Striker jangkung asal Belgia, Romelu Lukaku, terus menunjukkan tajinya di Piala Dunia Rusia 2018, dan dengan penampilannya itu, kredibilitasnya langsung disandingkan dengan duo mega bintang, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Apakah pantas?

Dengan dua golnya di pertandingan melawan Tunisia pada Sabtu lalu (23/06), Lukaku menjadi pemain pertama–sejak Diego Maradona pada 1986–yang berhasil mencetak dua atau lebih gol dalam pertandingan Piala Dunia secara berturut-turut. Pemain Belgia ini sekarang sejajar dengan Cristiano Ronaldo di puncak daftar pencetak gol terbanyak kompetisi yang dihelat di Rusia tersebut.

Eksploitasi mencetak gol yang ditunjukkan Lukaku berhasil menempatkannya sebagai striker yang berlabel terhormat. Bahkan, rekor keseluruhan golnya itu sangatlah mengesankan. Meski perubahan drastisnya ini terjadi selama 25 bulan, namun ia sudah mengoleksi 40 gol dalam 71 penampilannya bersama timnas Belgia. Ia pun telah memecahkan rekor pencetak gol sepanjang masa Belgia. Padahal, usianya saat ini masih 25 tahun.

Dan tampaknya Lukaku juga bisa dikatakan lebih hebat dari duo mega bintang sepakbola abad ini. Pasalnya, di usia yang sama sepertinya, pemain sekelas Ronaldo bahkan hanya mencetak 22 gol dalam 69 pertandingan untuk Portugal, dan Lionel Messi hanya mencatat 26 gol dalam 70 pertandingan untuk Argentina.

Statistik perbandingan Romelu Lukaku dengan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi di usia yang sama

Player International apps Goals
Romelu Lukaku 71 40
Lionel Messi 70 26
Cristiano Ronaldo 69 22

 

Cristiano Ronaldo, tentu saja, telah mengoleksi total golnya menjadi 85 saat Portugal berhadapan dengan Maroko pada pekan lalu. Dengan catatan tersebut, ia berhasil memecahkan pencetak rekor gol Eropa sebelumnya yang dipegang oleh Hungaria Ferenc Puskas, dan jika menyoal catatan yang diraih oleh Cristiano ini, Lukaku sepertinya masih butuh waktu yang lumayan banyak untuk menyamainya. Meski sebenarnya ia sangat produktif dalam mencetak gol untuk Belgia, dengan catatan 17 gol dalam 11 pertandingan bersama timnasnya itu.

Namun, fokus Lukaku cenderung jatuh pada keterbatasan yang sering dirasakannya seperti inkonsisten dan kadang-kadang dituduh kurang terampil untuk melakukan variasi pada permainannya di atas lapangan. Ia juga bahkan menjadi salah satu pemain yang sempat dikritik di musim lalu akibat tidak konsisten. Akan tetapi, Lukaku adalah pesepakbola dengan mental yang kuat, dan ia tidak akan membiarkan kritikan-kritikan itu mempengaruhinya.

Pasalnya, eks pemain Chelsea ini telah menjadi pemain kelima termuda yang berhasil meraih 100 gol Premier League, di belakang Michael Owen, Robbie Fowler, Wayne Rooney dan Harry Kane. Tapi, catatan ini tetap membuat para pengkritik mempertanyakan kualitasnya, dan juga mengklaim bahwa kualitasnya itu masih jauh di banding empat striker yang duduk di atas catatan tersebut. Padahal, sudah jelas bahwa sebenarnya para pengkritiknya itu hanya mencari kesalahan Lukaku.

Itu bukan peristiwa yang asing di telinga. Bahkan, sejak awal musim 2013/2014, Lukaku telah memberikan total 25 asis di Premier League bersama Everton dan Manchester United. Namun tetap saja para pengkritiknya itu tidak mau mengakui kapabilitasnya yang unik ini. Sebenarnya jelas sekali bahwa Lukaku adalah striker yang luar biasa di era-nya. Lukaku adalah pemain yang selalu memanfaatkan kerjasama tim untuk memperoleh gol yang tak terbayangkan, dengan kata lain, tingkat keterampilan teknisnya jauh lebih tinggi daripada yang sering dikatakan pengkritiknya.

Romelu Lukaku juga telah menunjukkan ‘capsnya’ di Piala Dunia kali ini, meski sebenarnya semua penampilannya itu masih permulaan. Namun, dengan kualitas yang sudah ia tunjukkan dalam dua pertandingan awal, tidak menuntut kemungkinan bahwa Lukaku akan memberi kejutan di turnamen besar empat tahunan tersebut dengan menjadi top skor di akhir kompetisi.

 

Sumber : Sky Sports