“Jika kami membayar seorang anak laki-laki berusia 19 tahun seperti apa yang dia minta, maka kami akan mati. Kami bisa membunuh financial fair play sekaligus membunuh stabilitas kami di ruang ganti. Karena ketika Anda membayar sebanyak itu kepada anak 19 tahun yang bermain fantastis, keesokan harinya akan ada pemain yang datang mengetuk pintu kami.”

“Mereka akan berkata, ‘Bagaimana bisa saya memainkan 200 laga untuk klub, memenangi ini dan itu, namun pemain berusia 19 tahun datang dan mendapat lebih banyak uang dibandingkan saya?”

Ucapan tersebut dikeluarkan oleh Jose Mourinho saat memasuki musim keduanya bersama Chelsea pada 2014/2015. Ketika itu, ia terheran-heran dengan kebijakan transfer Manchester United yang memberikan uang 30 juta paun kepada pemain berusia 19 tahun. Pemain itu bernama Luke Shaw yang statusnya saat itu adalah remaja termahal di sepakbola dunia.

Baca juga: Sorotan Jose Mourinho Tentang Laga Awal Premier League, Paul Pogba, dan Luke Shaw

Shaw memang begitu spesial di mata Mourinho. Terutama penampilannya sepanjang musim 2013/2014 bersama Southampton. Ia bermain dalam 35 dari 38 laga Premier League dan mendapat satu tempat dalam PFA Team of the Season pada musim yang sama. Catatan tersebut yang membuat namanya dilirik oleh klub-klub besar Premier League lainnya.

Sayangnya, Mourinho kalah dari Louis van Gaal. Shaw memilih Manchester ketimbang London dan menjadi rekrutan kedua setelah Ander Herrera. Sementara Chelsea beralih ke bek kiri Atletico Madrid, Felipe Luis.

“Kami tidak bisa membiarkan itu (membayar mahal untuk Shaw). Saya tidak mengkritik klub lain karena mereka (United) bisa membayar apa yang mereka inginkan. Saya tidak akan berkomentar soal itu. Tetapi untuk klub saya, membelinya dengan mahal adalah hal negatif bagi kami. Kami harus mengambil keputusan dan (harga) Felipe jauh lebih murah.”

Baca juga: Tubuh Gemuk Luke Shaw

Dua musim kemudian, Mourinho pun akhirnya bisa bekerjasama dengan Shaw setelah menjadi manajer United menggantikan Van Gaal. Akan tetapi, status Shaw saat itu telah berubah dari pemain muda penuh talenta menjadi pemain muda yang akrab dengan cedera.

Sejak pindah ke United, Shaw menjadi pemain yang akrab dengan ruang perawatan. Enam cedera sudah pernah dialami dan rata-rata membutuhkan waktu pemulihan yang sangat lama. Hal ini membuat dirinya kehilangan hampir 100 pertandingan bersama Setan Merah. Ia bahkan beberapa kali harus tergusur ke tim cadangan karena dianggap belum layak masuk tim utama United di era kepelatihan Mourinho. Padahal Shaw diharapkan bisa menjadi penerus Patrice Evra ketika pertama kali didatangkan.

Salah satu cedera yang membuat karier Shaw hampir berakhir adalah ketika ia mengalami patah tulang kaki karena tekel Hector Moreno. Ketika itu, Shaw lagi bagus-bagusnya mengisi posisi kiri United dan sudah fit dari cedera sebelumnya. Sayangnya, kejadian di Philips Stadium itu memaksanya absen hingga 10 bulan.

Baca juga: Luke Shaw: Saya Ingin Cepat Main di Musim Baru

“Di rumah sakit, saya merasakan rasa sakit yang luar biasa. Itu adalah hal terburuk yang bisa kau bayangkan. Mereka harus bisa bertindak sesuatu karena saya tidak bisa menahan rasa sakit seperti ini. Kakiku harus dibuka agar darah yang menggumpal bisa keluar. Mereka membuat saya tertidur, tetapi ketika saya bangun rasa sakit itu kembali muncul.

Shaw yang Dikritik Mourinho

Setelah sembuh, Shaw pun sempat turun dalam beberapa pertandingan. Akan tetapi, penampilannya sudah tidak seperti ketika ia masih berseragam Southampton. Penampilannya tidak begitu konsisten yang membuat ia kerap menjadi sasaran kritik yang bahkan keluar dari mulut Mourinho sendiri.

“Saya tidak bisa berbicara banyak tentang Shaw. Alasan saya menarik dia adalah dia tidak bermain agresif dan selalu tertinggal dari lawan. Saya pun hanya bisa menarik satu pemain saja dan itu adalah Shaw karena Valencia masih bisa meredam para penyerang mereka dengan baik,” begitu kata Mourinho saat United menang dari Brighton pada Piala FA musim lalu. Beruntung, ia masih bisa bermain sebanyak 19 laga meski kerap kalah saing dengan Ashley Young.

Tidak hanya soal permainan, Shaw pun juga dikritik karena tubuhnya yang semakin gempal. Hal tersebut beberapa kali membuat para pendukung United mempertanyakan komitmennya bersama klub. Beruntung, ia langsung melakukan latihan intensif dan berhasil menurunkan berat badannya.

Penampilan Bagus Shaw vs Leicester City

Musim ini, Shaw kembali mendapat kesempatan untuk membuktikan dirinya masih layak untuk mengisi pos reguler di sisi sebelah kiri. Terlambatnya Ashley Young kembali dari Piala Dunia membuat dirinya menjadi pilihan utama yang tersisa selama pra musim.

Ia pun diturunkan sejak awal ketika United melawan Leicester City Jumat kemarin. Kesempatan yang diberikan tersebut berhasil dimanfaatkan dengan baik. Ia mencetak gol dalam kemenangan United 2-1 sekaligus gol pertama sepanjang kariernya.

“Saya tidak bisa membayangkan kalau saya bisa mencetak gol di Stretford End. Itu adalah perasaan terbaik yang pernah saya miliki. Saya sangat bangga dan senang bisa membantu tim. Semoga keluarga saya bangga mala ini dengan gol pertama saya dan semoga saya bisa mendapatkan kesempatan main lebih banyak lagi dan membantu tim lebih banyak lagi.”

Mendapat gol pertama plus gelar Man of the Match menjadi awalan yang baik bagi Shaw. Usianya yang masih 23 tahun menandakan kalau masa depannya masih sangat panjang. Ia masih memiliki banyak laga yang bisa dimainkan untuk memperbaiki masa depannya bersama United.

Tugas Shaw sekarang adalah mempertahankan level terbaiknya agar terus konsisten di sepanjang musim ini. Ia harus bisa terhindar dari cedera yang kerap mengganggu perjalanan kariernya setiap menjalani kompetisi. Jika ia mampu melakukan itu, maka bukan tidak mungkin surat perpanjangan kontrak akan datang lebih cepat untuknya mengingat kontraknya saat ini tengah memasuki musim kelimanya alias musim terakhir bersama Manchester United.