Foto: Twitter Diogo Dalot

Ole Gunnar Solskjaer memasukkan Diogo Dalot pada menit ke-83 menggantikan Jesse Lingard. Sekilas, pergantian ini agak membingungkan karena posisi Dalot dan Lingard yang berbeda. Secara normal, Dalot akan diplot di posisi Lingard yang bergeser sebagai sayap kanan setelah Romelu Lukaku masuk pada menit ke-73. Namun, peran Dalot jauh lebih besar dari itu.

Tottenham Hotspur memang tampil agresif dan menekan habis-habisan ketika menjamu Manchester United pada Minggu (13/1) malam kemarin. Total sebanyak 21 attemps mereka lepaskan, berbanding 13 milik United. Akan tetapi, sebanyak 14 attemps mereka ciptakan pada babak kedua usai Marcus Rashford mencetak gol keunggulan United pada menit ke-44. Instruksi Pochettino di ruang ganti, diejawantahkan dengan serangan bertubi-tubi yang dikomandoi Christian Eriksen dan Dele Alli.

Di babak kedua, Spurs mencatatkan 63 persen penguasaan bola. Awalnya, Spurs mengawali pertandingan dengan menempatkan Harry Kane sebagai pusat serangan, yang didukung oleh Son Heung-min di sebelah kanannya. Harry Winks dan Moussa Sissoko berfungsi sebagai stabilizer di lini tengah, sementara Eriksen bergerak dari sayap kiri.

Spurs mengandalkan sisi kanan mereka untuk melakukan serangan sebanyak 38 persen. Hal ini juga yang dimaksimalkan United untuk menyerang dari sisi kiri dengan presentase 50 persen total serangan. Sisi kanan United memilih untuk lebih defensif demi menjaga agar Eriksen tak lepas dan membuat peluang dari area tersebut.

Ini yang membuat catatan ofensif Ashley Young tidak sebanyak biasanya. Ia ditugaskan untuk mengawal sisi kanan, karena Heung-min kerap berpindah posisi ke area tersebut untuk membuka ruang. Secara kecepatan dan stamina, Heung-min maupun Alli bisa saja menang adu sprint dengan Young apabila bek timnas Inggris tersebut melakukan overlap, dan tertinggal saat Spurs melakukan serangan balik.

Pada menit ke-81, Spurs menghadirkan mimpi buruk ketika Pochettino memasukkan Fernando Llorente. Biasanya, Llorente dan Kane jarang bermain sebagai duo striker. Pochettino pun memilih mengorbankan Harry Winks yang sebenarnya bermain bagus di lini tengah.

Masuknya Llorente hampir terbayar setelah sejumlah peluang hadir di kubu Spurs. Tubuhnya yang tinggi besar mampu membuatnya menahan bola, untuk kemudian mengirimkan umpan terobosan yang digapai Kane ataupun Alli.

Merespons hal ini, Solskjaer tak seperti Jose Mourinho yang kemungkinan besar akan memasukkan Marouane Fellaini, yang untungnya memang tidak ada di bench. Ia memilih memasukkan Dalot dan menggantikan Jesse Lingard.

Secara teknis, United sebenarnya bermain dengan lima bek. Young digeser lebih dalam ke kotak penalti untuk menjadi trio bersama Victor Lindelof dan Phil Jones. Hal ini terlihat jelas di mana setelah masuknya Dalot, Young hanya sekali terlibat dalam serangan United dan memilih fokus untuk bertahan.

Masuknya Dalot juga untuk mengantisipasi sekaligus menahan pergerakan fullback kiri Spurs, Ben Davies. Fungsi awal Dalot adalah untuk mengantisipasi pergerakan Erik Lamela yang tepat bergerak di depannya. Apabila Lamela berhasil lewat, masih ada Young yang berjaga. Namun, masuknya Dalot juga untuk menahan Davies untuk tidak melakukan overlap dan ikut membantu serangan. Pasalnya, sisi kiri Spurs akan amat rentan apabila MU melakukan serangan balik karena Davies tak ada di posisinya, ditambah stamina Dalot yang masih prima.

Bintang dalam kemanangan MU atas Spurs memang David De Gea. Namun, tanpa sistem dan pemikirian brilian dari Solskjaer, keunggulan MU barangkali hanya akan sampai babak pertama dan berakhir di babak kedua. Dalot memang tidak tampil spesial. Dalot tak melepaskan satupun tembakan, tidak memberikan satupun key-pass, pun tidak melewati lawan. Dalam hal pertahanan, Dalot pun cuma melakukan satu sapuan.

Akan tetapi, sepakbola memang tidak cuma bisa dibaca lewat statisik. Karena di atas lapangan, ada sejumlah hal yang tidak bisa terekam data statistik, termasuk menciutnya Ben Davies untuk tak ikut membantu serangan.