Musim panas lalu, Nemanja Matic pindah dari Chelsea guna bergabung dengan mantan manajernya Jose Mourinho di Manchester United. Kepindahan Matic pun sempat mempengaruhi nasib kedua tim rival itu secara signifikan.

Di sisi lain, hanya ada dua pemain baru yang berhasil tampil reguler untuk Manchester United musim ini, yaitu Nemanja Matic dan Romelu Lukaku, yang sempat menarik banyak perhatian sejak awal musim 2017/18. Sementara itu, Chelsea terlihat berjalan dengan lamban dalam mempertahankan gelar juara Premier League mereka dengan hanya meraih enam kemenangan, satu imbang dan tiga kekalahan (dua kandang dan satu tandang) sejauh musim ini.

Penderitaan The Blues diperparah ketika membiarkan Diego Costa berlabuh ke Atletico Madrid karena masalah internal yang dialaminya dengan sang pelatih Antonio Conte. Ia pun digantikan oleh eks bintang Real Madrid, Alvaro Morata. Tak terlepas dari itu semua, Morata sendiri tampil cukup mengesankan dengan enam gol raihannya sejauh ini, meskipun pada kenyatannya, Chelsea terpaut di urutan keempat klasemen sementara Premier League.

Mungkin, melihat dua situasi yang di alami tim papan atas Premier League itu, ada sebuah perbedaan signifikan jika dibandingkan dengan musim lalu. Perbedaan itu adalah dari sektor kepemilikan Nemanja Matic di pos lini tengah. Gelandang Serbia yang telah bermain di Stamford Bridge sejak 2014 itu pindah ke Old Trafford dalam kesepakatan transfer sebesar 40 juta paun pada Juli lalu. Dan kenyataan itulah yang membuat Jose Mourinho sangat percaya diri akan kekuatan lini tengah skuat miliknya jelang laga melawan Chelsea pada akhir pekan ini (5/11).

Baca juga: Bagaimana Benfica Mengubah Karier Nemanja Matic

“Saya memiliki pemain yang saya inginkan,” tutur Jose Mourinho. “Mungkin saya memiliki pemain yang menurut saya tidak mungkin dimiliki, tapi akhirnya saya mendapatkan pemain yang sangat saya inginkan.”

Jose Mourinho pun sempat merasa heran dan terkejut ketika melihat langkah kepindahan Matic tampak seperti mengasumsikan kehidupannya sendiri. Tapi pada akhirnya, rumor transfer berhasil membuat sebuah kenyataan tanpa ada yang tahu mengapa itu bisa terjadi. Bahkan, manajer Chelsea Antonio Conte pun tampak sebagai aktor pasif dalam kepindahan Matic ke United. Conte menyebut kepindahan Matic sebahai ‘kehilangan besar’ bagi tim berjuluk The Blues itu.

“Saya selalu berpikir dia (Matic) bisa menjadi pemain yang sempurna bagi kami. Dia adalah pemain yang saya sebut pemain stabilitas,” tandas Mourinho menjelaskan jika kehadiran Matic merupakan efek domino positif bagi skuat utama United.

Kehadirannya di lini tengah, menunjukkan jika Matic bisa menguasai sektor krusial tersebut karena ia memiliki kemampuan langka untuk berkeliling ke segala sisi lapangan. Bahkan, pemain berusia 29 tahun itu telah menjadi pemain yang paling banyak bermain dalam sembilan dari 10 pertandingan untuk Manchester United di Premier League sejauh musim ini.

Nemanja Matic adalah tipikal pemain yang bertugas membiarkan pemain di depannya bermain dengan kebebasan yang lebih. “Matic melakukan pekerjaan besar di lapangan,” pungkas Henrikh Mkhitaryan menjelaskan perannya di atas lapangan. “Dia mencoba mengembalikan semua bola. Bertahan di tempatnya, dan dia selalu melakukan pekerjaan besar bagi tim ini.”

Baca juga: Perginya Nemanja Matic adalah kesalahan besar

Hal itu menjadi sebuah indikasi bahwa Matic telah menambahkan sesuatu yang tidak dimiliki United sebelumnya. Mourinho memang memiliki gelandang dengan tipikal yang banyak menguasai bola, sejenis pemain yang selama ini dianggapnya sangat penting bagi kesuksesan timnya, tapi Matic terlihat lebih dari itu. Mata dan telinganya seakan-akan ada di segala penjuru lapangan. Ia adalah seseorang yang bisa mengatasi pemain lawan secara fisik dan taktis. Matic pun digambarkan sebagai “pemain yang jenius dalam cara berpikir” tentang sepakbola.

Untuk saat ini, pantas jika bertanya-tanya apakah Chelsea memiliki pemain itu sekarang? Melihat pertahanan lini tengah mereka rusak tanpa keseimbangan yang dihadirkan Matic musim lalu. Sementara itu, Antonio Conte pun banyak mempertimbangkan pemain tengah mudanya seperti Tiemoue Bakayoko untuk lebih diberi waktu belajar tentang cara bermain di Premier Lague. Tapi pada nyatanya hal itu justru membuat Chelsea semakin bermain buruk di lini tengah.

Peran Matic lah yang menjadi salah satu faktor utama gelar juara Premier League Chelsea musim lalu. Setelah menjadi salah satu pemain tengah yang paling konsisten selam tiga tahun beruntun. Meski pada akhirnya peran penting tersebut dialihkan pada N’Golo Kante, namun, kehilangan Matic di sektor lini tengah Chelsea, sungguh sangat amat disayangkan.