Perayaan gol Bruno ketika melawan Spurs. Foto: The Busby Babe Nation

Rasa haus untuk menonton Manchester United akhirnya terobati Sabtu (20/6/2020) dini hari tadi. Pada lanjutan Premier League pekan ke-30, Setan Merah bertemu dengan Tottenham Hotspur. Dalam kunjungan pertama ke markas anyar Spurs, United berhasil memperpanjang rentetan tidak terkalahkan mereka menjadi 12 laga. Sayangnya, mereka hanya mendapat hasil imbang 1-1.

Spurs mencetak gol terlebih dahulu melalui tendangan kencang Steven Beergwijn pada menit ke-27. United akhirnya diselamatkan oleh penalti Bruno Fernandes sepuluh menit jelang pertandingan berakhir.

Berkaca dari statistik pertandingan, United memang menguasai laga. Mereka menguasai 69% penguasaan bola dan membuat sepuluh percobaan dengan enam yang mengarah ke gawang Hugo Lloris. Meski terkesan dominan, namun United sebenarnya kesulitan untuk membongkar pertahanan rapat milik Jose Mourinho tersebut.

Sedari awal, Mourinho membiarkan United untuk menguasai bola. Tujuannya bukan untuk membiarkan mereka diserang terus menerus melainkan Mourinho ingin mencari momen ketika United melakukan kesalahan. Bagi Mourinho, tim yang menguasai bola lebih banyak rentan untuk melakukan kesalahan. Inilah yang ia dapatkan ketika menghadapi United kemarin.

Pada babak pertama, Spurs jauh lebih berbahaya dibanding United dengan dua peluang emas yang satu diantaranya menjadi gol dari Bergwijn. Semua didapat dari kesalahan pemain belakang United dalam membentuk barisan pertahanan. Keseringan menguasai bola, membuat garis pertahanan United menjadi lebih dekat ke garis tengah. Sayangnya, tingginya garis pertahanan United tidak diimbangi dengan koordinasi yang baik antar pemain.

Inilah yang dimanfaatkan Spurs melalui kecepatan seorang Bergwijn pada proses gol pertama. Shaw yang salah perhitungan membuat Maguire berdiri lebih condong ke kiri yang menimbulkan celah antara dia dengan Lindelof. Celah ini yang dimanfaatkan Bergwijn melalui kecepatannya.

“Mereka seharusnya jangan pulang naik bus tim. Naik taksi sendiri saja ke Manchester. Saya terperangah melihat bagaimana bisa Maguire yang merupakan bek timnas Inggris berlari seperti itu dan tidak bisa menghentikan Bergwijn. Kemudian, De Gea juga tangkapannya sangat buruk,” kata Roy Keane yang menjadi pundit di Sky Sports.

Sah-sah saja menyebut Mourinho bermain negatif, membosankan, hingga yang lebih ekstrem menjijikkan. Namun dengan taktik yang dianggap orang menjijikkan tersebut, Mourinho sukses membuat United tidak berkutik. Ketika menguasai bola di lini pertahanannya sendiri, pemain Spurs akan mundur ke lini pertahanan mereka. Ketika bola coba diberikan kepada dua double pivot United, mereka akan langsung menekan. Inilah yang membuat United cukup sulit untuk menguasai lini tengah mereka. Setelah bola direbut, mereka akan siap melakukan serangan balik dengan memanfaatkan kecepatan Son dan Bergwijn. Son mendapat satu peluang dari hasil skema permainan ini ketika sundulannya ditepis oleh De Gea.

United bukannya tanpa usaha. Penguasaan bola mereka yang hampir 70 persen menunjukkan betapa kerasnya usaha United. Akan tetapi, United lagi-lagi menunjukkan kelemahan mereka ketika menghadapi lawan yang menggunakan garis pertahanan rendah.

Tidak bisa mengalirkan bola melalui lini tengah membuat United hanya bisa mengalirkan bola ke sisi sayap mereka. Cara ini pada akhirnya tidak efektif karena Spurs beberapa kali membuat build up play mereka gagal melalui kombinasi zonal marking dan man to man marking yang diterapkan Mourinho. Beberapa kali Daniel James dan Marcus Rashford kesulitan mengirimkan bola ke lini depan karena pengawalan ketat para pemain Spurs. James bahkan tidak memberikan kontribusi sama sekali dan sempat frustrasi hingga mendapat kartu kuning.

Kesulitan menembus ruang antar lini Spurs membuat Bruno beberapa kali turun mencari bola. Sayangnya, Bruno juga kebingungan karena minimnya pergerakan tanpa bola rekan setim serta umpan-umpannya bisa dimentahkan dengan mudah oleh pemain Spurs.

Permainan United baru membaik ketika Mason Greenwood dan Paul Pogba masuk menggantikan James dan Fred. Terutama Pogba yang duetnya dengan Bruno sudah dinanti-nanti sejak lama. Hadirnya gelandang Prancis ini membuat United pelan-pelan bisa keluar dari pressing Spurs. Penalti yang didapat hadir melalui kemampuan Pogba yang bisa melepaskan diri dari tekanan Eric Dier hingga memaksa pemain timnas Inggris itu untuk melakukan pelanggaran.

Sepanjang babak kedua, Spurs juga memilih untuk bermain bertahan dan mempertahankan keunggulan 1-0 yang mereka punya. Sesekali mereka mencoba menyerang United dengan serangan balik. Sayangnya, mereka tidak punya pemain yang bisa mendistribusikan bola dengan baik seperti Christian Eriksen.

Sebaliknya, United juga tidak bisa berbuat lebih dari sekadar mencetak satu gol. Meski memiliki banyak peluang, namun peluang yang bisa dibilang berbahaya begitu sedikit. Mungkin hanya tendangan Rashford dan Martial yang ditepis Lloris, serta tendangan Greenwood yang melebar, yang bisa dikatakan berbahaya. Sisanya, United kembali menunjukkan kelemahan mereka ketika menghadapi lawan-lawan yang bermain menggunakan blok rendah. Namun setidaknya perubahan taktik yang dibuat Ole cukup untuk menghindarkan Setan Merah dari kekalahan.

“Selama setengah jam pertama kami bermain dengan sangat lamban. Namun pada babak kedua, kami mulai menjadi diri kami sendiri,” kata Solskjaer selepas pertandingan.