Argentina selamat dari lubang jarum. Meski tidak menampilkan permainan yang apik, namun La Albiceleste berhasil meraih kemenangan penting atas Nigeria dengan skor 2-1. Yang menarik, pahlawan kemenangan mereka datang bukan dari sosok Lionel Messi, Gonzalo Higuain, Sergio Aguero, atau Paolo Dybala, melainkan bek tengah mereka Marcos Rojo.

Pemain belakang Manchester United tersebut mencetak gol kemenangan pada menit ke-86. Gabriel Mercado yang bergerak menyisir di sayap kanan meepaskan umpan silang ke kotak penalti Nigeria. Rojo yang bergerak dari belakang kemudian mendapatkan ruang kosong untuk memanfaatkan bola tersebut. Layaknya seorang striker, ia melepaskan sepakan voli yang gagal dijangkau Francis Uzoho.

Stadion St Peterseburg bergema menyambut gol telat dari Rojo. Diego Maradona bahkan merayakan gol tersebut secara berlebihan hingga dirinya harus dibawa ke rumah sakit setelah pertandingan. Pada babak gugur nanti, mereka akan berhadapan dengan juara Grup C, Prancis.

Setelah pertandingan, Rojo berkomentar kalau dalam gol tersebut ada peran seorang Lionel Messi. Pencetak gol pertama Argentina tersebut meminta untuk semua pemainnya, termasuk Rojo, untuk mencoba mencetak gol apabila mendapat peluang di kotak penalti lawan. Beruntung, ia dapat mencetak gol sekaligus menjadi gol kemenangan untuk negaranya.

“Messi meminta kami semua untuk tenang karena kami benar-benar terlihat gugup. Selama jeda babak, ia meminta seluruh pemain memiliki tugas mencetak gol, tidak peduli ada di mana posisi kami. Jadi ketika saya melihat bola datang, saya menendangnya dengan semua yang saya miliki, dan beruntung tembakan saya masuk. Piala Dunia yang sesungguhnya baru saja dimulai dan gol ini saya berikan untuk keluarga saya,” tutur Rojo sembari tertawa.

Gol tersebut adalah yang ketiga sepanjang karir Internasional Rojo. semua gol yang ia buat bersama Argentina selalu terjadi pada ajang-ajang besar. Dua di antaranya bahkan dibuat pada Piala Dunia dengan lawan yang sama pula yaitu Nigeria (2014 dan 2018). Sementara sisa satu golnya dibuat ketika Tango berhadapan dengan Paraguay pada Copa America 2015.

Yang menarik, Karina Arellano (ibu dari Rojo) tidak menyangka kalau anaknya bisa mencetak gol dalam pertandingan tersebut. Hal ini dikarenakan Rojo mencetak gol melalui kaki kanan sementara sang ibu tahu kalau anaknya adalah pemain dengan spesialisasi kaki kiri.

“Saya bingung saat mereka mengatakan Marcos mencetak gol. Penendang gol itu menggunakan kaki kanan sementara dia hanya menggunakan kaki kiri. Marcos hanya memakai kaki kanannya untuk melangkah keluar dari bus. Jadi saya sempat mengira kalau itu bukan Marcos,” tuturnya.

Pemain berusia 28 tahun tersebut berhasil menghindari negaranya dari mimpi buruk yaitu gagal lolos dari fase grup sejak Piala Dunia 2002 silam. Kepastian lolos ke babak 16 besar juga membuka peluang mereka untuk membayar kegagalan mereka empat tahun sebelumnya karena dikalahkan oleh Jerman. Saat itu, Rojo menjadi saksi bagaimana Jerman mengalahkan mereka di stadion Maracana.

“Kami ingin memberikan segalanya ketika kami memakai kaus ini dan kami ingin membayar apa yang telah terjadi pada Piala Dunia terakhir kami. Kami akan melakukan segalanya untuk memberi para penggemar kami kesempatan untuk menikmati rasanya mendapatkan trofi,” tuturnya beberapa waktu lalu.

Satu gol yang dicetak kemarin seolah membuka mata pelatih Argentina, Jorge Sampaoli untuk terus memainkan dirinya. Keputusan mantan pelatih Cile untuk tidak memainkan Rojo pada pertandingan kedua melawan Kroasia begitu dipertanyakan mengingat pada laga melawan Islandia, ia membuat satu asis untuk Sergio Aguero. Benar saja, ketika Rojo tidak dimainkan gawang Caballero kemasukan tiga kali.

Sampaoli pun belajar dari kesalahannya dengan memainkan Rojo kembali pada laga melawan Nigeria. Keputusan yang akhirnya membuahkan hasil. Selama 90 menit, tekelnya selalu tepat sasaran alias 100 persen, begitu juga dengan umpan silangnya. Ia juga 79 kali menyentuh bola, delapan kali memenangi duel udara, tiga intersep, satu tembakan tepat sasaran yang kemudian menjadi gol kemenangan kesebelasan Argentina.