Foto: Mirror

Bermain di kompetisi non liga jelas tidak menyenangkan. Meski begitu, kompetisi ini juga bukanlah aib dalam piramida sepakbola Inggris. Banyak pemain Liga Inggris sekarang yang justru memulai karier dengan bermain pada kompetisi amatir. Salah satunya adalah Dean Henderson.

26 Maret kemarin Inggris merayakan apa yang disebut dengan Non-League Day yaitu satu hari yang dikhususkan untuk memperingati laga-laga non-league. Non-League sendiri merupakan kompetisi yang tidak dinaungi oleh otoritas Premier League maupun EFL. Dengan kata lain, kompetisi Non-League adalah mereka yang berada pada divisi lima ke bawah.

Tidak ada tanggal pasti kapan Non-League Day ini dirayakan. Namun yang pasti, perayaan ini dimulai pada 2010. Yang penting, Non-League Day diperingati setiap Liga Inggris, yaitu Premier League hingga League Two, libur serentak karena jeda internasional. Pada 2022, perayaan ini jatuh pada 26 Maret kemarin.

Non-League Day kini sudah menjadi budaya tahunan. Beberapa tim liga Inggris bahkan aktif mengajak suporternya untuk bisa menonton tim-tim amatir agar mereka juga merasa lebih diperhatikan. Bahkan perayaan ini kerap dijadikan ajang penggalangan dana.

***

Banyak dari pemain-pemain Premier League sekarang adalah alumni dari kompetisi non-liga. Dalam tim Manchester United, Dean Henderson adalah orang yang pernah merasakan kompetisi itu. Pada musim 2015/16, Dean saat itu bermain untuk Stockport County pada National League North atau Divisi Enam dalam piramida sepakbola Inggris.

Pada situs resmi klub, eks penjaga gawang Sheffield United ini berkata kalau peminjaman ke Stockport adalah salah satu faktor yang membuat ia bisa berada di level seperti sekarang. Meski jauh dari divisi tertinggi, namun Stockport adalah awal dari karier senior Dean. Menurutnya, tidak ada salahnya mencoba meniti dari bawah meski ia menimba ilmu di akademi Manchester United.

“Saya mengambil contoh cerita Jordan Pickford yang pergi ke Carlisle. Lalu ia bisa terlibat bersama timnas Inggris dan main di Everton. Saya harus mengikuti jalur seperti itu. Aaron Ramsdale, Sam Johnstone, Nick Pope, mereka semua juga melakukan hal yang sama,” kata Dean.

Perjalanan karier sepakbola Dean memang cukup unik. Tingkatan kompetisi yang ia ikuti selalu meningkat setiap musimnya. Dari Conference North bersama Stockport, Grimsby di League Two, Shrewsbury di League One, dan Championship serta Premier League bersama Sheffield United.

Bermain di Stockport membuat Dean sadar kalau tidak selamanya ia harus bergantung pada penampilannya di akademi untuk menuju tim utama. Peminjaman, entah bermain di klub level manapun, penting untuk bisa meningkatkan kemampuan sepakbolanya. Bahkan Dean mengaku kalau intensitas kompetisi non-liga lebih sulit dibanding Premier League.

“Saya benar-benat dites pada kompetisi itu. Saya dihantam banyak umpan silang, menendang jauh 80 yard ke kepala striker dan terus mendapat teriakan dari manajer. Tapi, itulah yang membuat saya bisa berada di sini sekarang,” kata Dean menambahkan.

“Bermain di level mereka jauh lebih sulit dibanding Premier League. Permainannya berbeda. Keras, sulit, kasar, bahkan benturan lebih sering terjadi. Tapi, karena itulah saya bisa duduk di sini hari ini. Jika saya tidak pergi ke sana, saya mungkin akan terjebak di League One sekarang. Pindah ke Non-League adalah keputusan terbaik dalam hidup saya.”

Meski mengaku pinjaman ke Stockport adalah sesuatu yang berkesan dalam kariernya, namun Dean hanya bermain sembilan kali bersama mereka. Minimnya jumlah caps yang ia punya bukan karena kualitasnya yang tidak selevel dengan kompetisi Divisi enam. Akan tetapi, ia sempat mengalami cedera yang membuatnya harus kembali ke United pada Februari 2016.

Setelah sembuh, Henderson kemudian kembali ke Stockport pada bulan Maret. Total, dari sembilan kali ia bermain Dean mengumpulkan tiga clean sheet.