Foto: United In Focus

Hasil akhir pertandingan melawan Real Sociedad memang tidak sejalan dengan keinginan Charlie McNeill. Namun menurut pemuda tersebut, apa yang dia lakukan selama beberapa menit jelas begitu berkesan dalam kariernya.

Kekalahan Manchester United melawan Real Sociedad pada 9 September lalu memang menyakitkan. Bagaimana tidak, Setan Merah yang punya tren bagus kala melawan mereka harus menelan pil pahit dengan kalah 0-1 di kandang sendiri. Hasil ini membuat United hanya punya tiga poin dari dua laga yang sudah mereka lakoni.

Meski demikian, pertandingan melawan Real Sociedad meninggalkan kesan yang mendalam bagi beberapa pemain. Khususnya bagi para pemain muda lulusan akademi seperti Charlie McNeill, Tyler Fredricson, dan Kobbie Mainoo. Spesial bagi Charlie karena hanya dia yang mendapat kesempatan merumput dibanding dua rekan setimnya.

Charlie masuk pada menit ke-83 menggantikan Tyrell Malacia. Situasi saat itu United sedang butuh gol. Sayangnya, tidak ada kontribusi penting yang bisa dia lakukan bagi timnya. Meski begitu, tujuh menit yang ia rasakan sudah sangat berarti sekaligus menandakan kalau dia punya kesempatan.

Charlie dan tiga rekannya masih berlatih bersama tim U-21 pada hari Senin dan Selasa. Pada hari Rabu, ia diberitahu kalau akan masuk skuad melawan Sociedad. Ia merupakan United sejati. Kakeknya hadir saat United juara Piala Champions 1968 di Wembley. Ayah dan saudaranya berkali-kali mengikuti kiprah Setan Merah. Dengan hadirnya Charlie yang sekarang sudah bisa menembus Old Trafford bersama tim utama, tentu ini menjadi sebuah kebanggaan bagi pemuda yang tinggal di kampung bernama Drolysden ini.

Keluarga Charlie bahkan pernah sampai menyewa kamar di Hotel Football untuk merayakan keberhasilan anaknya saat masih bermain untuk tim akademi. Sejak dulu, Charlie memang sudah dipandang memiliki talenta yang besar.

Sayangnya, ia sempat memilih untuk bermain di Manchester City dari 2014 hingga 2020. Tawaran dari City saat itu memang sulit ditolak sedangkan akademi United saat itu mengalami penurunan. Beruntung, United bisa membawanya kembali meski mereka harus membayar 750 ribu pounds dan memaksa Charlie menolak kontrak baru yang bisa membawanya menjadi kapten tim U-16.

Sebuah keputusan yang tepat mengingat Charlie menjadi pemain paling menonjol di dalam tim akademi. Dia juga begitu bersemangat untuk bisa berlatih bersama Cristiano Ronaldo, pemain idolanya.

Perkembangan Charlie memang tergolong pesat. Setidaknya dalam enam bulan terakhir. Sejak berlatih keras menggunakan kaki kirinya, kini Charlie memiliki dua kaki yang sama baiknya. Ini hanya salah satu contoh peningkatan Charlie yang membuat beberapa orang cukup kagum kepadanya.

Ia juga sudah dipupuk untuk membenci Liverpool. Dua musim lalu, Charlie pernah berkata kalau senang rasanya bisa mengoleskan wajah Liverpool dengan kekalahan. Akan tetapi, besoknya ia langsung meminta maaf karena merasa kalau ucapannya tidak menunjukkan rasa hormat dan sudah kelewatan untuk pemuda yang belum genap berusia 20 tahun.

Meski ucapannya mungkin disambut baik oleh para suporter United lain, tapi apa yang ditunjukkan Charlie adalah sebuah hal yang luar biasa dimana anak muda telah berani mengakui kesalahan meski kadarnya tidak begitu besar.

Dari momen ini ia belajar untuk melihat segala sesuatunya sesuai timing. Unggahan tentang perasaannya saat melakoni debut di United bahkan ia lakukan beberapa hari setelah laga dengan alasan ingin menghormati meninggalnya Ratu Elizabeth II.

“Sebuah kehormatan bisa membuat debut profesional bersama Manchester United. Saya tumbuh dengan mendukung klub ini bekerja lebih dari 10 tahun untuk mewujudkan mimpin ini. Banyak orang yang sudah membantu saya dalam berbagai cara. Terima kasih kepada staf akademi dan pelatih yang telah mendukung saya,” kata Charlie.

“Apa yang terjadi tidak akan mungkin terjadi tanpa keluarga dan teman-teman saya yang selalu ada untuk saya. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mendapatkan lebih banyak momen seperti ini.”

Ya, Charlie tentu tidak boleh puas hanya dengan tujuh menit kesempatan melawan Sociedad. Seperti apa yang sudah ia katakan, ia masih butuh banyak belajar untuk bisa memantapkan dirinya dalam skuad utama hingga beberapa tahun mendatang.