Victor Lindelof

Meski meraih tiga poin ketika melawan Brighton and Hove Albion, Manchester United tetap saja tidak lepas dari kritikan. Kemenangan 1-0 yang diraih pekan lalu tidak bisa dinikmati oleh sebagian fans United. Alasannya hanya satu, gol yang dicetak adalah hasil bunuh diri dari Lewis Dunk yang membelokkan bola hasil sepakan Ashley Young.

Akan tetapi, terlepas dari masih labilnya performa Manchester United, satu pemain tiba-tiba mencuri perhatian. Sosok tersebut adalah Victor Lindelof. Pemain kesebelasan nasional Swedia ini mengagetkan banyak kalangan setelah di akhir pertandingan ia dinobatkan sebagai man of the match oleh United.

Dengan persentase sebesar 57%, Lindelof mengalahkan dua rekannya yaitu Ashley Young dan Nemanja Matic yang hanya mengumpulkan 37% dan 6% suara saja. Pengumpulan suara dilakukan dengan melihat banyaknya retweet yang dilakukan oleh para followers United.

Mantan pemain Benfica tersebut memang layak menerima label sebagai yang terbaik apabila melihat kontribusinya dalam 90 menit menghadapi Brighton. Diduetkan kembali dengan Chris Smalling, Lindelof mampu menjaga lini belakang United tetap bersih dari gol meski kerap mendapat serangan dari tim tamu.

Dalam laga tersebut, umpan Lindelof hanya tujuh buah saja yang tidak menemui sasaran. Akurasi passingnya pun mencapai 86%. Meski aksi bertahannya tergolong minim (ia hanya membuat satu intersep, satu sapuan, satu kali memenangi duel udara, dan dua blok), namun ia mampu menutupinya dengan kemampuannya dalam hal mencari posisi. Salah satunya adalah ketika ia mampu menggagalkan usaha Anthony Konckaert melalui blok krusialnya di babak kedua.

“Saya pikir itu adalah usaha bertahan yang sangat baik. Bola berada dalam kondisi 50/50 dan saya hanya berpikir saya harus memenangi bola ini dan saya berhasil. Kami senang bisa mengakhiri laga tanpa kebobolan, Kami selalu menang dengan pertahanan yang bagus dan mencoba untuk tidak kemasukan gol. Kami menyelesaikan tugas tersebut hari ini dan hasil yang sangat baik untuk kami,” ujarnya kepada MUTV.

Penampilan apiknya tersebut juga mengundang pujian dari dua mantan pemain United. David May, bek tengah United di era 90-an menyebut bahwa laga melawan Brighton adalah awal yang tepat bagi Lindelof memulai karirnya di Manchester United.

“Tekelnya tersebut adalah awal karirnya di Manchester United. Saya rasa dia salah satu pemain terbaik di laga ini dan saya pikir inilah pertandingan terbaik yang pernah ia mainkan untuk United,” ujarnya.

Lain May maka lain pula Macari. Legenda United era70-an ini mengatakan, “Karirnya dimulai dengan cara yang sulit tapi hari ini dia menunjukkan apa yang sudah dia dapatkan di United dan semoga saja hal ini (penampilan apiknya) terus berlanjut.”

Gelar man of the match ini setidaknya sangat berguna untuk meningkatkan kembali motivasi pemain berusia 22 tahun ini yang sempat tertekan dalam menjalani musim pertamanya di kota Manchester. Hadir sebagai pemain baru dan digadang-gadang akan menjadi bek terbaik United di masa depan, nyatanya Lindelof memulai karirnya dengan beberapa kesalahan-kesalahan yang berdampak negatif bagi United.

Dia ikut andil dalam dua gol yang dicetak Huddersfield dalam laga pertamanya di Premier League sebagai starter. Debut sebagai starter di Old Trafford (pada ajang Premier League) pun ditandainya dengan terpeleset dan membuat gawang David De Gea kebobolan ketika melawan Newcastle. Semoga saja apa yang sudah diraih Lindelof pekan lalu bisa dipertahankan dan membuat dia semakin lebih baik lagi kedepannya.