Kemenangan akhirnya datang pada saat yang tepat. Setelah dua laga menghadapi dua klub asal London tidak berakhir dengan baik, Manchester United akhirnya bisa pulang dengan senyum di wajah.

Manchester United sukses menjalankan tugas mereka dengan baik. Bermain pada leg pertama semifinal Piala Liga melawan Nottingham Forest di City Ground, mereka menang telak dengan skor 3-0. Hasil ini membuat langkah mereka untuk melaju ke Wembley tampak begitu mulus mengingat mereka punya keunggulan tiga gol dan bermain di kandang mereka sendiri.

Berikut adalah beberapa hal menarik dari pertandigan yang dipimpin oleh wasit Michael Oliver tersebut.

Kontrol Penuh 90 Menit

Sedari awal Erik ten Hag tampaknya sangat serius untuk mengincar turnamen ini. Itulah kenapa dia tetap menurunkan pemain terbaiknya termasuk sang top scorer klub, Marcus Rashford. Hanya ada satu perubahan yang ia lakukan yaitu memainkan Victor Lindelof sebagai tandem Lisandro Martinez.

Hasilnya United sukses memegang kendali di semua lini sepanjang 90 menit. Lini belakang tampak padu meski beberapa kali mereka masih mendapat serangan. Di lini tengah, United bersyukur bisa kembali memainkan Casemiro. Kehadirannya benar-benar menjaga kestabilan serangan United. Begitu juga penampilan lini depan.

Menurut Manchester Evening News, Erik ten Hag sempat marah ketika United kehilangan konsentrasi pada 15 menit terakhir babak pertama. Apalagi setelah Sam Surridge bisa mencetak gol sebelum dianulir karena offside. Momen ini kemudian menjadi catatan bagi sang manajer karena dalam prosesnya para pemain United lengah dalam menjaga areanya.

Meski begitu, United bisa pulih dan menambah satu gol tambahan. Pada babak kedua, United lebih banyak memainkan possesion dan sesekali menyerang tuan rumah. Beruntung mereka bisa menambah satu gol lagi melalui tendangan voli Bruno Fernandes.

Rashford Tidak Terbendung

Sempat dikritik ketika melawan Crystal Palace, tidak butuh waktu lama bagi Rashford untuk kembali ke papan skor. Setelah Arsenal, giliran Forest yang lagi-lagi menjadi korban keganasannya.

Gol yang ia buat pada menit ke-6 membuka jalan bagi kemenangan United. Proses golnya pun juga sangat indah. Rashford melakukan solo run dari sisi sayap sebelah kiri. Mendekati tepi kotak penalti, ia memenangi duel skill sebelum akhirnya mengecoh Wayne Hennessey dengan tendangan kaki kirinya.

Berkat satu golnya ini Rashford tercatat sudah membuat 18 gol dari 29 pertandingan di semua kompetisi. Jumlah ini mulai mendekati musim terbaiknya yaitu ketika membuat 22 gol dari 44 laga pada musim kompetisi 2019/2020.

Namun dari segi rasio, musim ini adalah musim terbaiknya. Rata-rata gol per laga yang ia catat menyentuh angka 0,62 gol per laga. Jauh lebih baik dari musim 2019/2020 yang hanya 0,5 gol per laga. Dengan kata lain, Rashford hampir bisa membuat satu gol setiap kali ia diturunkan.

Kerja Keras Terbayar

Laga dini hari tadi juga menjadi laga yang berkesan bagi Wout Weghorst. Penyerang asal Belanda ini akhirnya mendapat gol pertamanya setelah bergabung dari Burnley sebagai pemain pinjaman. Ia memaksimalkan bola rebound hasil tendangan keras Antony.

Sejak bergabung beberapa waktu lalu, Weghorst sebenarnya sudah menunjukkan penampilan yang bagus. Pergerakannya yang mobile membantu United dalam melakukan pressing dan juga menjadi pemantul ketika melakukan serangan. Sayangnya, hanya gol saja yang belum ia dapat. Beruntung, ia akhirnya mendapatkannya dini hari tadi.

“Sebagai seorang striker, Anda tentu ingin mencetak gol dan saya mendapatkan yang pertama. Saya senang dengan gol ini tapi saya juga senang bisa membantu tim untuk meraih kemenangan,” kata Weghorst.