Sebuah upaya percobaan terakhir dari Watford ke gawang Chelsea berakhir dengan pelanggaran. Gerard Deulofeu bersiap mengambiil tendangan bebas tersebut. Bola kemudian disundul penjaga gawang Ben Foster dan berhasil ditepis oleh Kepa Arrizabalaga. Wasit kemudian meniup peluit tanda pertandingan yang dimenangkan Chelsea dengan skor 2-1 tersebut.

Momen sundulan Ben Foster tersebut sempat membuat nafas pendukung Chelsea terhenti sejenak. Jika sukses mencetak gol, maka Foster akan bergabung dengan Paul Robinson, Tim Howard, Asmir Begovic, Peter Schmeichel, dan Brad Friedel sebagai penjaga gawang yang bisa membuat gol di Premier League. Namun usahanya tidak cukup untuk mengalahkan Kepa.

Akan tetapi, usaha Foster tersebut sudah cukup untuk membuat akun-akun penyedia jasa troll memiliki bahan olok-olok yang siap dikeluarkan. Dan jika mencari kesebelasan yang gampang sekali dijadikan bahan troll, maka tidak lain nama Manchester United akan muncul pada posisi paling atas.

Terkait aksi Foster kemarin, akun troll kemudian ramai-ramai membandingkan mantan penjaga gawang United tersebut dengan Jesse Lingard. Hanya karena Foster membuat satu shoot on target, ia langsung dibandingkan dengan Lingard yang sejauh ini belum membuat satu tembakan tepat sasaran.

Musim ini, Jesse Lingard menjadi bahan kritikan paling keras oleh beberapa penggemar Manchester United. Alasannya sederhana, ia dianggap tidak cukup cakap untuk menggalang lini tengah dan lini depan timnya. Bahkan riset yang dibuat Manchester Evening News menempatkan namanya dalam daftar pemain yang harus dijual.

Hingga tulisan ini dibuat, Lingard belum bisa mencetak gol dan asis di Premier League. Terakhir kali ia mencetak gol terjadi pada 22 Desember saat melawan Cardiff. Hal ini berarti, sudah hampir satu tahun bagi mantan pemain pinjaman Brighton ini tidak bisa mencetak gol di Premier League. Tidak hanya gol, statistiknya dalam mengancam gawang lawan juga tergolong minim. Musim ini, ia baru membuat empat tembakan. Dari jumlah tersebut, tidak ada satu tendangan pun yang mengarah ke gawang lawan.

Namun mengolok-ngolok Lingard hanya karena shoot on target-nya yang minim jelas bukan sebuah perbandingan yang apple to apple. Tidak proporsional rasanya mengkritik Lingard hanya karena jarang mengancam gawang lawan.

Ole Gunnar Solskjaer beberapa kali menegaskan kalau peran Jesse Lingard musim ini tidak dimaksudkan untuk mencetak gol atau bahkan membuat banyak asis bagi rekan setimnya. Tugas Lingard musim ini adalah sebagai perusak serangan lawan. Teknik pressing yang baik dari pemain berusia 26 tahun ini lebih dimanfaatkan Solskjaer untuk merusak penguasaan bola lawan.

“Kami memiliki pemain yang bisa menekan lawan di area pertahanan mereka. Saya tidak tahu beberapa kali Jesse memenangkan bola untuk kami, tetapi ia adalah salah satu yang terbaik di sepakbola dalam hal menekan lawan,” kata Solskjaer di sela-sela pra-musim United melawan Inter Milan.

Solskjaer kemudian menegaskan kembali ucapannya dan membabat habis kritikan kepada Lingard yang diharapkan bisa mencetak banyak gol. Ia meminta para penggemarnya untuk melihat kontribusi Lingard di luar berapa gol dan asis yang ia ciptakan.

“Jesse tidak pernah menjadi penyerang tengah paling produktif di depan gawang. Jika Anda melihat sepanjang kariernya, maka ia memiliki atribut lain dan kontribusi lain yang ia miliki sangat fantastis bagi saya sejak hari pertama latihan. Kadang-kadang Anda ingin dia menjadi lebih tajam di depan gawang, tetapi dia melakukan banyak hal lain dari sekadar mencetak gol,” kata Solskjaer menanggapi kritikan kepada Lingard pada awal September lalu seperti dikutip Sport bible.

Seperti yang sudah pernah saya jelaskan dalam tulisan “Jangan Heran Jika Solskjaer Terus Memainkan Jesse Lingard”, tugas Lingard musim ini hanya diminta sebagai perusak serangan lawan dan tidak dibebankan untuk urusan mengatur serangan. Dengan kata lain, tugasnya hanya sebagai tukang pressing dan bukan sebagai playmaking. Bermain sebagai pemain nomor 10, tidak serta merta Lingard harus menjadi seorang playmaker mengingat di sepakbola modern sekarang ini, siapa pun bisa menjadi pengatur serangan.

Ia hanya bertugas memulihkan penguasaan bola United. Ketika bola berada di kakinya, maka ia akan memberikan kepada pemain lain. Pemain itulah yang nantinya akan mengatur skema United untuk mencetak gol.

Memang, Lingard juga kudu membuktikan kalau dirinya juga bisa membuat gol atau asis. Setidaknya, dua atribut ini bisa melengkapi kemampuan dirinya sebagai tukang pressing yang disukai oleh Solskjaer. Namun selagi, kemampuan pressing Lingard belum menurun, maka Solskjaer nampaknya tidak mempermasalahkan jumlah gol dan asisnya yang begitu minim.