Arsene Wenger mungkin benar-benar merasa jika timnya, Arsenal, bisa mengalahkan skuat Jose Mourinho pada pertandingan pekan ke-15 Premier League akhir pekan lalu (2/12). Namun, harapan itu harus sirna oleh permainan cemerlangan David De Gea, yang terus-terusan menahan berbagai serangan skuat pasukan The Gunners.

Bagaimana Arsenal, yang bermain sangat dominan, tidak bisa memenangkan pertandingan tersebut? Hal ini bukanlah sebuah pertanyaan yang tidak ada jawabannya. Alasan utama mengapa Manchester United mampu ‘mengekstrak’ kemenangan dengan skor akhir 3-1 adalah karena David de Gea, yang terus-terusan menampilkan kinerja cemerlang tanpa henti dalam mempertahankan gawang The Red Devils.

Selama satu jam di Emirates, Arsenal mencoba bangkit kembali dari defisit 2-0. Namun, De Gea menjadi seperti ‘laba-laba’ yang terus melompat dan jatuh dengan mengejutkan untuk mempertahankan gawang United dari serangan Arsenal. Meski pada akhirnya, Paul Pogba diusir dari lapangan, namun Jesse Lingard membawa Manchester United mengunci kemenangan dengan skor 3-1.

Penyelamatan gemilang pun terjadi dua kali saat 11 menit memasuki babak kedua, De Gea terjun dengan kecepatan respon yang sangat baik guna menepis tendangan rendah dari Alexandre Lacazette, lalu melompat lagi untuk menangkis tendangan bola muntah dari Alexis Sánchez. Hal itu secara tidak langsung membuat De Gea berhasil menjadi kiper yang sepertinya menantang akal sehat dengan berbagai penyelamatannya.

Meski pada dasarnya kiper sering menjadi elemen paling krusial dalam sepakbola, De Gea perlahan membuat kenyataan itu menjadi lebih spesial. De Gea membantu mengubah performa dominan dari Arsenal menjadi tim tuan rumah yang dipermalukan dengan kecemerlangan penampilannya.

Hal itu adalah fakta. Arsenal telah membuat 562 operan, 12 tendangan sudut, 75% penguasaan bola dan 33 tembakan langsung. Itu semua berbanding terbalik dengan apa yang ditampilkan United yang hanya mengasilkan 147 operan, satu tendangan sudut, 25% penguasaan bola dan delapan tembakan langsung. Namun pada nyatanya, justru tim berjuluk The Gunners lah yang harus menerima hasil pahit di akhir laga.

Secara total, De Gea berhasil membuat 14 penyelamatan selama 90 menit pertandingan, dan itu adalah catatan statistik impresif yang menjadikan eks pemain Atletico Madrid itu sebagai kiper ketiga yang mampu melakukan catatan tersebut di Premier League.

Sulit untuk mengingat, berapa kali De Gea menyelamatkan gawang United dari ancaman krusial. De Gea sendiri, memiliki kebiasaan menawan ketika menepis bola dengan kaki ataupun meninjunya ke udara. Ia pun lalu dijuluki sebagai the foot stopper. Mungkin karena hal itulah, De Gea saat ini menjadi incaran klub besar di Eropa seperti Real Madrid.

Meski seorang kiper, bagaimanapun, adalah bagian dari tim, namun banyak hal yang menjadi poin penting yang harus segera dibenahi dari segi pertahanan United. Setiap tim besar memang cenderung memiliki kiper yang hebat. Seperti halnya beberapa tim yang ada di Premier League, yang juga sangat mengandalkan kiper ketika bertahan dari ancaman krusial. Namun, yang patut diperhatikan, sejauh musim ini Manchester United justru terlihat membebankan tanggung jawab besar dalam bertahan kepada David De Gea. Hal itu terbukti dari dua pertandingan besar melawan Liverpool dan tentunya Arsenal di musim ini.

Terlepas dari itu semua, David De Gea sejauh ini mengoleksi catatan 84 cleansheet di sepanjang kariernya di Premier League, terpaut 48 angka lagi untuk menyamai Edwin van Der Saar, sebagai kiper Manchester United yang mengoleksi 132 cleansheet.