Sumber: The Busby Babe

Apa yang ditampilkan Manchester United di Old Trafford dini hari tadi menandakan kalau semua pemain masih sayang dengan Ole Gunnar Solskjaer.

***

Entah rumor tersebut benar atau tidak, yang menyebut kalau Solskjaer mendatangi para pemain dalam sesi latihan dan berkata kalau ia akan dipecat jika gagal menang melawan Tottenham Hotspur, namun reaksi para pemain dalam pertandingan ini sangat baik. Mereka menang 2-1 melawan skuad asuhan Jose Mourinho tersebut berkat dua gol Marcus Rashford yang hanya bisa dibalas Dele Alli.

Pada pertandingan ini, United memainkan kembali formasi andalan mereka 4-2-3-1 dan bisa memainkan Scott McTominay di lini tengah. Meski begitu, Anthony Martial absen karena mengalami cedera. Sebelumnya, ada prediksi kalau United akan kembali memainkan formasi tiga bek untuk meminimalisir hilangnya Martial di lini depan. Akan tetapi, Ole akhirnya memilih memainkan Mason Greenwood untuk pertama kalinya sebagai starter yang didukung Jesse Lingard di belakangnya.

Jose Mourinho juga bermain dengan pola yang sama 4-2-3-1 dengan duet Harry Winks dan Moussa Sissoko berperan sebagai poros ganda. Kuartet Son, Moura, Alli, dan Kane, bermain sebagai pemain depan. Keempat pemain ini tampil sangat berbahaya pada tiga laga Spurs sebelumnya.

Ada Apa Dengan Tottenham Hotspur?

Hasil 2-1 seolah menandakan kalau laga ini berjalan sengit. Namun United sebenarnya tampil jauh lebih baik ketimbang kesebelasan London Utara tersebut. Selama 90 menit, mereka mendominasi serangan meski secara keseluruhan penguasaan bola mereka tertinggal dari tim tamu.

Namun yang menarik adalah melihat cara main Tottenham Hotspur. Sejak menit awal tidak terlihat permainan apik mereka yang sudah diperlihatkan dalam tiga laga sebelumnya. Entah karena mereka menderita kekalahan dan belum terbiasa dengan strategi Mourinho, atau instruksi sengaja dari sang manajer untuk bermain tidak terlalu menghabiskan tenaga, namun penampilan mereka kemarin sangat kurang bertenaga.

Ini yang sukses dimanfaatkan oleh tuan rumah untuk terus menekan lini belakang mereka. Mengandalkan sisi Marcus Rashford. Pahlawan United kemarin ini sukses membuat empat tembakan hanya pada jalannya babak pertama saja termasuk gol melalui sepakan kerasnya di half space sebelah kiri.

Spurs bukannya tidak tampil menekan, namun entah kenapa pressing mereka begitu mudah terbaca. Proses gol pertama Rashford misalnya hadir dari keberhasilan Jesse Lingard membuat panik Davinson Sanchez ketika menguasai bola sehingga Rashford bisa memanfaatkan momen tersebut menjadi sebuah gol.

Pemain United bernomor 10 ini patut menjadi man of the match dengan membuat enam sepakan (empat ke arah gawang), dan lima kali dribel sukse. Selain itu, ia kini sudah memiliki 14 gol ketika menghadapi tim-tim big six yang menandakan kalau dia adalah spesialis laga-laga besar.

Peran Krusial Scott McTominay

Satu faktor lain yang bisa membuat United tampil nyaman adalah kembalinya Scott McTominay. Kehilangan pemain Skotlandia ini dalam dua laga sebelumnya benar-benar membuat United mengalami kerugian karena kombinasi Fred dengan Andreas Pereira, pemain yang gemar bagi-bagi wallpaper desktop gratis, kerap tidak berjalan dengan baik.

Pemain didikan Jose Mourinho ini membuat kekuatan lini tengah United lebih terjaga dan lebih seimbang ketimbang diisi oleh Andreas Pereira dalam bertahan dan menyerang. Kombinasinya dengan Fred membuat pemain Brasil ini bisa lebih lancar dalam fokus membangun serangan sehingga tugas pemain depan menjadi lebih mudah. Tidak hanya itu, mantan pemain Shaktar ini sukses membuat delapan tekel dan tiga intersep sekaligus menjadi salah satu penampilan terbaiknya sejak direkrut 2018 silam.

Dengan melemahnya permainan Spurs sejak awal, membuat kerja lini tengah United semakin mudah. 52% bola lebih banyak berkutat pada lini tengah, namun United memenangi second ball yang jauh lebih banyak dibanding Spurs. Selain itu, Whoscored juga melansir kalau Spurs 27 kali kehilangan bola dengan mayoritas terjadi di lini tengah. Hal ini yang membuat tugas lini tengah menjadi lebih mudah dan membuat mereka begitu nyaman menguasai pertandingan.

Ketika dirasa nyaman, Solskjaer baru mengubah formasi pada menit 80-an atau ketika Luke Shaw masuk ke lapangan yang membuat United bermain lima pemain belakang. Hal ini harus dilakukan mengingat Spurs mencari peluang melalui sisi kanan yang dominan dikuasai oleh Serge Aurier. Taktik ini berjalan cukup baik dan membuat United berhasil pulang dengan tiga poin.

Kesimpulan

Pertandingan melawan Spurs menjadi salah satu permainan terbaik United musim ini. Mereka layak menang dan tampil impresif. Laga ini kembali menegaskan kalau musim ini United jauh lebih jago ketika menghadapi tim-tim besar ketimbang melawan tim-tim kecil. Sebuah hal yang positif namun juga negatif karena menandakan kalau tim ini memang belum bisa tampil konsisten di setiap pertandingannya.

Namun yang paling utama, penampilan apik para pemain United ini sukses membuat Ole Gunnar Solskjaer sedikit menarik napas panjang penuh kelegaan. Setidaknya, ia masih memiliki peluang menghabiskan bulan Desember dengan status (masih) menjadi manajer Manchester United.

Sabtu malam atau Minggu dini hari nanti mereka akan melakoni derby Manchester pertama musim ini. Laga ini juga sangat krusial karena menjadi uji konsistensi mereka ketika melawan tim besar. Kekalahan mungkin akan membuat Solskjaer kembali berada di persimpangan, namun tiga poin akan membuat posisinya bisa dipastikan aman setidaknya sampai mereka menjalani momen buruk lagi.

Ya, setidaknya United punya modal cukup untuk melawan City nanti. Selain kemenangan melawan Spurs, mereka juga akan mendapat dukungan dalam bentuk doa dari para suporter rival yang berharap musim ini bisa menjadi juara liga.