Foto: Lanchasire Live

Tidak semua mantan pemain akademi Manchester United memiliki karier yang bagus setelah mereka menimba ilmu di sana. Josh Harrop adalah salah satu contoh. Pemain yang sempat digadang-gadang akan menjadi pemain masa depan United ini justru sekarang  sedang berstatus tanpa klub.

Pria yang kini berusia 26 tahun tersebut baru saja meninggalkan Preston North End dengan kesepakatan bersama. Musim ini ia tidak memberi kesan bagus kepada manajer mereka, Ryan Lowe yang membuat kontrak Harrop tidak lagi diperpanjang di Deepdale.

Sejak meninggalkan United pada 2017, Harrop sanggup bertahan di Preston hingga enam musim. Sayangnya, ia hanya membuat 13 gol dari 95 penampilan. Jumlah yang tentu saja sedikit untuk pemain yang berposisi sebagai striker.

“Semua orang di PNE (Preston North End) mengucapkan semoga sukses kepada Josh untuk karir masa depannya,” begitu rilis resmi dari klub.

Sejak bergabung dengan PNE penampilan Josh memang tidak konsisten. Hal ini tidak lepas dari cedera ACL yang ia alami ketika PNE melawan West Brom pada September 2018. Saat itu, Harrop harus absen sepuluh bulan dan baru kembali ke lapangan pada Agustus 2019.

Kariernya pun tidak berjalan mulus. Pada musim 2020/2021 ia dipinjamkan ke Ipswich Town, dan Fleetwood Town pada musim berikutnya. Bersama klub League One tersebut, Harrop juga tidak menunjukkan penampilan yang istimewa. Ia bahkan tidak membuat gol sama sekali.

Debut Yang Tidak Bisa Dilupakan

21 Mei 2017 menjadi hari yang spesial bagi para pemain akademi Manchester United. Saat itu, Jose Mourinho memberikan kesempatan bagi beberapa dari mereka untuk tampil pada pekan terakhir Premier League 2016/2017 melawan Crystal Palace. Dari 11 pemain yang tampil saat itu, dua di antaranya berstatus debutan.

Salah satu debutan yang beruntung adalah Josh Harrop. Oleh Jose Mourinho ia diturunkan sebagai winger di sebelah kiri dalam formasi 4-3-3 yang digunakan. Ia bersanding dengan Wayne Rooney dan Jesse Lingard di lini depan untuk memborbardir gawang dari Wayne Hennessey.

“Dia (Mourinho) bertanya kepada saya apakah saya siap dan ingin bermain. Saya tidak tahu apa dia serius atau tidak, jadi saya hanya bisa berkata kalau saya siap dan saya ingin memanfaatkan kesempatan saya,” kata Harrop.

“Lalu dia berkata, ‘Ok, kamu akan mendapatkannya. Aku (Mourinho) akan memainkanmu.’ Saya menyimpannya rapat-rapat dalam diam sampai hari jelang pertandingan. Saya kemudian memberi tahu ibu, ayah, dan saudara perempuan saya.”

Debut Harrop sendiri berlangsung bagus. Ia bermain full 90 menit. Yang lebih hebat lagi, ia menandai pertandingan debutnya dengan satu gol cantik pada babak pertama. Menerima umpan Paul Pogba, Harrop melakukan cut inside sebelum melepaskan sepakan yang tidak bisa dijangkau Hennessey.

Akan tetapi, itulah penampilan pertama dan satu-satunya Josh Harrop bersama Setan Merah. Saat namanya sukses mengambil hati para penggemar United yang haus akan pemain akademi potensial, Harrop secara mengejutkan memutuskan pindah. Mencari pengalaman di tempat lain menjadi alasan dirinya memutuskan hengkang di saat United ingin memberinya kontrak tiga tahun.

“Mereka (United) menawarkan saya kontrak tiga tahun tetapi sebelum pertandingan melawan Palace, saya sudah berpikir untuk mengambil kesempatan di tempat lain, pergi dan bermain untuk membuktikan diri,” kata Harrop.

Jika melihat komposisi skuad United saat itu, kecil kemungkinan bagi pemain kelahiran Stockport tersebut untuk mendapatkan tempat di tim inti. United saat itu masih punya Paul Pogba, Juan Mata, Henrikh Mkhitaryan, dan Jesse Lingard, yang memiliki peranan serupa dengan Harrop yaitu sebagai attacking midfielder dan second striker.

“Saya tidak ingin tinggal lama di satu klub. Saya masih mudah dan baru berusia 22 tahun. Mudah-mudahan saya bisa membuat langkah itu dan mencetak banyak gol di Premier League,” ujarnya.

Menurut jurnalis dari The Guardian, Ben Fisher, selain tipisnya peluang bermain di tim inti Manchester United, keputusan Harrop untuk pindah ke kesebelasan Championshop adalah karena kompetisi di sana memungkinkan para pemain muda sepertinya untuk bersinar. Saat itu, nama-nama seperti Tammy Abraham, Tom Lawrence, dan John Swift, bersinar ketika bermain di level kedua. Hal ini yang membuat Harrop ingin mengikuti jejak ketiganya. Bermain di level bawah, bersinar, sebelum kemudian bisa kembali bermain di Premier League.