Foto: The National News

Hampir semua pemain lama Manchester United mengalami peningkatan permainan bersama Erik ten Hag. Setidaknya hingga pekan ke-6 Premier League musim 2022/2023. Salah satu yang menonjol adalah Diogo Dalot. Bek kanan yang sebelumnya selalu masuk daftar pemain yang akan dilepas United tersebut kini menjadi pemain penting dalam starting XI mereka.

Musim ini tepat musim kelima Diogo Dalot berseragam Manchester United sejak kedatangannya dari FC Porto. Datang dengan nilai 19 juta pounds, penampilan Dalot sempat tidak kunjung memuaskan. Setelah seakan mati suri karena berbagai masalah, Dalot kini perlahan bangkit dan mulai menjadi pemain yang menjanjikan dengan beberapa peningkatan.

Kita semua tahu betapa sulitnya perjuangan Dalot menjadi pemain utama United. Ia datang dengan membawa cedera lutut yang belum 100 persen pulih. Setelah kondisi fisiknya mulai membaik, penampilannya juga tidak terlalu istimewa meski mendapat kesempatan beberapa kali pada ajang piala. Belum lagi kehadiran Aaron Wan-Bissaka yang membuat menit mainnya semakin menipis.

Akan selalu ada perdebatan tiap kali memilih siapa yang lebih baik untuk mengisi pos bek kanan antara dirinya dan Aaron. Saat itu, Aaron lebih unggul karena dianggap mampu memberi perlindungan yang jauh lebih dibanding Dalot dalam bertahan.

Aspek bertahan menjadi kekurangan Dalot. Ia kerap lemah dalam menjaga solidnya lini belakang United. Ia kerap kalah duel, gampang dilewati, dan beberapa kali merusak bentuk pertahanan yang sudah dibuat rapi sehingga timbul kritik yang terus menyerangnya. Imbasnya, nama Dalot kemudian masuk dalam daftar pemain yang harus dilepas United tiap kali memasuki bursa transfer.

“Apakah Dalot lebih baik dari Wan-Bissaka? Saya rasa tidak. Saya sama sekali tidak melihat kualitasnya. Justru dengan United bermain bersama Wan-Bissaka, mereka bisa tampil jauh lebih baik,” kata legenda United, Paul Parker.

Peminjaman ke Milan

Salah satu keputusan paling berani bagi Dalot adalah ketika ia menerima pinangan AC Milan pada musim 2020/2021. Kesebelasan asal Italia tersebut tertarik untuk meminjamnya selama satu musim.

Keputusan ini terlalu berani mengingat Dalot harus bersaing dengan dua bek kanan di AC Milan yaitu Davide Calabria dan Theo Hernandez. Jika menggusur seorang Wan-Bissaka saja tidak mampu, bagaimana bisa dia menjadi pilihan utama di sana.

Tapi Dalot tidak peduli soal itu. Baginya yang paling penting adalah mendapat kesempatan main dan itu berhasil ia raih bersama Milan. Meski tidak rajin menjadi starter, namun Stefano Pioli adil dalam memberi kesempatan. Beberapa kali Dalot tampil penuh pada tiga ajang yang mereka ikuti dan semuanya berhasil ia jawab dengan baik.

“Saya hanya ingin terus bermain. Di sana, saya merasa sebagai satu-satunya pemain yang tersedia untuk semua pertandingan dalam satu musim penuh dan itu adalah poin yang bagus selain tentu saja menit bermain yang semakin banyak saya kumpulkan,” kata Dalot.

Melesat Bersama Ten Hag

Dipecatnya Ole Gunnar Solskjaer pada November 2021 seperti menjadi berkah bagi Dalot. Masuknya Michael Carrick dan Ralf Rangnick seketika mengubah nasib pemain berusia 23 tahun tersebut.

Dua manajer ini merasa kalau dua fullback United harus bisa menyerang dari kedua sisi. Tidak ada lagi ketimpangan untuk selalu menekankan sisi kiri sebagai poros. Oleh karena itu, Dalot pun lebih dipilih menjadi pemain utama ketimbang Wan-Bissaka yang tidak memberi dampak sama sekali dari segi ofensif.

Rangnick sempat berujar kalau dia ingin para bek sayapnya untuk memiliki kemampuan dalam hal melepas umpan, crossing, mengontrol bola, menekan, dan penempatan posisi. Segala aspek ini dimiliki Dalot dan perlahan ia bisa menjawab kepercayaan itu. Dalot menjadi pilihan utama di era kepelatihan Rangnick.

Masuknya Erik ten Hag membawa banyak perubahan kepada Dalot. Termasuk detail-detail kecil yang sebelumnya jarang sekali terlihat dalam dirinya.

Dalot kini semakin berani. Ia tidak takut untuk berduel dan melancarkan tekel-tekel yang mengundang risiko. Memang penampilannya masih mengecewakan terutama saat United kalah dari Brighton dan Brentford, namun performa Dalot begitu ciamik dalam empat pertandingan setelahnya.

Saat melawan Leicester, ia memenangkan seluruh duel udara dan tekel. 75% umpan panjangnya menemui sasaran dan dua dari tiga kesempatan duel di bola bawah berhasil dimenangkan. Catatan yang tidak jauh berbeda ia tunjukkan saat tim menang melawan Arsenal.

“Ini adalah level permainan yang ingin saya pertahankan untuk waktu yang lama. Perbaikan masih ada tapi untuk saat ini yang saya lakukan adalah mempertahankan konsistensi dan level tinggi karena ini sudah menjadi standar klub ini,” tuturnya.

Benar apa yang dikatakan Dalot. Masih ada beberapa perbaikan terutama soal menghadapi winger yang eksplosif dan memiliki kecepatan. Hal itu terlihat saat ia kesulitan mengawal Gabriel Martinelli.

Namun mengacu pada performa sejauh ini, Dalot sudah mengalami kemajuan yang begitu pesat dan kemungkinan besar tidak akan tergantikan sepanjang musim sebagai bek kanan Setan Merah.