Foto: Irish Examiner

Bintang muda Manchester United, Marcus Rashford sedang menuai sejumlah kritikan tajam dalam beberapa pekan terakhir. Semua terkait soal ketajamannya sebagai seorang penyerang. Sepanjang musim 2019/2020, di mana Premier League Inggris sudah menjalankan empat pertandingan, dia baru mencetak dua gol. Padahal, sejauh ini Rashford menjadi pemain The Red Devils yang paling sering melepaskan tendangan ke gawang lawan; 16 tembakan dengan tingkat akurasi mencapai 45,45 persen. Namun dari catatan itu, hanya 12,5 persen tembakannya yang menghasilkan gol.

Dua gol Rashford itu pun menjadi koleksinya dalam 14 penampilan terakhir bersama United sejak musim lalu, yang disarangkannya ke gawang Chelsea pada pekan perdana liga domestik musim ini. Parahnya lagi, hanya satu gol yang mampu disarangkannya dalam open play, karena satu gol lagi berasal dari titik putih.

Tentu saja data statistik ini sangat jauh dari kata memuaskan, mengingat Rashford pun kini menjadi tumpuan ujung tombak The Red Devils bersama Anthony Martial, sejak kepergian striker Romelu Lukaku ke Italia bergabung dengan Inter Milan pada musim panas lalu.

Apalagi, pada musim lalu penyerang berusia 21 tahun itu hanya mampu membukukan 10 gol di liga domestik, dan itu merupakan catatan tersuburnya sejak promosi ke tim utama pada musim 2015/2016. Terkait itu, pelatih tim nasional Inggris, Gareth Southgate pun ikut berkomentar. Tapi, dia memilih untuk tidak menyalahkan Rashford, melainkan mencoba menjelaskan bagaimana dia melihat sisi lain dari karakter permainan sang anak didik di tim asuhannya. Menurut Southgate sendiri, Rashford sebenarnya lebih cocok bermain sebagai winger daripada penyerang tengah.

“Untuk waktu yang lama kami ingin Marcus menjadi nomor ‘9’ (penyerang tengah), tetapi saya masih tidak yakin pada posisi itu dia merasa paling bahagia dan di mana dia melakukan pekerjaan terbaiknya. Marcus masih relatif muda. Selama 12 hingga 18 bulan terakhir bersama kami, dia punya dampak besar pada permainan kami dengan sejumlah gol dan assist. Jadi, saya pikir dia masih dalam proses. Banyak perkembangannya di United adalah sebagai winger dan saya pikir dia tidak sekuat Harry Kane di lini depan tim nasonal Inggris,” ungkap Southgate dilansir Soccerway.

Ditambahkan Southgate, Rashford lebih cocok dipasang di sisi kiri, dan jika ingin memaksimalkan performanya, seharusnya seorang pelatih memainkannya pada posisi yang terbaik baginya.

“Jika Marcus bermain sebagai nomor ‘9’, maka dia akan memainkannya secara berbeda dari Kane. Tapi, permainan terbaiknya adalah di sisi kiri. Saya sendiri tidak berpikir itu sebagai masalah. Kita harus menyadari bahwa mungkin untuk mendapatkan yang terbaik darinya, itu adalah area yang harus dia masuki,” kata Southgate seolah ingin membantu meredam kritik yang menyerang Rashford.

Mantan bomber tim nasional Inggris, Alan Shearer pun memiliki pendapat yang sama soal posisi trbaik untuk Rashford di masa depan.

“Marcus punya talenta luar biasa. Tapi dia bukan pencetak gol alami. Bahkan Anda lihat sendiri manajer United selalu menurunkan Anthony jadi penyerang tengah. Marcus lebih nyaman sebagai penyerang sayap, saya pikir. [Tetapi] saya belum dengar sendiri pendapat Marcus soal hal ini. Apakah dia nyaman bermain sebagai penyerang tengah atau penyerang sayap,” ungkap Shearer pula ikut berkomentar, seperti yang dikutip dari laman Metro.

Beberapa pundit juga menganalisis Rashford akan lebih ideal bermain di dua sisi sayap, seperti dilansir Spoertskeeda. Gaya bermainnya dinilai mirip dengan sejumlah penyerang modern, seperti Cristiano Ronaldo, Lionel Messi dan Mohamed Salah, yang memiliki kecepatan dan kemampuan dribel dari sisi terluar untuk mekewati pemain belakang lawan.

Dengan begitu, Rashford pun akan punya banyak ruang untuk menciptakan peluang emas. Namun, dia memang masih perlu untuk meningkatkan kemampuan diri, terutama memaksimalkan peluang dan menjadi seorang finisher.

Manajer United Ole Gunnar Solskjaer sendiri sepertinya sudah mulai menyadarinya. Buktinya, dia selalu memainkan striker bernomor punggung ’10’ itu sebagai winger kiri dalam tiga laga pertama Premier League, termasuk ketika tim Setan Merah mencukur Chelsea dengan skor 4-0 di mana Rashford menyumbangkan dua gol.

Padahal musim lalu, dia hanya tampail dalam delapan laga di posisi winger kiri dan enam penampilan sebagai winger kanan, sementara menjadi penyerang tengah dalam 31 pertandingan di semua kompetisi. Hasilnya pun, hanya satu gol saat jadi winger.

Namun sayangnya, pada laga pekan lalu, posisinya malah dikembalikan sebagai penyerang tengah. Fans tentu akan menyorot pertandingan pekan kelima menjamu Leicester City, apakah Rashford akan kembali jadi striker utama, atau dikembalikan ke posisi penyerang sayap. Kita lihat saja nanti!