Ada masa ketika sebuah kesebelasan bisa meraih kemenangan meski bermain tidak terlalu baik atau bahkan tidak sesuai dengan gaya main mereka. Ugly Win istilahnya dalam dunia sepakbola, ketika permainan yang cenderung biasa-biasa saja masih bisa menghasilkan tiga poin.

Itulah yang dialami Manchester United pada laga kemarin. Mereka berhasil meraih kemenangan 2-0 atas Crystal Palace dengan penampilan yang kurang menarik secara keseluruhan. Bukan berarti United menang beruntung, hanya memang penampilan mereka terkesan kurang menggigit dan tidak seperti saat mereka mengalahkan Brighton atau Bournemouth. Tiga poin yang diraih pada akhirnya cukup krusial untuk terus menekan Leicester dan Chelsea yang berada di atas mereka.

Rotasi Mengejutkan

Banyak yang menyebut kalau hasil imbang yang didapat United di kandang melawan Southampton disebabkan hilangnya fokus akibat tenaga mereka yang diporsir. Oleh karena itu, Ole melakukan beberapa rotasi. Scott McTominay kembali bermain mengganti Nemanja Matic sebagai gelandang tengah.

Yang mengejutkan adalah munculnya nama Timothy Fosu-Mensah sebagai bek kiri. Kehilangan Shaw dan Williams tidak membuat Ole memilih Dalot sebagai bek kiri. Namun ia memilih memainkan Mensah yang sudah tiga tahun tidak bermain untuk United sejak awal.

Sayangnya, Mensah bukan bek kiri murni. Ia tidak punya speed layaknya Shaw. Ini yang membuat dia jarang melakukan overlap. Ia lebih banyak bermain aman dengan hanya memberi umpan ke samping atau ke belakang.

Ini juga yang membuat United kehilangan alternatif serangan saat bola-bola dari tengah tidak berjalan dengan baik. Start United sendiri memang cukup lambat dan hal itu terlihat jelas. Lagi-lagi faktor kelelahan menjadi alasan utama meski ada juga yang bilang kalau United tidak ingin mengeluarkan banyak tenaga karena akan menghadapi Chelsea tiga hari kemudian.

Tidak adanya kekuatan serangan dari sayap kiri yang menjadi andalan, membuat Rashford harus beberapa kali harus bergerak ke dalam untuk menambah opsi. Ini juga membuat Martial kerap bergeser ke half space kiri. Sayangnya, ini juga tidak bisa membuat United menciptakan peluang. Bahkan dalam 25 menit, United hanya punya satu umpan yang memecahkan ruang antar lini Palace.

United juga beruntung karena Palace sendiri juga tidak terlalu istimewa. Mereka memang lebih banyak mengancam pada babak pertama, namun serangan mereka juga mudah terbaca. Palace hanya terpaku pada Wilfried Zaha yang juga sering kehilangan bola layaknya Paul Pogba di kubu United. Keberadaan Fosu Mensah yang bisa jadi titik lemah tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Joel Ward atau Andros Townsend.

Membaik Pada Babak Kedua

Beruntung United punya pemain seperi Rashford dan Martial. Dua pemain yang pandai dalam pindah posisi untuk memperkaya opsi serangan sekaligus mengacaukan pertahanan tim lawan. Kombinasi ketiganya dengan Bruno melalui kerja sama segitiga menghasilkan gol pertama. Buah kecerdikan dari seorang Martial yang pergerakannya memancing Ward untuk terus mengikutinya yang membuat Rashford mendapat ruang bebas untuk mencetak gol pertama.

Pada babak kedua, permainan United mulai membaik. Ada beberapa kesalahan yang masih sering dilakukan yang salah satunya menghasilkan gol bagi Palace melalui Jordan Ayew. Beruntung, ada VAR yang menganulir gol tersebut meski kaki pemain Ghana tersebut hanya sekian millimeter saja dari kaki Wan-Bissaka.

Ole kemudian merotasi bentuk mereka dari yang sebelumnya 4-3-3 dan 4-2-3-1 menjadi 4-4-2. Ia memainkan Matic dan Jesse Lingard. Nama terakhir dimainkan agar bisa mengurangi intensitas serangan Palace dari sisi kiri yang begitu aktif. Lingard sendiri punya kelebihan dalam hal melakukan pressing.

Lingard sendiri memiliki peran penting dalam proses gol kedua. Ucapan ini memang tidak mengada-ngada. Dia berusaha membuat Patrick van Aanholt tidak merapat agar Martial bisa mendapat ruang untuk mencetak gol kedua. Jebakan Lingard akhirnya berhasil dan membuat pemain Belanda tersebut terlambat menutup ruang gerak Martial. Apesnya, Van Aanholt justru mengalami cedera.

Tidak ada gol lagi yang tercipta setelah gol tersebut. Penampilan United juga sangat terbantu dengan penampilan gemilang De Gea yang membuat empat penyelamatan gemilang. Penampilan kuartet lini belakang juga sangat baik.

Tiga poin yang krusial mengingat United bermain dengan segala permasalahan mulai dari krisis pemain lapis, kelelahan, dan sempitnya jarak dari satu pertandingan ke pertandingan lain. Semoga saja penampilan United yang begitu lesu pada laga kemarin bisa dibayar dengan tampil baik ketika bertemu Chelsea. Sebuah pertandingan yang juga penting mengingat ini adalah kesempatan United untuk meraih trofi pertama di era kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer.