Kemenangan 3-0 Manchester United atas tuan rumah Sunderland tidak bermakna tiga poin semata. Dengan kemenangan ini, Setan Merah terus mencoba untuk menekan posisi keempat atau bahkan ketiga yang saat ini diisi oleh Manchester City dan Liverpool. United juga memperpanjang rekornya menjadi 21 laga tidak terkalahkan. Ibra cs., bahkan mempertegas mereka sebagai Si Jago Tandang dengan terus tidak terkalahkan di sembilan laga away di musim ini. Seperti dilansir Squawka, dari kemenangan yang diperoleh United atas skuad David Moyes ini terdapat lima hal penting yang terjadi di Stadium Of Light.

Fellaini yang Diberikan Kesempatan Menjadi Kapten

Sudah banyak cacian dan makian yang diberikan penggemar United kepada seorang Marouane Fellaini. “Ia tidak bisa lari, tidak bisa ngumpan, bahkan tekelnya sembrono, Cuma tinggi sama kepalanya aja yang berguna.” Itulah ucapan yang sering terdengar jika berbicara tentang Fellaini. Namun di pertandingan kali ini secara mengejutkan Mou memainkan kembali Fellaini dan memberikan ia kesempatan sebagai kapten tim.

Keputusan Mou menjadikan eks Everton ini sebagai kapten pun terbilang mengejutkan. Jika melihat 11 pemain yang diturunkan mungkin lebih layak jika Ibrahimovic atau bahkan Pogba yang didaulat sebagai kapten. Akan tetapi mungkin pemberian ban kapten ini adalah sebagai hadiah Mou atas membaiknya penampilan Fellaini. Dalam liga Inggris musim ini ia sudah 76 kali memenangi duel udara serta 32 kali melakukan tekel sukses. Namun tetap saja pemilihan “si kribo” sebagai kapten ini terasa aneh. Ya seaneh ketika melihat Phil Jones mengambil sepak pojok di era Van Gaal.

Betapa Malangnya Nasibmu Moyes

Pasti terbersit di pikiran seorang David Moyes bahwa apabila ia tidak menerima pinangan United empat tahun silam, mungkin ia akan merasa bahagia menangani Everton. Selepas dipecat oleh United pada April 2014 lalu, Moyes seperti kesulitan untuk membuat tim yang ditanganinya setidaknya memiliki prestasi layaknya Everton di zamannya.

Di Manchester ia sulit berkembang, di Real Sociedad ia menjadi olok-olokan karena kurang fasih bahasa Spanyol, di Sunderland ia bahkan sempat terancam hukuman karena berkata kasar kepada seorang wartawan. Hasil pertandingan di Minggu malam pun membuat Sunderland makin terbenam di posisi terbawah. Hanya bermodal 20 poin, berselisih 10 poin dari peringkat 17. Dari tujuh pertandingan terakhir, enam diantaranya berakhir kekalahan dan tidak bisa mencetak satu gol pun.

Bersinarnya Bintang-Bintang United

Terlepas dari posisi terakhir Sunderland, pertandingan di minggu mala mini menjadi ajang untuk Ibra, Pogba dan Mkhitaryan untuk bersinar kembali setelah sempat meredup beberapa pekan. Pogba nampaknya sudah tidak bermasalah dengan cideranya. Pergerakannya pun terlihat cair di laga ini dan hampir terlibat di seluruh permainan.

Sementara Mkhitaryan tidak menyia-nyiakan peluang setelah mendapatkan ruang tembak di antara penjagaan Lamine Kone. Sementara Ibra kembali membuat gol indah melalui tembakan melengkungnya yang sulit dijangkau oleh Jordan Pickford. Untuk jangka panjang, ada baiknya United tidak hanya mengandalkan ketiga pemain ini saja untuk menjadi poros serangan jika ingin menjadi juara di Premier League musim depan. Sejauh ini United bahkan terlihat kesulitan apabila salah satu diantara Mkhitaryan dan Ibrahimovic mendapat pengawalan ketat dari para bek lawan.

Craig Pawson dan Kartu Merah Larsson

Pekan lalu Craig Pawson mendapatkan sorotan karena tidak memberikan hadiah pinalti ketika Andros Towsend melakukan hand ball ketika Crystal Palace melawan Chelsea. Namun alih-alih memperbaiki kesalahan, pengadil 37 tahun ini kembali membuat keputusan kontroversial ketika memberikan kartu merah langsung kepada Sebastian Larsson pada menit ke-43.

Banyak pundit yang menilai bahwa apa yang dilakukan wasit dari Yorkshire selatan ini terlalu keras. Sekilas memang kontak yang dilakukan rekan timnas Ibra ini terlihat minimal. Banyak yang mengatakan bahwa sekarang ini wasit seperti kebingungan untuk memutuskan tekel dua kaki yang seperti apa yang pantas diganjar dengan kartu merah langsung. Namun dalam pertandingan ini nampaknya Pawson menganggap tekel Larsson berbahaya dan pantas dikartu merah.

Sergio Romero Sebagai Antisipasi Jika De Gea Pindah

Untuk pertama kali sejak 63 pertandingan, Manchester United akhirnya tidak memainkan David De Gea di premier league. Performa penjaga gawang Spanyol ini memang terlihat menurun di beberapa pertandingan terakhir. Keputusan memainkan Sergio Romero pun terbilang tepat.

Mantan penjaga gawang Sampdoria ini berhasil membuat penyelamatan penting terutama ketika menahan tembakan jarak dekat Victor Anichebe. Ini merupakan starter pertama Romero sejak pertandingan melawan Swansea Agustus 2015 silam. Sejauh ini, penampilan kiper yang membawa Az Alkmaar juara liga Belanda 2009 terbilang apik. Dari 12 laga yang sudah ia mainkan, sembilan diantaranya diakhiri dengan status tidak kebobolan.