Manchester United gagal menutup pra-musim 2019 dengan kemenangan 100 persen. Menghadapi AC Milan dalam pertandingan terakhir mereka, United hanya sanggup bermain imbang 2-2. Beruntung, mereka bisa mengalahkan Diavolo Rosso melalui adu penalti dengan skor 5-4. Hasil ini membuat Setan Merah gagal mengangkat piala ICC 2019.
Bermain di Millenium Stadium, United tidak bisa memainkan Paul Pogba sejak awal. Gelandang Prancis ini dikabarkan mengalami sakit punggung. Namun ada juga yang memberitakan kalau Pogba sedang bersiap-siap untuk pindah. Hal ini membuat Solskjaer memainkan trio Matic, McTominay, dan Juan Mata. Ketiganya dimainkan untuk menopang trio striker yang diisi Martial, Rashford, dan Andreas Pereira.
United mengawali pertandingan ini dengan baik. Pressing yang mereka jalani sempat membuat lini belakang Milan kesulitan mengembangkan permainan. Proses gol pertama United bahkan datang dari ketidak siapan mereka menghadapi pergerakan Marcus Rashford yang dalam pertandingan ini kembali melakukan pertukaran peran dengan Anthony Martial.
Namun setelah gol ini, penampilan United perlahan mulai mengendur. Terutama lini tengah United yang langsung kehilangan sentuhan. Trio Biglia, Calhanoglu, dan Suso, justru jauh lebih dominan dibanding Matic, McTominay, dan Andreas Pereira. Suksesnya mematikan lini tengah United membuat jalannya pertandingan dikuasai Milan sejak menit 20. Proses gol Suso berasal dari keberhasilan mereka membuat panik Nemanja Matic yang didukung juga kesalahan De Gea yang lebih memilih mengumpan kepada mantan pemain Chelsea tersebut alih-alih memberikan kepada Marcos Rojo yang membuka ruang.
Tidak adanya Pogba di lini tengah membuat United kesulitan untuk memegang bola. Pemain Milan seolah paham kalau Matic dan McTominay tidak memiliki kemampuan untuk mengirim bola direct layaknya Pogba sehingga mematikannya cukup mudah yaitu menutup jalur umpan pendek yang biasa mereka mainkan. Peran Juan Mata juga tidak terlihat pada pertandingan ini. Setelah lini tengah dimatikan, penguasaan bola United langsung menurun ke angka 37%. Catatan terendah sepanjang pra-musim. Alasan ini yang mungkin membuat United ngebet mendatangkan salah satu dari Bruno Fernandes atau Paulo Dybala.
“Salah satu keterampilan yang wajib dimiliki seorang gelandang tengah adalah sentuhan pertama, sentuhan kedua, dan umpan jarak 5 yard. Sejauh ini, kondisi pemain tengah United sangat buruk,” tutur akun @UtdArena.
15 menit babak kedua dimulai, permainan United tidak kunjung membaik. Mereka tertinggal 1-2, dan lini tengah tetap kesulitan membangun serangan. Jika mereka berhasil mendekati kotak penalti Milan, maka masalah lainnya muncul yaitu end passing dan penyelesaian akhir. Dua hal yang mendapat perhatian khusus dari Solskjaer setelah melawan Kristiansund beberapa waktu lalu.
Permainan United baru membaik setelah Solskjaer melakukan serangkaian pergantian. Masuknya, Fred, Daniel James, dan Jesse Lingard, langsung mengubah alur serangan United. Nama terakhir langsung mencetak gol tujuh menit setelah masuk. Intensitas serangan di lini depan juga menjadi lebih baik setelah Angel Gomes dan Mason Greenwood masuk menggantikan Martial dan Rashford. Membaiknya penampilan United juga tidak lepas dari keputusan Marco Giampaolo yang juga mengganti para pemain utama dengan beberapa pemain muda.
Pada babak adu penalti, kelima penendang United yaitu Jesse Lingard, Ashley Young, Mason Greenwood, Angel Gomes, Daniel James, sukses menjalankan tugasnya dengan baik. Di kubu Milan, hanya Daniel Maldini yang tidak bisa mengecoh David de Gea.
Laga melawan Milan menjadi akhir dari perjalanan pra-musim United yang sudah dimulai sejak 13 Juli 2019. Lima kemenangan dan satu hasil imbang menjadi awal yang bagus bagi mereka yang ingin memperbaiki catatan buruk mereka pada musim lalu. Semoga di sisa waktu yang ada, Solskjaer bisa menemukan bentuk permainan dan formasi ideal yang dia inginkan. Selain itu, kekurangan yang terjadi sejak pra-musim diharapkan bisa diperbaiki pada pertandingan pertama nanti melawan Chelsea. Salah satunya adalah lini tengah yang tampak masih kesulitan jika tidak ada seorang Paul Pogba.