Romelu Lukaku naik kelas. Itulah perumpamaan yang muncul ketika striker 25 tahun tersebut memutuskan pindah ke Manchester United musim panas lalu. Jika sebelumnya hanya mencetak gol untuk klub sekelas Everton, kini ia harus mendapat tekanan yang lebih berat yaitu mencetak banyak gol untuk Setan Merah.

Tugas tersebut berhasil dijalankan dengan baik. Total 27 gol ia buat sepanjang musim dan langsung menjadi top skor klub. Meski belum memberikan gelar apapun, namun ia setidaknya berhasil menjawab tantangan para penggemar United yang rindu akan sosok bomber tajam di depan gawang.

Musim panas ini, Lukaku kembali mendapat tugas untuk mencetak gol. Akan tetapi, yang memberikan pekerjaan tersebut adalah Belgia yang merupakan negara si pemain. Statusnya yang kini adalah pencetak gol terbanyak timnas Belgia membuat ia menjadi pilihan utama dalam skuad yang disebut-sebut sebagai generasi emas tersebut.

Tidak mudah memang untuk mencetak gol bersama tim nasional. Apalagi jika itu dilakukan dalam turnamen sekelas Piala Dunia. Belgia sendiri bukanlah negara kuat layaknya Brasil, Jerman maupun Argentina. Mereka baru 12 kali ikut serta dalam ajang empat tahunan tersebut. Dari jumlah keikutsertaan tersebut, tidak ada bomber mereka yang setidaknya bisa mencetak lebih dari tiga gol dalam satu turnamen Piala Dunia. Hal ini yang harus dijawab Lukaku ketika peluit pertandingan pertama mereka melawan Panama ditiup oleh wasit.

Sepanjang sejarah mereka di Piala Dunia, Belgia sudah mencetak 52 gol. Dari jumlah tersebut, gol terbanyak justru dibuat oleh Marc Wilmots yang berposisi sebagai gelandang serang. Di belakang Wilmots ada nama Jan Ceulemans yang sama-sama berposisi sebagai pemain nomor 10. Dari lima top skor mereka di Piala Dunia, hanya Leopold Anoul dan Nico Claesen yang berposisi sebagai penyerang.

Ketika bermain di level klub, kelemahan Lukaku adalah ketidakmampuan dirinya mencetak gol ketika menghadapi lawan-lawan yang sepadan atau jauh lebih kuat ketimbang United. Hal ini yang juga menjadi masalah ketika Lukaku berganti baju ke tim nasional. Pada Piala Dunia empat tahun sebelumnya, Lukaku hanya mencetak satu gol yaitu ketika Belgia mengalahkan Amerika Serikat 2-1 pada babak 16 besar. Itupun dia berstatus sebagai pemain pengganti. Saat dimainkan oleh Wilmots sebagai starter, ia justru mandul dan kerap diganti pada pertengahan pertandingan.

Saat itu, ia berkilah kalau tidak optimalnya Lukaku disebabkan cedera yang ia dapat semasa bermain di Everton. Akan tetapi dua tahun berselang, pada ajang Euro 2016, Lukaku juga tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya mencetak dua gol sepanjang turnamen dan selalu bermain kurang dari 90 menit.

Pada Piala Dunia 2018 nanti, Lukaku disebut-sebut sebagai calon kuat peraih sepatu emas bersaingi dengan Neymar, Lionel Messi, dan Cristiano Ronaldo. Peluang Lukaku untuk meraih penghargaan tersebut terbilang cukup besar. Selain ia akan diservis oleh pemain seperti Kevin De Bruyne, Eden Hazard dan Dries Mertens, ia juga mendapat pelatih hebat dalam diri Roberto Martinez yang pernah bekerja sama dengannya semasa di Everton.

“Dua tahun lalu, ia membuat video terkait pergerakan saya. Tidak hanya itu, dia juga memasukkan beberapa striker lain dalam video tersebut seperti Hugo Sanchez, Edinson Cavani, dan Javier Hernandez. Sejak saat itu saya mulai mempelajari bagaimana caranya bergerak dengan baik terutama di dalam kotak penalti,” tutur Lukaku dilansir dari Daily Mail.

Secara tidak langsung, Martinez adalah sosok yang membuat Lukaku menjadi salah satu striker terbaik di Eropa. Dalam empat musim terakhir di Premier League, angka gol Lukaku tidak pernah kurang dari 20 gol.

“Dia (Lukaku) adalah pencetak gol luar biasa dan dia masih berusia muda. Dia mampu menjawab kritikan yang diterima. Saya bisa melihat perkembangan serta kematangan yang ia miliki sekarang dan itu sangat luar biasa,” tutur Martinez seperti dilansir Express.

Ketajaman Lukaku meningkat ketika ia sudah diasuh oleh Martinez. Dari 36 gol yang sudah ia cetak bersama Belgia, 19 diantaranya muncul saat rezim pelatih asal Spanyol tersebut. Pada pertandingan terakhir melawan Kosta Rika, ia mencetak dua gol. Bahkan delapan gol terakhir Lukaku dibuat dalam 10 laga terakhir. Menarik melihat kolaborasi keduanya ketika Belgia memulai pertandingan Piala Dunia melawan Panama 18 Juni mendatang.