Paul Pogba akhirnya bisa membawa tim nasional Prancis menembus final Piala Dunia 2018, setelah membungkam perlawanan sengit dari Belgia di semifinal dengan skor tipis 1-0. Meski tak mencetak gol, namun sang gelandang Manchester United menjadi salah satu pilar kekuatan lini tengah skuat asuhan Didier Deschamps tersebut. Pogba memang memegang peran sentral di lini tengah timnya sebagai pengalir bola dari belakang ke depan. Dengan visi bermainnya, pemain berusia 25 tahun itu mampu mengatur permainan ketika timnya menyerang, dan membantu pertahanan saat diserang.

Nama Pogba kini memang terus mencuat sebagai salah satu tokoh utama dalam kesuksesan Prancis sejauh ini di Piala Dunia 2018, hingga berhasil mencuri perhatian publik. Bahkan menariknya, sang manajer di United, Jose Mourinho pun turut memberikan pujian pada pemain bernomor punggung ‘6’ itu.

Pelatih 55 tahun tersebut mengaku senang melihat permainan Pogba bersama tim Les Bleus di laga semifinal itu. Menurutnya, Pogba kini telah menjadi lebih dewasa di lapangan, karena mampu mengontrol emosi untuk tidak bermain egois lagi, dan mampu mengontrol permainan dengan baik.

“Mereka mencoba mengontrol pertandingan, yang mana mereka lakukan dengan performa fantastis bersama [Raphael] Varane dan penampilan Pogba,” ungkap Mourinho. “Saya pikir ini penampilan yang sangat bagus dari Pogba. Pogba telah menjadi dewasa, dia bermain dengan kedewasaan saat memilikinya, untuk mempertahankan posisi dan tetap mengontrol permainan yang dia lakukan,” ungkap Mourinho menyampaikan pujiannya kepada anak asuhnya itu, seperti dilansir oleh Team Talk. Bisa dibilang, Pogba memang mampu jadi otak permainan Prancis di laga semi final tersebut.

Mourinho juga mengomentari soal perubahan peran Pogba, ketika Deschamps memasukkan satu gelandang lagi, Steven N’Zonzi untuk menggantikan striker Olivier Giroud pada pertengahan babak kedua. Pelatih berkebangsaan Portugal itu menilai sang gelandang mampu bertukar peran dengan baik, di mana Pogba kemudian bisa bermain lebih bebas.

“Namun kebebasan itu tidak membuatnya bermain konyol. Dia memiliki kebebasan untuk menjauhkan bola dari area berbahaya, menjaga bola, membantu Griezmann memperoleh peluang bagus. Dia sangat, sangat matang,” tambah Mourinho.

Pujian setinggi langit yang disampaikan Mourinho ini tentu saja jadi sangat menarik, mengingat dia dan Pogba sempat terlibat perselisihan pada paruh kedua musim 2017/2018 lalu. Bahkan, sejak itu mulailah bermunculan rumor bahwa sang pemain akan segera angkat kaki dari Old Trafford.

Seperti diketahui, Pogba tiba-tiba dibangkucadangkan oleh Mourinho dalam laga di Premier League Inggris pada awal Februari 2018 lalu. Keputusan tersebut ditengarai diambilnya setelah mereka dikabarkan berselisih, saat Pogba menolak instruksi Mourinho untuk bertahan dalam pertandingan sebelumnya.

Banyak pihak yang menilai bahwa Pogba tak bisa bermain bebas di bawah arahan Mourinho; jauh berbeda ketika jebolan akademi United itu masih membela Juventus di Serie A Italia selama empat musim sebelum kembali ke Old Trafford pada musim panas 2016 lalu.

Ketika bersama klub berjuluk La Vecchia Signora itu, Pogba diberi kebebasan bergerak dan berkeliaran di seluruh area lapangan untuk membuka ruang permainan. Namun, setelah bekerja sama dengan Mourinho, strategi yang diterapkan sang pelatih membuat permainan Pogba di United malah tidak bisa lagi berkembang.

Makanya, pemain kelahiran, Lagny-sur-Marne, Paris, Prancis, 15 Maret 1993 itu sering mendapat kesulitan, terutama dalam menemukan permainan terbaiknya. Dalam dua musim terakhir, Pogba memang kerap bermain inkonsisten, sehingga kritik demi kritik terus menyerangnya.

Seharusnya, jika Mourinho paham bagaimana pelatihnya di Prancis memberikan kebebasan kepada Pogba saat berada di lapangan, sehingga kemudian malah memberikan pujian atas performa anak asuhnya itu, tentu sebenarnya dia pun bisa melakukan hal tersebut saat menangani sang pemain di Old Trafford.

Seperti yang dijalani Pogba bersama Prancis di Rusia, tempat dihelatnya Piala Dunia 2018, dengan kebebasan menjalankan peran untuk membantu N’Golo Kante ketika timnya sedang menghadapi serangan lawan, dan lalu membantu Antoine Griezmann mengkreasikan serangan tim, maka tentu saja performa sang gelandang bersama United pun bisa sebagus itu.

Mourinho memang tidak bisa memaksa Pogba untuk bermain bertahan, karena jelas dia bukanlah gelandang bertahan. Karakter permainannya sendiri lebih tepat sebagai gelandang murni yang bebas bergerak di tengah lapangan. Sekarang, seharusnya Mourinho bisa merefleksikan dirinya dan belajar untuk memahami Pogba.