Tidak bisa dipungkiri kalau Daniel James menjadi salah satu pemain yang paling menonjol dalam skuad Manchester United musim ini. Direkrut dengan harga murah, namun kualitas yang diberikan di atas lapangan nampak begitu menjanjikan. Ia adalah angin segar dari penampilan tim yang masih jauh dari kata konsisten dalam lima pertandingan pertamanya.

Kehadirannya mampu meningkatkan serangan United dari sisi sayap khususnya di sektor sebelah kiri. Sejauh ini, ia sudah membuat tiga gol dari enam tembakan tepat sasaran. Catatan yang sama dengan apa yang dibuat Marcus Rashford. Namun James jauh lebih efektif karena enam tembakannya tersebut datang dari 13 percobaan. Jauh lebih baik ketimbang Marcus Rashford yang sudah melepaskan 18 tembakan musim ini.

“Kami tahu seperti apa kualitas seorang Daniel James. Dia melepaskan tembakan yang bagus sekaligus suka menciptakan ruang bagi para pemain lain. Dia datang dan langsung memberi dampak bagi tim,” tutur Solskjaer selepas laga melawan Southampton awal bulan lalu.

Meski menunjukkan grafik yang positif, namun tidak sedikit yang menyimpan kekhawatiran kalau ke depannya United akan terus bergantung kepada sosok muda asal Wales ini. Terlalu banyak memberikan beban kepada James dan terus menerus dimainkan, justru membuat penampilan si pemain bisa mengalami penurunan.

Hal ini diungkapkan oleh jurnalis ESPN, Mark Ogden. Mark menyebut kalau United wajib menjaga mantan pemain Swansea ini dengan tidak terlalu memberinya kesempatan main secara terus menerus. Ia khawatir kalau James bisa bernasib seperti wonderkid MU musim 2013/14, Adnan Januzaj yang sekarang terdampar bersama kesebelasan papan tengah Spanyol, Real Sociedad.

“Anda tentu tidak ingin kalau Daniel James menjadi Adnan Januzaj yang lain. Seorang pria muda yang muncul di dalam sebuah tim dengan membawa bakat nyata dan terus dimainkan terlalu dini. Karena terlalu sering dimainkan maka penampilannya terus menurun.”

“Begitu membahayakan seorang Daniel James ketika dia menjadi pencetak gol terbanyak United sejauh ini dan dia memiliki awalan yang bagus. Ia punya kecepatan yang fantastis. Namun perlu diingat kalau dia masih berusia 21 tahun. Akan ada masa ketika ia mengalami cedera dan mendapatkan kelelahan,” tutur Ogden.

Apa yang diungkapkan Ogden ini langsung memantik emosi para penggemar United. Tidak sedikit yang menilai kalau ucapannya ini terkesan mengada-ngada. Namun jika membandingkan situasi saat ini dengan apa yang terjadi kepada Januzaj pada musim pertamanya di kota Manchester, maka ucapan Ogden ini tepat adanya.

Selain catatan soal tembakannya yang hanya berada di bawah Rashford, kecenderungan United yang menitik beratkan serangan mereka di sisi kiri, membuat James akan terus terlibat dalam serangan mereka di setiap pertandingannya. Hal ini yang menimbulkan kesan kalau United akan terus bergantung kepadanya untuk membuka ruang, melepaskan tembakan, dan mencetak gol.

Penulis jadi teringat ketika United mengorbitkan Adnan Januzaj enam tahun lalu. Di usianya yang baru 18 tahun, David Moyes terlalu bergantung kepada penggawa Belgia ini untuk meningkatkan serangan United meski Moyes saat itu masih mempunyai beberapa pemain berpengalaman seperti Wayne Rooney dan Shinji Kagawa.

Laga melawan Fulham pada 9 Februari 2014 menjadi contoh betapa United terus bergantung kepada Januzaj. Dalam laga yang dihiasi dengan 81 umpan silang milik United tersebut, para pemain tengah United selalu memberikan bola kepada Januzaj karena ia dibekali kecepatan dan mampu mengecoh para pemain lawan melalui skill individu.

