Foto: Twitter Man United

Attacking midfielder Manchester United, Juan Mata, bermain memukau pada laga 16 besar Piala Liga 2020/21. Menghadapi Brighton and Hove Albion, Mata menyumbang satu gol dan satu asis untuk membawa Setan Merah menang dengan skor telak 3-0.

Atas apiknya penampilan Mata, dia pun berhak untuk membawa gelar Man of the Match. Ini merupakan kali kedua gelandang asal Spanyol itu mendapatkan gelar serupa setelah ia juga bermain gemilang pada pertandingan sebelumnya melawan Luton Town. Ketika itu, Mata mencetak satu gol melalui titik penalti.

Tampil sejak menit pertama, Mata ditempatkan oleh Ole di sisi sayap sebelah kanan. Seperti biasa, Mata akan bergerak ke dalam ketika menguasai bola dan akan melakukan rotasi dengan Van de Beek dan Daniel James. Pergerakannya yang cair ini membuat lini belakang Brighton cukup kerepotan membendungnya.

Pada menit ke-16, Mata memberikan umpan cantik kepada Odion Ighalo yang tinggal berhadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang Jason Steele. Sayang, Ighalo kehilangan keseimbangan sehingga sentuhan terakhirnya hanya membentur tiang gawang.

Sejatinya, inilah satu-satunya peluang emas yang dimiliki United pada babak pertama sebelum gol Scott McTominay. United sendiri bermain cukup canggung pada babak pertama. Ole mengakui kalau timnya seperti tidak memiliki ritme bermain yang jelas selama kurang lebih 20 hingga 25 menit pertandingan. Pada periode tersebut, United sebenarnya berhasil beberapa kali membuat pertahanan Brighton dalam posisi yang renggang. Akan tetapi, tidak ada yang berani untuk membuat killer pass di sepertiga akhir sehingga United hanya membuat umpan-umpan aman saja ke belakang atau ke samping. Beruntung, United menutup 45 menit pertama dengan keunggulan 1-0 melalui sundulan Scott McTominay memanfaatkan asis Mata pada situasi tendangan bebas.

Selama 90 menit, Mata dua kali menerima pelanggaran dari lawan dan menjadi pemain di belakang striker yang menyentuh bola paling banyak. Ia mungkin mengumpan lebih sedikit dari Fred yang menjadi pemain tengah dengan percobaan umpan terbanyak. Namun, dari 48 umpan yang dilakukan Mata, 20 diantaranya ia buat ke sepertiga akhir. Bandingkan dengan Fred yang mayoritas dari 78 passing yang dilakukan hanya dilakukan ke samping atau ke belakang.

Mata juga menjadi pemain United yang paling banyak mencatatkan key pass yaitu empat atau setengah dari jumlah key pass yang dibuat Setan Merah. Catatan ini mengulang penampilannya ketika bertemu Luton yang juga sama-sama membuat empat key pass. Ia menjadi pemain yang mendapat rating tinggi dari WhoScored dengan nilai 7,9. Ole Gunnar Solskjaer mengaku senang melihat penampilan Mata khususnya ketika ia mencetak gol. Saat itu, ia dengan cerdik masuk ke kotak penalti dan menerima bola dengan cantik berkat flick dari Van de Beek. Gol ini juga menjadi gol ke-50 bersama United.

“Pemain sepakbola yang baik saling memahami satu sama lain. Juan membuat penyelesaian akhir yang sangat bagus. Dia tampak ingin menyentuh bola lebih banyak dari yang lain dan gol yang ia buat adalah salah satu gol yang bagus,” kata Ole selepas laga.

Juan Mata dijuluki sebagai El Mago atau The Little Magician. Hal ini tidak lepas dari kemampuan Mata yang memiliki kontrol bola yang baik serta visi yang mumpuni dalam memberi umpan dan menciptakan peluang.

Sayangnya, peran Mata dalam dua musim terakhir memang sedikit terpinggirkan. Ole menginginkan empat pemain depannya bisa saling bertukar tempat dan peran di saat yang bersamaan sehingga ia membutuhkan pemain-pemain yang memiliki kecepatan. Inilah yang tidak dimiliki oleh Mata sehingga pos sebagai gelandang serang diisi bergantian oleh Bruno Fernandes, Donny Van de Beek, atau bahkan Jesse Lingard.

Inilah yang membuat Mata sejauh ini baru bermain di ajang Piala Liga saja. Pada pertandingan di Premier League musim ini, Mata belum mencicipi satu menit pun meski tidak ada salahnya United beberapa kali mencoba memainkan Mata mengingat mereka kerap mengalami kebuntuan ketika bermain.

Meski Mata bukan pemain yang cepat, dan usianya yang sudah tidak berada dalam periode emas, namun Mata mengatasinya dengan kecepatan otaknya untuk berpikir ketika menguasai bola. Selain membawa United lolos ke babak 8 besar Piala Liga, penampilan apiknya semalam seolah menunjukkan kepada Ole Gunnar Solskjaer kalau ia masih layak untuk mendapat banyak kesempatan bermain.