Sumber: Sky Sports

Tidak ada target lain selain menang. Itulah yang harus dilakukan Manchester United pada pekan ke-15 Premier League nanti jika ingin mendinginkan situasi. Menang akan membuat karier sang manajer selamat, sedangkan hasil berupa kekalahan akan membuat kariernya mendekati kata tamat.

***

Kamis dini hari nanti (5/12) Setan Merah akan menjamu Tottenham Hotspur. Pembahasan laga ini tidak hanya sebatas kembalinya juru racik Spurs, Jose Mourinho, ke Old Trafford semata. Laga ini juga menjadi pertaruhan bagi nasib Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer Manchester United

Meski beberapa media, lalu Ed Woodward dan manajemennya, terus mengabarkan kalau mereka masih berada di belakang Solskjaer, namun tidak sedikit pula yang memberitakan kalau nasib Solskjaer akan ditentukan dari hasil dua laga ke depan yaitu melawan Spurs dan Manchester City. Daily Mail bahkan melaporkan kalau Solskjaer sudah mengultimatum para pemainnya untuk meraih kemenangan pada laga nanti. Jika kalah, maka besar kemungkinan dia akan dipecat.

Rentetan hasil buruk membuat segala pujian untuk Solskjaer beberapa waktu lalu hilang dalam hitungan bulan saja. Permainan indah yang diharapkan ternyata tidak kunjung muncul. Sebaliknya, tim bermain seperti individu yang kebingungan. Hilangnya kreativitas hingga kurang beruntung kerap menjadi dalih sang manajer untuk mengomentari laga yang tidak bisa mereka tutup dengan tiga poin.

“Saya setuju jika hasil seri yang kami raih musim ini sangat banyak terutama pada laga yang seharusnya kami menangi. Kami memiliki beberapa hasil yang dipengaruhi faktor keberuntungan. Laga melawan Southampton contohnya dimana ada insiden handball,” kata Solskjaer dalam konferensi pers sebelum laga.

Namun 18 poin dari 14 laga menjadi hal nyata yang bisa dilihat dari papan klasemen sementara. Solskjaer wajib memperbaiki torehan minor tersebut. Andy Mitten, salah satu penggemar sekaligus penulis buku-buku best seller tentang United, menyebut kalau raihan 18 poin adalah bentuk penghinaan bagi klub ini. Bahkan Daniel Taylor, penulis The Athletic, merasa heran kenapa masih ada klub yang bahagia meski timnya hanya mendapat rataan poin 1,2 alias tidak dianggap bisa menang pada satu pertandingan yang mereka mainkan.

Meski begitu, Solskjaer masih merasa percaya diri dengan masa depannya. Ia masih bisa tertawa ketika beberapa media bertanya tentang simpang siur kabar kalau nasibnya akan ditentutkan pada minggu ini. Entah tawa tanda lega atau tawa palsu untuk menutupi rasa was-was dalam batinnya.

“Saya berada dalam kondisi bagus. Ketika membaca rumor tersebut, saya hanya bisa tertawa karena saya tahu sumber utama dari segala klaim tersebut tidak berdasarkan apa pun,” tuturnya.

Solskjaer boleh-boleh saja bersikap santai, namun perlu diingat kalau lawan yang mereka hadapi nanti adalah Tottenham Hotspur, kesebelasan yang sedang menikmati kebangkitan bersama Jose Mourinho. Spurs yang sebelumnya selalu berdekatan dengan United kini berada pada peringkat lima dan mulai mengatur asa mereka kembali ke zona Liga Champions. Tiga kemenangan beruntun sudah diraih dengan skor yang mencolok yaitu 3-2 vs West Ham, 4-2 vs Olympiakos, dan 3-2 vs Bournemouth.

Sama seperti Ole pada awal-awal melatih United, para pemain Spurs arahan Mourinho juga kembali tampil menggigit setelah sebelumnya tampil ala kadarnya sejak Agustus lalu. Dele Alli mulai kembali rajin menemui gawang lawan dan Lucas Moura mengaku senang kembali dimainkan Mourinho di sisi kanan.

Dua pemain ini harus diwaspadai oleh United selain Harry Kane dan Son Heung Min. Keempatnya kerap bertukar posisi untuk mengacaukan lini belakang. Ketika Kane turun sedikit, maka Son dan Alli akan mengisi lini depan. Ketika Kane tidak bergerak turun, maka Mourinho akan mengacaukan lini belakang United dengan bola-bola direct ke sisi sayap memanfaatkan kecepatan Lucas Moura dan Son apabila United sedang dalam fase transisi.

Satu aspek yang bisa menjadi senjata United untuk mengalahkan Spurs adalah memanfaatkan pressing yang kerap kendor ketika memasuki menit ke-60 atau 65. Disinilah momen yang seharusnya bisa menguntungkan United jika pada babak pertama mereka berada dalam situasi buntu. West Ham dan Bournemouth adalah dua kesebelasan yang sukses memanfaatkan kelemahan Spurs tersebut.

Akan tetapi, United bukannya tanpa masalah. Selain poin dan posisi klasemen yang tidak bagus, para penggawa United kerap kesulitan ketika menghadapi kesebelasan yang lini pertahanannya bermain rapat. Spurs era Mourinho sedang mencoba untuk memainkan gaya tersebut. Ketika melawan Aston Villa, skema build up United mandek karena tidak ada pemain di depan yang mau bergerak tanpa bola. Inilah yang akan terjadi jika keadaan di atas lapangan tidak berubah. Bola besar kemungkinan hanya akan dibawa ke sayap dan waktu United akan habis hanya untuk mengubah arah serangan karena pemain depan mereka yang malas mencari ruang kosong.

Selain itu, mereka juga kehilangan Anthony Martial yang menderita cedera otot. Lini depan United kerap tampil jauh di luar harapan jika pemain asal Prancis ini tidak bermain.

Susunan Pemain

MANCHESTER UNITED:

David de Gea, Aaron Wan-Bissaka, Harry Maguire, Victor Lindelof, Brandon Williams, Scott McTominay, Fred, Andreas Pereira, Daniel James, Marcus Rashford, Jesse Lingard

TOTTENHAM HOTSPUR:

Paolo Gazzaniga, Serge Aurier, Davinson Sanchez, Toby Alderweireld, Ben Davies, Eric Dier, Tanguy Ndombele, Lucas Moura, Dele Alli, Son Heung Min, Harry Kane