untuk tujuan pribadinya saja akan tetapi akan tujuan yang lebih besar yakni kepentingan tim. Pada beberapa kesempatan Romelu Lukaku juga terlihat mengarahkan rekan-rekannya sebelum pertadingan. Hal ini tentunya menjadi hal yang sangat positif untuk perkembangan karirnya.

Dalam laga perempat final saat melawan Brasil, Lukaku juga memperlihatkan fleksibilitasnya sebagai penyerang. Terbiasa dipasang sebagai penyerang utama yang berada di posisi paling depan dan tengah sektor penyerangan. Dalam laga melawan Brasil, Lukaku ditempatkan pada posisi penyerang sayap dengan bermain di sisi sebelah kanan.

Selama pertandingan penampilan Lukaku terbilang tidak mengecewakan. Pada posisi tersebut justru Lukaku menjadi motor serangan balik yang menghasilkan gol yang diciptakan oleh tim Belgia. Berawal dari tendangan pojok Brasil yang berhasil dihalau pemain Belgia, bola muntah berhasil dikuasai oleh Romelu Lukaku yang kemudian menggiring bola dan berhasil melewati beberapa pemain Brasil. Lukaku kemudian mengirimkan umpan ke Kevin de Bruyne yang kemudian dieksekusi dengan sempurna dari luar kotak pinalti.

Mengingat umur Romelu Lukaku yang masih 25 tahun, dirinya sudah menunjukkan bahwa ia adalah seorang penyerang yang tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik akan tetapi dia juga dapat melakukan akselerasi yang baik, penyelesaian akhir yang tenang, kecerdasan memanfaatkan peluang, dan juga kedewasaan yang dapat mempengaruhi rekan-rekannya dilapangan.

Sumber: Manutd.com