Situasi ini sama dengan apa yang dialami James. Ia hadir di tengah konsistensi pemain lainnya yang masih penuh tanda tanya sehingga ia kerap datang sebagai penyelamat. Namun tidak selamanya James bisa menyelamatkan United.

Selain itu, kondisi fisiknya yang belum ideal membuat James rentan terhadap cedera. Sejauh ini, ia menjadi pemain United yang paling sering dilanggar. Tidak jarang, ia mendapat tekel-tekel berbahaya. Belum lepas dari ingatan ketika Moussa Sissoko menerjangnya dengan brutal pada pra-musim lalu. Kedalaman skuad United yang tipis juga akan berpengaruh pada permainan mereka apabila pemain yang gagal bergabung dengan Leeds United ini absen dalam beberapa pertandingan.

“United perlu menjaga dia sebelum menabrak dinding, tetapi siapa yang akan mengisi posisi dia? Siapa yang bermain jika James tidak bermain karena dia butuh istirahat. Itu yang menjadi perhatian karena kedalaman skuad mereka begitu tipis. Anda harus mengubah sistem atau cara main ketika James butuh istirahat. Saya yakin hal itu akan dilakukan karena Solskjaer adalah orang yang melindungi pemain muda. Namun pertanyaannya, siapa yang akan mengisi posisi dia jika tidak bermain?” tuturnya menambahkan.

James sendiri sebenarnya hanya dipersiapkan sebagai supersub. Posisi sayap kiri penyerangan sebelumnya menjadi milik Anthony Martial dan Marcus Rashford secara bergantian. James bahkan dimainkan di sisi kanan ketika United ditahan imbang Wolves. Namun melihat kontribusinya yang jauh lebih bagus di sisi kiri, maka bukan tidak mungkin kedepannya Solskjaer akan terus memainkannya di sisi kiri dan memberi peran yang berbeda kepada Rashford dan Martial.

Menolak Seperti Januzaj, Berharap Seperti Giggs

Nasib seorang manusia memang menjadi sebuah misteri. Begitu pula dengan Daniel James pada masa yang akan datang. Bukan tidak mungkin James bisa menjadi pemain hebat, namun tidak tertutup kemungkinan dia hanya akan ‘sekali lewat’ saja seperti Januzaj.

Jika dia terus mempertahankan performanya dengan menjaga kondisi fisiknya dan meningkatkan diri pada sesi latihan, maka bukan tidak mungkin ia bisa menjadi pemain besar United seperti Cristiano Ronaldo atau Ryan Giggs, dua pemain yang permainannya begitu konsisten sejak usia 20 hingga masuk ke usia 30-an. Bahkan Giggs bisa menjadi pemain terbaik Premier League pada usia 35 tahun.

Selain itu, etos kerja juga harus dipertahankan oleh James jika ingin menjadi pemain sukses. Hal ini yang disinyalir menjadi penyebab mandeknya karier Adnan Januzaj ketika di United. Louis van Gaal menyebut kalau Adnan tidak memiliki ambisi dan disiplin, yang membuatnya dilepas ke Borussia Dortmund.

Di Jerman, Adnan juga tidak bersinar karena tingkah lakunya yang menyebalkan. Thomas Tuchel, pelatih Dortmund saat itu, menyebut kalau si pemain tidak pernah fokus dalam sesi latihan. Selain itu, Adnan juga kerap membanding-bandingkan situasi yang dia alami di United dan Borussia Dortmund. Hal ini yang membuat Tuchel enggan memainkannya dan membuat Van Gaal memintanya untuk mengubah sikap.

Semoga saja James juga terhindar dari cedera-cedera parah yang bisa membuat level permainannya menurun. Penggemar United tidak ingin dia juga mengalami nasib seperti Michael Owen, Alan Smith, dan Wayne Rooney. Tiga pemain yang penampilannya merosot sebelum berusia 30 tahun karena rangkaian cedera yang dialami akibat tenaganya yang terus diporsir pada usia muda.