Selain untuk mengisi kekosongan akibat jeda Piala Dunia, tur United ke Spanyol juga dijadikan ajang unjuk gigi bagi para pemain muda. Beberapa dari mereka mendapat pujian dan dianggap berpotensi bisa meraih kesempatan bersama tim utama. Kobbie Mainoo adalah salah satunya.

Dalam dua laga tersebut, Kobbie selalu bermain sebagai pemain pengganti pada babak kedua. Ia mencetak satu gol saat United kalah 4-2 dari Cadiz. Tak ayal, di tengah banyak kritik yang didapat oleh senior-seniornya, Mainoo mendadak mendapat sorotan sebagai salah satu penampil yang cukup baik dibanding pemain muda lainnya.

Lantas, siapa sebenarnya Kobbie Mainoo?

Lahir di Stockport, pada 19 April 2005, Mainoo memulai kariernya di Cheadle & Gatley Junior Football club sebelum kemudian bergabung dengan United pada usia sembilan tahun. Sejak saat itu, perjalanan sepakbolanya berjalan dengan sangat cepat. Pada usia yang baru 15 tahun, ia bahkan sudah tampil untuk skuad United U-18.

Sekarang, di usia yang baru 17 tahun, Mainoo sudah menjadi pemain penting untuk skuad United U-23. Keberhasilan tim meraih gelar FA Youth Cup musim lalu juga tidak lepas dari keberadaan dia di lapangan tengah Setan Merah.

Kelebihan Mainoo ada pada keterampilan teknisnya. Ia cakap dalam menggiring bola dan pandai mencari posisi yang kosong. Golnya melawan Cadiz hadir karena kelebihannya ini. Ia sempat melakukan beberapa kali dribel sebelum melepaskan tendangan yang berbelok arah menuju gawang mereka. Selain itu, ia juga punya jangkauan umpan yang sangat baik. Sementara menurut komentator pertandingan tim muda United, Jonny Crowther, Mainoo adalah sosok yang besar, kuat, cepat, memiliki sentuhan serta tembakan bagus, dan merupakan pribadi pekerja keras.

Tak ayal, ia kerap dijuluki sebagai The New Paul Pogba. Pemain asal Prancis ini juga dikenal memiliki kemampuan dribel serta akurasi dan jangkauan umpan yang cukup memukau. Sayangnya, kariernya di United tidak begitu istimewa karena berbagai alasan.

Selain itu, Mainoo juga bisa bermain di dua posisi. Ia bisa menjadi gelandang tengah yang mengatur serangan, tapi dia juga bisa menjadi gelandang bertahan. Mobilitas seperti inilah yang diinginkan oleh United. Seorang gelandang yang memiliki tipe pengendali. Ini pula yang membuatnya kerap bisa menjadi sosok Michael Carrick sewaktu-waktu.

Potensi yang dimiliki Mainoo ini membuatnya mulai mendapat lirikan dari beberapa klub di League One. Selagi belum mendapatkan kesempatan bersama tim utama United, beberapa klub seperti Ipswich, Bolton, Derby, Portsmouth, dan Charlton mulai tertarik untuk merekrutnya.

Melihat situasi yang ada saat ini, Mainoo sudah pasti tidak akan dijual. United tentu ingin memaksimalkan talentanya yang dipandang sangat tinggi tersebut. Menjadi pemain pinjaman merupakan opsi yang paling realistis terutama untuk memberikannya jam terbang dan merasakan nikmatnya bermain bersama tim utama.

Mainoo sendiri sebenarnya sudah beberapa kali merasakan berlatih bersama tim utama. Akan tetapi, ia belum mendapatkan satu menit pun oleh Erik ten Hag pada pertandingan resmi. Ia hanya menjadi pemain cadangan ketika United bermain imbang melawan Newcastle United pada bulan Oktober lalu.

Jika melihat apa yang ditunjukkan ketika melawan Cadiz dan Real Betis, peluang untuk Mainoo mendapatkan debut tim utama terbuka. Beberapa hari setelah Piala Dunia rampung, United akan bermain pada babak keempat Piala Liga melawan Burnley. Di tengah kelelahan yang menyertai para pemain utama United setelah Piala Dunia, tidak tertutup kemungkinan Mainoo akan mendapat menit pertamanya bermain bersama United pada ajang prestisius.