Foto: Blamefootball.com

Masuknya Ole Gunnar Solskjaer langsung mengubah nasib Manchester United. Dari yang sebelumnya akan tercecer ke papan tengah, kini mereka menatap peluang untuk kembali masuk ke posisi empat besar. Tidak hanya nasib, Ole juga mengubah wajah Manchester United menjadi lebih bergairah dibanding ketika dipegang manajer sebelumnya.

Beberapa pemain yang menurun bersama Mourinho, tiba-tiba berkembang secara signifikan saat The Baby Faced Assasin masuk sebagai pelatih interim. Yang paling pesat tentu saja sosok Paul Pogba yang kini menjadi salah satu andalan Setan Merah untuk mendulang gol demi gol.

Selain Pogba, Ander Herrera juga mengalami perkembangan dari segi permainan. Setelah hanya berperan sebagai pelapis Marouane Fellaini di awal musim, kini Herrera menjadi salah satu dari dua Defensive Midfielder yang digunakan Ole setiap pertandingannya. Perannya sebagai box to box dan taktik Ole yang begitu cair, berhasil mengeluarkan kemampuan terbaik pemain 29 tahun ini.

“Salah satu kualitas saya adalah saya bisa menjadi seorang gelandang box to box. Saya bisa membantu tim dengan bola maupun tanpa bola, dan Ole suka dengan hal itu. Saya juga suka membantu David (De Gea) dan para pemain bertahan. Selain itu, saya juga bisa mencetak gol,” kata Herrera.

Salah satu kelebihan Ander Herrera sebagai seorang pesepakbola adalah kemampuannya menjalani peran yang berbeda-beda dalam satu pertandingan. Hal ini menjadi alasan mengapa Manchester United begitu ngotot mendatangkannya pada 2014 lalu. Ia bisa menjadi gelandang bertahan, deep lying midfielder, dan playmaker.

Kelebihannya tersebut pernah ia tunjukkan saat United mengalahkan Chelsea pada musim 2016/2017. Saat itu, ia sukses mematikan pergerakan Eden Hazard, penyumbang satu asis untuk gol Marcus Rashford, dan mencetak gol pada babak kedua. Herrera bisa bertahan dan menyerang dengan sama baiknya.

Akan tetapi, taktik ini tidak pernah muncul lagi ketika memasuki musim kedua dan ketiga Jose Mourinho di Manchester United. Mourinho lebih suka menduetkan Nemanja Matic dan Paul Pogba yang membuat menit bermainnya menjadi terbatas. Belum lagi kegemaran Mourinho yang menggunakan Marouane Fellaini yang sempat menimbulkan isu kalau Herrera akan masuk daftar jual United musim lalu.

Sebelum masuknya Ole, Herrera kerap menghangatkan bangku cadangan dan hanya masuk sebagai pemain pengganti pada babak kedua. Pada 10 pertandingan liga pertama pada musim ini, ia hanya satu kali menjadi starter. Mantan pemain Real Zaragoza ini baru mendapat jatah sebagai pemain inti ketika menginjak pekan ke-14 saat melawan Southampton.

Penampilannya baru benar-benar berkembang pesat saat Ole Gunnar Solskjaer masuk sebagai pelatih. Dalam tiga pertandingan di bawah Ole, Herrera sudah memberikan kontribusi berupa satu gol dan dua asis.

Ketika tim dipegang oleh Solskjaer, Herrera bermain lebih sering ke depan dan bahkan tidak jarang mendekati kotak penalti. Proses gol pertama Paul Pogba di laga melawan Huddersfield berasal dari beraninya Herrera mencari bola dan menekan pemain belakang lawan di kotak penalti mereka sendiri.

Dengan naiknya posisi Herrera, dua bek tengah United menjadi lebih rajin untuk menggiring bola ke luar dari wilayahnya. Baik Phil Jones dan Victor Lindelof mampu mengeluarkan potensinya sebagai ball playing defender dan bisa memenuhi keinginan Solskjaer yaitu membangun serangan dari fondasi awal yaitu lini belakang.

Meski Herrera kerap berada di depan, namun lini tengah sebisa mungkin tidak dibiarkan kosong begitu saja. Terkadang, dua pemain depan United mundur mengisi posisi yang ditinggalkan Herrera. Dengan mundurnya dua pemain depan ke lini tengah maka Nemanja Matic bisa melindungi dua bek tengah apabila build up serangan mereka gagal. Hal ini yang membuat serangan United menjadi lebih cair dan tidak kaku layaknya di era Mourinho.

“Saya pikir cara terbaik untuk mempertahankan hasil pertandingan adalah tetap menyerang. Terkadang Anda harus berhati-hati, tapi saya pikir itulah yang kami harus lakukan (menyerang). Kami terus membuat peluang demi peluang. Dengan kualitas pemain depan yang kami miliki, sulit rasanya untuk tidak bisa menciptakan peluang atau mencetak gol.”

Selain itu, Herrera juga tidak berdiri terlalu jauh dengan pemain yang berada di dekatnya. Hal ini berguna untuk dua situasi yaitu menyerang dan bertahan. Saat menyerang, Herrera akan mencari ruang kosong untuk melepaskan umpan lambung seperti ketika melawan Bournemouth atau mencari ruang kosong untuk menembak langsung seperti golnya ke gawang Huddersfield.

Saat bertahan, keberadaan Herrera akan berguna untuk mencari bola kedua atau melakukan pelanggaran taktis yang menjadi ciri khas permainannya. Sebuah bukti kalau Herrera punya wawasan pertandingan yang sangat baik (game insight). Wawasan yang berguna untuk taktik counterpressing milik Ole Gunnar Solskjaer.