Foto: Morningstaronline.co.uk

Lagi-lagi, Manchester United dibuat tenang dengan kehadiran David de Gea. Ia kembali menjadi penyelamat gawang Setan Merah ketika skor masih 0-0 saat menghadapi Young Boys di Old Trafford.

United sendiri sebenarnya berhasil mendapat hasil positif ketika Marouane Fellaini mamasukan satu gol di babak kedua guna mengungguli skor hingga peluit akhir pertandingan dibunyikan. Mungkin, Marouane Fellaini dianggap sebagai penyelamat pasukan United, akan tetapi, José Mourinho lebih memberi penghormatan kepada penjaga gawangnya David de Gea, setelah berhasil menahan serangan-serangan krusial dari Young Boys.

Di pertandingan kelima kualifikasi grup Liga Champions itu, De Gea memang telah menunjukkan reaksi yang luar biasa ketika ia berhasil menghentikan tembakan yang dibelokkan Ulisses Garcia tepat ke arah garis gawang United pada menit ke-70. Melihat hal ini, Mourinho kemudian merasa senang dan mengapresiasi penyelamatan kipernya tersebut –yang juga sebelumnya telah diratifikasi oleh goalline technology.

“Tanpa memberi selamat untuk David, mungkin tidak akan ada gol kemenangan untuk kami. Dia adalah penjaga gawang kelas dunia, mungkin yang terbaik di dunia, dan itulah yang Anda butuhkan jika Anda ingin menjadi klub besar yang memenangkan banyak gelar. Saya tahu dia senang berada di sini. Saya tahu dia ingin tetap tinggal dan saya tahu para petinggi telah bekerja untuk mewujudkannya,” tutur Jose Mourinho.

Selain Mou, bek kirinya, Luke Shaw, juga memuji kontribusi De Gea meskipun ia cukup jujur ​​untuk mengakui bahwa United seharusnya bisa mendapatkan lebih dari satu gol. Ia mengatakan bahwa setidaknya timnya itu bisa mendapatkan tiga atau empat gol selama pertandingan berlangsung.

“Kami memiliki peluang banyak. Jujur, saya merasa kami kurang memaksimalkan peluang untuk dijadikan tiga atau empat gol di akhir pertandingan. Meskipun begitu, saya masih bersyukur dan saya sangat mengapresiasi penyelamatan luar biasa dari David. Dia benar-benar luar biasa,” pungkas eks bek kiri Southampton itu.

Di sisi lain, Mourinho juga mencatat bahwa timnya masih menderita banyak kekurangan dalam kualifikasi grup Liga Champions, dengan bentuk permainan yang masih kurang optimal. Bahkan eks pelatih Chelsea itu mengklaim bahwa dirinya sedikit merasa frustrasi dengan hasil-hasil pertandingan United yang kurang maksimal, di atas semua catatan historisnya di Liga Champions.

“Kami tidak mencetak gol yang cukup, dan itu membuat segalanya sulit. Saya mewajarkan, memang semua pemain saya saat ini sangat lelah setelah pertandingan di akhir pekan lalu. Tapi, saya ingin mereka bisa memberikan segalanya untuk tim ini,” jelas Mourinho.

“Ini adalah musim ke-14 saya di Liga Champions, dan ke-14 kalinya tim saya bisa lolos ke babak sistem gugur. Tapi saya masih sedikit merasa frustasi jika melihat dalam dua musim lain ketika saya bermain di Europa League, walau dua kali juga saya memenangkannya. Jadi, sebenarnya ini adalah 16 tahun kesuksesan saya. Hanya saja, euforianya sekarang tidak terasa seperti catatan kesuksesan saya.”

 

Sumber: The Guardian